Adara Naura

988 66 5
                                    

WARNING⚠️ Dilarang Keras untuk men screenshot cerita ini untuk hal yang tidak baik seperti mengcopy paste, Dilarang Keras plagiat untuk masuk ke sini

Enjoy

H A P P Y R E A D I N G💞💐

H A P P Y  R E A D I N G💞💐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Naura keluar dari ruang ICU, membiarkan Rakha untuk beristirahat sejenak dengan tenang. Udara segar koridor rumah sakit menyentuh wajahnya, membawa sedikit ketenangan di tengah kekacauan emosional yang baru saja dialaminya.

"Naura!" Teriakan familiar itu membuatnya menoleh. Adara berlari ke arahnya dan langsung memeluk tubuh Naura dengan erat.

"Adara?" Naura terkejut. Dia tidak sempat bertemu dengan Adara kemarin saat Adara datang menjenguknya.

"Naura, lo sudah sadar? Lo sudah baik-baik aja?" Adara bertanya dengan penuh kekhawatiran, matanya berkaca-kaca.

"Ya ampun, Naura, gue kangen banget sama lo!" Adara kembali memeluk sahabatnya erat-erat, seakan tidak ingin melepaskannya lagi.

Naura tersenyum, meski matanya masih terlihat lelah. "Gue gak papa, Dar. Buktinya gue bisa berdiri di hadapan lo kan?" ujarnya sambil tersenyum tipis.

"Syukur deh, Naura. Lihat lo baik-baik aja buat kita senang banget!" ujar Gibran yang tiba-tiba muncul di belakang Adara. "Gue benar-benar lega lihat lo bisa berdiri di hadapan kita lagi."

"Oh ya, Rakha gimana?" tanya Gibran, nada suaranya berubah menjadi serius.

Naura menatap Gibran dengan tatapan penasaran. "Lo kenal Rakha dari mana sih? Kayaknya lo masih ada utang cerita sama gue. Kenapa lo tahu soal hubungan gue sama Rakha?"

Gibran menghela napas, seolah siap membuka sebuah rahasia lama. "Sebenernya gue udah kenal Rakha sejak kecil. Dia sahabat gue, sepupu gue, dan gue juga orang kepercayaan keluarganya. Semenjak orang tua gue pisah, gue dibesarkan sama orang tua Rakha. Jadi, intinya gue sama Rakha udah kayak adik kakak, dan gue udah nganggep orang tua Rakha kayak orang tua gue sendiri."

Gibran berhenti sejenak, memberikan waktu bagi Naura untuk mencerna informasi tersebut. "Kemarin emang gue gak sempet hadir di acara pernikahan Rakha, cuman waktu itu Rakha sempet nunjukin foto lo, sama foto pernikahan kalian."

Naura menatap Gibran dengan kaget dan sedikit bingung. "Gue gak tahu ternyata lo masih ada keturunan keluarga Permana?"

Gibran tersenyum kecil, mengenang masa lalu. "Iya, Nau. Gue memang gak banyak cerita soal itu, tapi Rakha dan keluarganya selalu ada buat gue. Makanya, gue merasa bertanggung jawab juga buat bantu dan jagain kalian."

Naura merasakan kehangatan dan ketulusan dalam kata-kata Gibran. "Terima kasih, Gib. gue bener-bener gak tau harus bilang apa. Kehadiran lo di sini sangat berarti buat gue dan Rakha."

MAS RAKHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang