23. Pilog Merah

137 26 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak 🐾

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tinggalkan jejak 🐾

Bagai belum diberi istirahat dalam jangka 24 jam. Pagi ini, Jeanno kembali dikejutkan dengan bangku yang selama ini ia duduki penuh dengan coretan pilog merah. Ditambah dengan tulisan yang membuat Jeanno benar-benar naik pitam. Bagaimana tidak, tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba hal ini menimpanya.

Wajah Jeanno bahkan terlihat merah padam saking menahan kesalnya. Diketahui juga suasana kelas masih cukup sepi. Belum begitu banyak murid-murid yang datang ke sekolah. Dengan tangan yang hampir menggebrak meja, Jeanno mengumpat kasar.

"Siapa yang berani ngelakuin ini ke gue!" tanya Jeanno yang bahkan hampir membuat semua yang ada di ruang kelas itu diam seketika. "JAWAB!"

PENGKHIANAT.

Itulah satu kata yang tertulis dengan jelas di atas bangku tersebut. Kata yang sengaja ditulis dengan huruf kapital yang berwarna merah menambah kesan menyeramkan bagi siapa saja yang mengetahuinya. Teman-teman Jeanno, seperti Jullian dan yang lainnya kebetulan sudah datang. Jadi mereka semua tentu saja melihat kejadian itu.

Helva yang sedari tadi hanya diam, sekarang mengerutkan keningnya dalam-dalam. Teror kali ini rupanya berbeda dari teror-teror sebelumnya. Dan apa pula yang dimaksud sama pemberi teror tersebut. Apa Jeanno benar seorang pengkhianat? Berkhianat soal apa?

Pertanyaan ini pun mulai tercetus di kepalanya.

"NGAKU!!"

Sayangnya meskipun teriakan itu terdengar menakutkan, tidak ada satu pun orang-orang di sana yang mengakui bahwa apa yang menimpa Jeanno adalah ulah dari mereka. Mereka bahkan mulai berbisik satu sama lain.

Tak lama, Rajas datang. Dengan langkah ringannya, ia berjalan menuju bangku miliknya. Dalam hati Rajas sedikit heran, suasana kelas yang biasanya ramai penuh celotehan murid sekelas, sekarang mendadak diam tak bersuara sedikitpun. Kecurigaan itu ditambah ketika netranya mampu menangkap bangku yang tepat berada di sampingnya—alias bangku milik Jeanno.

Anehnya hanya bangku milik Jeanno yang terdapat coretan pilog merah. Sementara bangkunya tidak ada sama sekal, justru terlihat sangat bersih. Ada apa ini sebenarnya?

"Kenapa?" tanya Rajas pada perempuan dengan hiasan pita merah muda di rambutnya.

"Ada yang iseng nyoretin bangkunya dia. Tapi gak ada yang ngaku. Kita juga gak tau siapa pelakunya," jawab perempuan itu dengan bisikan di telinga Rajas.

Karena tetap tidak mendapatkan balasan. Akhirnya Jeanno memilih keluar dari kelas. Niatnya sekarang adalah mendatangi tempat penyimpanan peralatan sekolah. Di dalam ruangan tersebut, ada beberapa meja baru yang belum terpakai. Sebelum itu, Jeanno sudah meminta ijin kepada penjaga sekolah untuk membuka gudang tersebut—tidak cocok disebut dengan gudang karena tempatnya masih cukup rapi.

Nightmare 🌒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang