Marselino sudah sibuk dengan kopernya yang sudah ia siapkan diruang tamu kemarin malam. Ia menatap melas kearah rachel karena tidak tega meninggalkan adiknya seorang diri padahal beda beberapa jam saja waktu penerbangan mereka. Ya memangsih rachel tetap sendirian nantinya di pesawat.
" eh lu tauga di dapur ada penampakan , takut gua"
" maksud lu apa bang ?" ucap rachel menaikan satu alisnya
" bayangan item gitu "
" apansi ah " ucap rachel melempar abangnya dengan bantal sofa.
Marselino bukannya berhenti bicara malah semakin menjelaskan dan menunjukan wajah yang serius.
" gua gatau tadi tuh item gitu terus kaya suara orang jalan "
"bodoamat" ucap rachel yang berlari menuju taman belakang rumahnya.
Sebenarnya maksud marselino ini adalah ia ingin rachel ketakutan dan mengurungkan niatnya untuk berangkat seorang diri. Tapi rachel malah tidak memperdulikan ucapan itu , entah takut atau memang sudah hafal tabiat lino yang suka meledeknya.
Sementara itu ditaman rachel memilih untuk duduk di ayunan yang menjadi tempat favoritenya. Ia menunggu balasan chat dari rafael yang katanya sedang mempersiapkan barang untuk ke jepang.
Anggota timnas ke pernikahan arhan dan azizah sekalian latihan dan perkenalan dengan club barunya arhan serta diberi kebebasan liburan disana. Sudah dipastikan rachel ikut karena setiap anggota boleh membawa 1 orang luar timnas tapi tidak diwajibkan.
" apa kuliah disini ajaya " ucap rachel menscroll beberapa rekomendasi universitas yang ada di jakarta.
" wih ada jurusan komunikasi international dan lumayan sih deket GBK ! universitas jakarta sejati "
Gadis itu menyukai komunikasi dan mendalami hal hal tentang itu. Ia memang suka melukis namun sepertinya tidak untuk dijadikan jurusan pilihan karena menurutnya bisa belajar melalui aplikasi.
" DECILLLLL !"
Rachel melirik sekilas kearah belakang melihat abangnya kebingungan. Tapi malah kembali fokus dengan ponselnya.
" EH JANCOK , diajak ngomong malah kabur " ucap lino menonjok pelan lengan adiknya.
Rachel berdecak malas. " diem bang lagi sibuk "
Marselino melirik sekilas ke arah ponselnya dan sedetik kemudian malah mengusap pundak adiknya. Ia tidak menyangka anak kecil yang selalu menjadi sasaran kejahilannya sudah memasuki masa perkuliahan yang dimana artinya rachel sudah dewasa.
" Gua agak terharu ajasi lu udah kuliah ya , berarti sebentar lagi lu nikah habis tuh kita pisah deh ! " ucap lino sembari ikut duduk disebelah rachel dan menopang dagu menggunakan satu tangannya
" makin gede makin ngga ada waktu bareng ya , gua sibuk latihan dan lu sibuk jadi pembantu" lanjutnya.
" kan ngeselin baru juga serius " jawab rachel memalingkan wajahnya.
" hahah ! serius serius serius yaa "
" apaan "
" gua kangen aja masa masa kita semua bareng ! mom daddy ada disini , liburan bareng , makan bareng , semua bareng "
" gua juga bang ! "
" nanti lu kuliah bakal sibuk , gua juga sebaliknya dan bisa aja lu jadi jarang keluar kamar dan rumah isinya kaya gua doang ! mom and dady lama disana karena ngurus pembangunan butik baru "
" karena kita tinggal berdua , kita buat mom and dady bangga bang ! nanti kalau kita kumpul lagi kita bisa ceritain hal hal seru yang udah dilewatin tanpa mereka"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafael Struick - 𝐎𝐍𝐌𝐎𝐆𝐄𝐋𝐈𝐉𝐊𝐄 𝐋𝐈𝐄𝐅𝐃𝐄
Fanfiction'' 𝘒𝘶𝘯𝘯𝘦𝘯 𝘸𝘦 𝘴𝘢𝘮𝘦𝘯 𝘻𝘪𝘫𝘯 𝘰𝘧 𝘯𝘪𝘦𝘵? '' ⚠️ 𝐓𝐎 𝐇𝐀𝐕𝐄 𝐅𝐔𝐍