44

862 69 10
                                    

Pertandingan melawan turmekistan sudah selesai dan dimenangkan oleh indonesia. Mereka masih setia di tribun atas permintaan azizah yang ingin memberikan kecupan singkat untuk arhan karena telah selebrasi menggunakan baju sablon dengan tulisan tanggal pernikahan mereka.

Rafael mendekat ke arah tribun dimana gadisnya itu berdiri. Rachel tahu kalau laki laki ini pasti akan menghampiri, ia mengulurkan tangannya karena rafael  berusaha meraih tangannya.

Wajar saja antara mereka berdua itu terhalang oleh tingginya tribun dan pagar yang untung saja rafael tinggi jadi tetap dapat melakukan komunikasi dengan posisi yang seperti itu

Rachel kaget karena rafael menariknya agar sedikit menunduk. Ia malah menjauhkan wajahnya saat rafael mendekatnya bibirnya , padahal kekasihnya ini hanya ingin mengucapkan sesuatu kepadanya.

" You don't need to move away, I can already feel your lips " bisiknya yang membuat rachel sedikit merinding , langsung saja gadis ini membungkam mulut rafael dengan tangan mungilnya. (kamu gaperlu ngejauh , aku aja udah pernah nyentuh bibir kamu )

Tawa rafael pecah mendapatkan perlakuan seperti itu. laki laki ini hanya meledeknya saja , ia juga tahu itu tidak mungkin di lakukannya apalagi ini negara yang menjunjung tinggi nilai kesopanan.

" HAHAHA btw thank u baby You have worn my jersey" lanjutnya sambil terkekeh lalu setelahnya mencium sekilas punggung tangan gadisnya dan ikut berlari mengikuti team nya yang lain menuju ruang ganti. ( makasih ya kamu udah mau pake jersey aku )

Marselino malah berlari keatas tribun dan menciumi rachel terus menerus tanpa henti sambil memeluk dan mengelus puncak kepada adik tersayangnya itu.

" ASIKKK MENANG COKKK"

"iya..abang selamat...yaa" jawab rachel sambil membalas pelukan abangnya itu dengan erat dan hampir kesulitan bicara.

" tapi udah gasih ? bau banget badan lu ew sono ih " lanjutnya sambil melepaskan pelukan itu tapi marselino tetap memeluknya , ia ingin mengelapkan keringatnya tubuh adiknya itu.

" jow..rokkk...kak ini ih " gumam rachel yang menatap nadia untuk meminta bantuan karena pipinya di unyel unyel oleh marselino sampai membentuk huruf O

" HAHAHAH JELEK BANGET LU "

" sel jangan ngeledek mulu " cegah nadia sambil menarik rachel dari jangkauannya.

" HAHAHA ohiya sampe lupa tadi sebelom ke lapangan , rafa minta izin sama abang ! acel mau ke belanda ? " tanya marselino yang mengubah kosa katanya untuk memberikan arti bahwa dirinya serius bertanya mengenai hal ini

" nanti aja kali sel diomonginnya , rame tau disini " ucap nadia memperhatikan sekitarnya yang masih banyak penonton serta kamera kamera wartawan televisi

" nahiya " jawab rachel dengan menganggukan kepalanya

" siap bos bos besar " ucap marselino sambil berhormat kepada dua wanita kesayangannya ini

Marselino kemudian berlari mengikuti yang lain sebelum ia tertinggal oleh rombongannya. Terlihat diujung sana azizah dan arhan sedang berfoto bersama , nadia langsung menarik rachel agar mengikuti arahnya.

Entah mengapa nadia sangat protec sekali terhadap gadis ini. Ia bahkan tidak segan segan untuk menggandengnya dimanapun tempatnya , bahkan nadia selalu menjadi orang pertama yang datang ketika terjadi sesuatu kepada rachel yang dimana marselino saja kalah cepat.

" acelll "

" ABI ? UMI ? YAMPUN MAAF YA , acel gatau kalau ada abi sama umi disini " ucap rachel segera menyalimi kedua orang tua azizah.

Rafael Struick - 𝐎𝐍𝐌𝐎𝐆𝐄𝐋𝐈𝐉𝐊𝐄 𝐋𝐈𝐄𝐅𝐃𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang