33. Kesepakatan

116 20 4
                                    

Tiana Cherry Wibisono-yang biasa dipanggil Cherry adalah perempuan gila di balik pesan misterius itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiana Cherry Wibisono-yang biasa dipanggil Cherry adalah perempuan gila di balik pesan misterius itu. Meskipun Rajas sudah mengira sebelumnya melalui suaranya, namun kemunculan Cherry yang ada di depannya tetap membuatnya terkejut. Rajas tidak menyangka bahwa seseorang di balik pesan misterius yang selalu menghubunginya ada di dekatnya selama ini.

"Surprise," teriak Cherry sembari bertepuk tangan meriah.

Perempuan itu mendekat ke arah Rajas, lebih tepatnya untuk memastikan apakah laki-laki itu terkejut atau tidak. Rajas masih diam terpaku dengan tatapan yang masih sulit Cherry cerna. "Sejauh ini gimana tanggapan lo soal gue?"

"Gila."

Hanya satu kata yang bisa Rajas keluarkan. Rajas juga tidak mungkin memberikan banyak ceramah kepada Cherry, karena jika sudah gila, ceramah itu tidak akan mempan.

Cherry lagi-lagi tertawa, "Iya, sih, gue tau kalau gue emang gila. Tapi gue lakuin ini bukan tanpa alasan. Semua hal pasti ada sebab akibatnya. Gue tau kalau beberapa bulan yang lalu lo datengin rumah Nenek Ode. Buat apa?"

"Gak usah sok tahu."

"Lo lagi nyari siapa pelaku pembunuhan Ode karena lo punya kelebihan dan sering didatengin sama arwahnya Ode."

Satu pernyataan itu sukses membuat kelopak mata Rajas terbuka lebih lebar. Tepat sesuai dugaannya, Rajas memang mencari tahu pelaku kejadian tersebut. Dan instingnya tidak pernah salah. "Gue bakal ceritain dari awal, semuanya.... asal lo mau bantuin gue. Gak usah tanya bantuin dalam hal apa. Lo tinggal turutin aja semua perintah dari gue. Gak sekarang, tapi nanti."

"Kalau gue gak mau?"

"Ya... gue gak bakal kasih tau siapa pelakunya."

"Sama yang kayak gue bilang sebelumnya. Gue masih belum bisa percaya sama siapapun, termasuk diri gue sendiri. Apalagi lo... cewek gila."

"Terserah lo. Gue cuma pengen semuanya berjalan sesuai rencana dan bikin pelaku yang sebenernya nyesel seumur hidup."

Rajas menyugar rambutnya ke belakang. Jujur ia sedikit frustasi karena masih bingung harus menerima kesepakatan dengan Cherry atau tidak. Tapi rasa penasarannya masih membumbung tinggi. Selama ini ia sudah mencari tahu dan menebak-nebak siapa pelakunya, dan sejauh ini pula Rajas tak kunjung mendapatkan satu nama pasti.

Lalu tawaran dari Cherry datang, membawa angin segar baginya.

"Rencana lo gak bakal bahayain siapapun, 'kan?"

"Lo pikir gue bakal bunuh orang?" tanya Cherry dengan salah satu alis yang menukik naik. "Gue gak bakal seekstrim itu. Tenang aja, semua masih dalam batas aman. Percaya sama gue, karena yang bisa lo percaya sekarang cuma gue." Cherry menunjuk dirinya sendiri dengan satu jari telunjuknya.

Cherry berbalik memunggungi Rajas, perempuan itu berjalan mendekat ke arah pintu. Namun langkahnya kembali terhenti ketika rungunya lagi-lagi mendengar suara Rajas. "Okeh, gue setuju."

Nightmare 🌒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang