02. Circle

302 42 4
                                    

Jika istirahat pertama Rajas habiskan di dalam perpustakaan untuk mencari dan membaca beberapa buku, kini saat istirahat kedua, ia lebih memilih menghabiskan bakso di kantin sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika istirahat pertama Rajas habiskan di dalam perpustakaan untuk mencari dan membaca beberapa buku, kini saat istirahat kedua, ia lebih memilih menghabiskan bakso di kantin sekolah. Ia masih ingat ketika Jeanno mengatakan dimana letak kantin sekolah. Akhirnya dengan segenap harapan agar tidak salah arah, ia berjalan ke arah kantin dengan sesekali mengingat-ingat setiap koridor yang ia lewati.

Es jeruk di mejanya sudah tandas sedari tadi. Rajas benar-benar sendiri. Sebenarnya ada beberapa murid yang mengajaknya untuk bermain bola di lapangan sekolah, tetapi ia masih belum mengisi perut sejak jam pertama tadi. Karena tidak mau ada sesuatu hal buruk yang menghampirinya, dengan sangat menyesal Rajas menolak ajakan itu.

Suasana kantin di jam istirahat kedua rupanya cukup sepi. Tak banyak murid yang ke sini. Ada sesekali murid yang datang hanya untuk membeli jajanan lalu dibawa pergi.

Ternyata meskipun sekolahnya elit, suasananya tak jauh berbeda seperti sekolahnya dahulu. Ya, bagaimanapun namanya juga sekolah.

Helva masih setia berada di sisi Gracia. Sesekali mereka bertukar cerita dengan tangan Gracia yang menggenggam erat telapak tangan Helva. Sementara yang Rajas yakini sebagai teman satu geng sama sekali tak terlihat berjalan di sisi keduanya.

"Kamu beneran gak mau ikut Mami kamu?" tanya Helva. Rajas semakin menajamkan telinganya ketika keduanya memasuki area kantin dan duduk tak jauh darinya.

Sebenarnya Rajas bukanlah tipe orang yang suka ingin tahu urusan orang lain. Tapi melihat kedua orang ini yang sepertinya terlalu mengumbar kemesraan membuatnya sedikit merasa aneh.

"Nggak ah, ngapain juga ikut Mami. Pertemuan kayak gitu bikin aku bosen. Apalagi kalau kamu gak ikut. Aku jadinya makin bosen."

Helva terkekeh.

Ini aneh, selama di kelas Rajas pikir kedua orang itu susah tersenyum apalagi tertawa. Namun melihat mereka berdua saling bertukar senyuman membuat Rajas berpikir dua kali.

Oh, mungkin Rajas belum benar-benar mengenal mereka dengan baik.

"Aku gak bisa ikut juga karena mau nemenin Papi nyari sepatu olahraga."

"Papi kamu masih suka main golf?"

"Masih. Minggu kemarin kayaknya masih main."

Di titik ini Rajas mulai meyakini bahwa hubungan mereka bukan hanya sekedar teman biasa. Ada sesuatu hal yang lebih. Entah kenapa sifat keingintahuan ini tiba-tiba muncul dalam diri Rajas yang membuatnya sedikit tertawa di dalam hati.

Di sisi lain ketika Rajas hendak beranjak dari tempat duduknya, teman-teman Jeanno datang menghampiri Helva dan juga Gracia. Sekali lagi, di sini Rajas menangkap sesuatu yang aneh.

Jika sebelumnya Gracia masih melingkarkan tangannya pada lengan Helva, perlahan perempuan itu melepaskannya seiring dengan teman-temannya yang mendudukkan diri di bangku yang mereka tempati.

Nightmare 🌒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang