14. Helva Oktorangga

191 32 11
                                    

Kejadian kemarin sore adalah sesuatu yang sangat memacu adrenalin Rajas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kejadian kemarin sore adalah sesuatu yang sangat memacu adrenalin Rajas. Dalam hidupnya, selama menjadi pelajar, ia tak pernah berbuat hal yang senekat itu. Hal tersebut adalah pengalaman pertama baginya. Melakukannya membuat perasaan Rajas dipenuhi dengan rasa was-was sepanjang malam.

"Gue lihat-lihat memar lo udah mendingan banget, tuh. Dikompres pake apaan?"

"Pake air mawar."

Jeanno tertawa terpingkal mendengar jawaban Rajas yang melantur. Rajas baru sadar kalau Jeanno punya selera humor yang benar-benar anjlok. Padahal laki-laki itu mempunyai bentuk wajah yang tegas, terkesan menakutkan. Mungkin karena itulah ada istilah yang mengatakan don't judge a book by its cover

Ya, seperti Jeanno ini.

"Yang dilakuin sama Helva kapan hari yang lalu, gak usah diambil hati. Anaknya emang gitu. Modenya ngeri. Mode senggol bacok. Lagian lo juga ngapain sih pakai nuduh-nuduh kita segala. Wajar banget kalau dia gak terima."

"Emang dia kepala suku?"

Lagi-lagi Jeanno tertawa. Laki-laki itu tak menyangka bahwa Rajas sangat jago sekali mengeluarkan kata-kata yang menurutnya sangat lucu.

"Rajas, kata gue kalau Lo udah berhadapan sama yang namanya Helva, mending jangan. Tahan-tahan dulu. Dia orangnya dingin, gampang kepancing emosi. Gak kapok Lo diseruduk kayak kemarin?"

"Gak. Ngapain juga takut sama manusia? Takut tuh sama Tuhan. Lebih bermanfaat."

"Ya udah terserah lo. Gue cuma ngingetin doang."

Setelahnya Jeanno menepuk pundak Rajas lalu memilih untuk bergabung bersama teman-temannya yang lain. Soal kejadian beberapa waktu yang lalu ketika Helva memukul Rajas, sampai sekarang tak ada permintaan maaf sama sekali yang datang dari Helva. Laki-laki itu bertindak acuh tak acuh. Bahkan menganggap Raja seperti tak ada di dalam jangkauannya.

Sorot netra Rajas memperhatikan setiap langkah yang diambil oleh Jeanno. Kejadian yang sudah sering sekali Rajas perhatikan. 

Tak lama selepasJeanno berkumpul bersama teman-temannya yang lain, Helva berdiri setelah membuka ponsel di tangannya. Laki-laki itu pergi meninggalkan teman-temannya yang lain. Kalau Rajas tidak salah dengar, laki-laki itu akan pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil—Rajas tidak perlu tau kan untuk proses pembuangannya bagaimana.

Niat hati ingin mengikuti Helva, tapi pergerakannya sudah lebih dulu dikunci oleh kemunculan sosok yang pernah ia lihat di perpustakaan. Ya, sosok yang beberapa waktu lalu sempat ia mimpikan. Sosok yang juga ada dalam foto yang Helva pegang waktu itu.

Tapi anehnya dan yang menjadi pertanyaan Rajas saat ini adalah mengapa sosok tersebut menatap Helva dengan pandangan yang sendu. Seakan-akan ada yang ingin sosok itu katakan. Sangat berbeda dengan raut wajahnya yang terakhir kali Rajas lihat.

Sosok itu seperti tidak memiliki dendam apapun kepada Helva.

Dan Rajas semakin pusing dibuatnya.

Nightmare 🌒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang