Rafael siang ini sudah berada di rumah rachel , gadis yang menjadi incarannya sejak awal bertemu. Marselino tidak mempermasalahkan dan setuju saja jika temannya ini PDKT dengan adiknya.
" el your grandmother is from Java, where is she? " tanya rachel sambil menikmati lapis pepe buatannya yang dibuat khusus karena rafael meminta ini.
" my grandmother is in Semarang " jawab rafael " cel this is so delicious !" lanjutnya yang sudah banyak mencicipi buatan rachel.
" Haha thank u el ! ehm I want to give your mother too but I'm afraid she won't like it "
" she loves this as much as I do and it tastes just like my grandma makes it so I'm sure she will like it" jawab rafael menyakinkan rachel. Ia senang karena rachel ingat ibunya dan sepertinya gadis ini ingin mengucapkan terimakasih karena sudah bantu rafael memilih kado yang cocok untuknya.
" OK, I'll say hello to your mother later hehe " ucap rachel yang berlalu pergi menuju dapur untuk menyiapkan kotak bekal.
Ponsel rafael tiba tiba bergetar dan menampilkan telepon masuk dari abangnya rachel , marselino ferdinan. Padahal beda lantai saja.
" we bule , rungokno aku ! koe aja ngadi ngadi karo adiku !"
" what ? i dont understand lino plis speak english " jawab rafael dengan wajah bingungnya itu.
" BHAHAHAHAH jancok tenan iki loh" terdengar suara lino menggelegar membuat rafael menjauhkan ponselnya itu.
Rachel datang membawa kotak bekal yang telah dipersiapkan itu. Ia melihat dan mendengar suara abangnya yang kencang dari ponsel rafael.
" who's that ? lino ?" tanya rachel dan hanya dibalas anggukan oleh rafael.
" ABANG JANGAN ANEH ANEH SAMA EL , TURUN SINI GUA MASAK LAPIS PEPE" Rafael baru melihat tingkah laku rachel dengan lino yang sebenarnya. Ia mengira kalau rachel pendiam ternyata salah tapi bukan ilfil malah terlihat gemas.