Rachel sudah berada di depan lift dan sebisa mungkin keluar dari stadion dalam keadaan baik baik saja. Ribuan fans Timnas indonesia serta para wartawan televisi sudah berkumpul di depan hanya untuk meminta dokumentasi. Tidak mungkin kalau dia keluar keadaan sembab dan lusuh seperti ini. Ya , meskipun ia tidak tersorot pastinya.
" sayang " Ucap seseorang yang membuat rachel langsung memeluknya dan mengurungkan niatnya untuk memencet tombol lift itu
Ya , itu nadia. Bukan rafael , kalau kalian bertanya kemana laki laki itu. Jawabanya cuma satu , ia sepertinya akan kembali ke hotel. karena tadi ketika rachel berlari kearah kanan untuk keluar justru rafael malah ke kiri , dimana itu arah ke parkiran bus khusus untuk pemain timnas.
" aku minta maaf ya , ga sengaja denger tadi ! aku kesini mau ngajak kamu pulang soalnya ziza diajak abinya bareng sama arhan " Ucap nadia sambil menyandarkan kepala rachel untuk kepundaknya.
" gapapa kak , enak ya kalau misal udah nikah abis pertandingan bisa langsung bareng " jawab rachel yang membayangkan itu bersama rafael. Tapi sesegera mungkin ia langsung menggelengkan kepalanya , ini salah , rafael bukan untuk dirinya.
" aku sayang kak sama rafa !" lanjut rachel yang semakin sesenggukan hingga tubuhnya melemah.
Rafael adalah pacar pertama untuknya dan sekaligus luka terberat yang dia terima. Tidak menyangka jika lelaki itu justru malah menikah dengan orang lain , walaupun bukan kemauan dirinya.
Tidak adalagi kesempatan apapun untuk mereka berdua , semua sudah terlambat. Bahkan saat ini saja rafael tidak mencoba bicara dengan rachel malah seolah tidak peduli.
" Hei bangun bangun , denger aku! " ucap nadia mencoba mengajak rachel untuk berdiri lagi
" udah denger semua kan ka ? gada harapan lagi kan antara aku sama rafa buat bareng ? aku cuma anak kecil yang baru mau masuk kuliah , mana paham aku ngebantuin perusahaan gede dengan investor begitu ! aku gamau kehilangan rafa "
Rachel tidak sanggup lagi menopang tubuhnya , ia benar benar terpuruk dalam luka yang rafael berikan. Bahkan untuk bicara saja sulit rasanya , terlalu kelu.
" bahkan rafa juga begitu cel , kamu harus tau sesayang apa dia sama kamu ! " ucap nadia yang langsung dibantah oleh rachel dengan menggelengkan kepalanya dan terus menangis.
" ACEL DENGER AKU ! " tegas nadia sedikit membentak agar calon adik iparnya itu mau bangkit kembali.
Gadis itu menatap nadia dengan perasaan sedih , dibentak oleh orang yang saat ini menjadi tiang kekuatannya. Ia bergantung pada nadia saat ini agar rasa sedihnya hilang namun malah mendapat perlakuan seperti yang menurutnya tidak mengenakan.
" A..aku aku minta maaf cel , aku ngga ada maksud buat bentak kamu ! aku juga..." ucapan nadia terputus kala rachel berlari ketangga darurat untuk menghindari dirinya.
Sesak yang dirasakan rachel semakin menjadi jadi , harusnya saat ini ia dapat menuangkan kesedihannya dengan marselino namun tidak bisa.
" celll "
Rachel langsung memesan grab online menuju restoran yang lumayan jauh dari stadion. Persetan dengan tidak tahu arah , ia nekat karena sudah terlanjur sakit hati.
Perjalanan terasa cepat sekali ia sudah sampai di depan gedung bernuansa kuning. Warna yang menjadi favoritenya.
" heh neng ndi koe anak kecil ? tak jemput yo "
" gua bisa pulang sendiri "
" acel gamau nurut sama abang ? "
Marselino sepertinya tahu masalah ini dari nadia. Ia hanya ingin sendiri untuk menumpahkan segala perasaannya di gemerlapnya restoran ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafael Struick - 𝐎𝐍𝐌𝐎𝐆𝐄𝐋𝐈𝐉𝐊𝐄 𝐋𝐈𝐄𝐅𝐃𝐄
Fanfiction'' 𝘒𝘶𝘯𝘯𝘦𝘯 𝘸𝘦 𝘴𝘢𝘮𝘦𝘯 𝘻𝘪𝘫𝘯 𝘰𝘧 𝘯𝘪𝘦𝘵? '' ⚠️ 𝐓𝐎 𝐇𝐀𝐕𝐄 𝐅𝐔𝐍