27. Ketidaktahuan

127 22 2
                                    

Berdebat panas dengan Jeanno sungguh menguras tenaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berdebat panas dengan Jeanno sungguh menguras tenaga. Jujur saja, selama mereka menjalin hubungan gelap keduanya hampir tidak pernah bertengkar. Hubungan mereka selalu baik-baik saja. Meskipun terkadang masih ada kecemburuan, mereka selalu bisa menyelesaikannya dengan kepala dingin.

Make up Gracia hampir saja rusak ketika langkahnya sudah sampai di depan pintu kamar. Kepalanya mendadak pening karena menghadapi beribu gejolak dalam dadanya. Mungkin memang benar bahwa rasa cinta dan sayangnya lebih besar terhadap Helva daripada Jeanno. Namun di titik ini, Gracia benar-benar tidak ingin melepaskan Jeanno begitu saja. Kalau pun harus melepaskan, biarlah Gracia sendiri yang melakukan hal tersebut. Asal jangan Jeanno.

Hallo, Pudi.”

Pudi adalah sebutan yang Gracia sematkan untuk anjing kesayangannya. Warnanya putih bersih dengan bulu-bulu tebal yang melingkupi kulit tubuhnya. Anjing ini adalah anjing pemberian dari papanya tiga tahun yang lalu. Gracia sangat menyayangi anjing ini. Karena menurutnya Pudi selalu bisa dijadikan teman di saat sedih maupun senang. Perempuan itu tidak bisa membayangkan jika Pudi hilang atau pergi. Pasalnya dapat dipastikan kalau Gracia akan menangis dan merasa begitu kehilangan.

“Sudah makan?” tanya Gracia seperti tidak terjadi apa-apa. “Ayo masuk.”

Gracia mengambil alih Pudi dalam gendongannya. Malam ini ia ingin bercerita banyak hal bersama anjing kesayangannya itu. Tapi ketika tangannya hampir meraih ganggang pintu, suara sang mami berhasil mengejutkannya. Gracia pikir tidak ada orang di rumah karena mobil mami dan papinya sedang tidak ada.

"Mami mau ngomong sama kamu."

Dengan berat hati, Gracia kembali menurunkan Pudi. Lalu membiarkan Pudi berlari menjauhinya. "Mami mau ngomongin apa?" tanya Gracia ketika berjalan beriringan menuruni anak tangga tepat di samping sang mami.

Kemudian keduanya lanjut melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga, sepertinya sang mami ingin membicarakan hal yang serius, terlihat dari gerak-gerik tubuhnya. Ketika mami duduk, gerakan tubuhnya sangat angun dan hal itu selalu menambah kesan independen women dalam diri wanita yang masih terlihat sangat cantik di usia yang terbilang tidak muda lagi.

"Dalam hitungan minggu, kamu akan merayakan ulang tahun. Mau dirayakan dimana?"

Hampir saja jantung Gracia melompat keluar jika sang mami menanyakan sesuatu yang sangat ia hindari—yang berarti di detik ini sang mami masih belum mengetahui kelakuan buruknya bersama dengan Jeanno.

"Apa mau dirayakan seperti tahun kemarin?"

Gracia tersenyum, "Mau di hotel aja, Mi. Private party gapapa, kok."

"Beneran gak masalah kalau private?"

"Gak masalah, Mi."

"Kalau kamu maunya begitu, biar Pak Santos carikan hotel dengan pelayanan paling bagus dan mewah. Meskipun private, tapi Mami gak mau semuanya terlihat sederhana. Anak Mami harus mendapatkan yang terbaik dari segi apapun."

Nightmare 🌒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang