08. Rasa Penasaran

196 35 7
                                    

Kejadian di kantin pada waktu jam istirahat sebelumnya, cukup membuat Rajas menggelengkan kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kejadian di kantin pada waktu jam istirahat sebelumnya, cukup membuat Rajas menggelengkan kepalanya. Ternyata tak hanya di sekolah lamanya yang ada penindasan semacam itu, di sekolah ini juga, padahal SMA Kertapati terkenal elit. Sungguh sangat disayangkan dengan tittle yang tersemat.

Jeanno kini duduk di samping Rajas dengan ekspresi yang masih sama seperti terakhir kali Rajas melihat di kantin tadi pagi. Ingin rasanya Rajas menanyakan apa penyebab laki-laki itu memasang wajah semasam sekarang. Sayangnya ia menahannya sedari tadi. Ia mencoba untuk tidak terlalu ikut campur dengan urusan orang lain. Terlebih bukan orang terdekatnya.

"Lo kenapa?"

"Lo adalah orang kelima yang nanyain hal itu ke gue."

Rupanya Jeanno sudah malas menjawab pertanyaan dari Rajas. Dengan tampang yang semakin ia buat semalas mungkin, Jeanno hanya menjawab seadanya.

"Gue gapapa."

"Mungkin gue bisa bantuin lo."

"Bantuin apa?"

"Ya... gak tau. Kan, lo gak ada cerita apa-apa ke gue," jawab Rajas sembari mengangkat kedua bahunya asal.

"Seyakin apa lo bisa bantuin gue?"

"Cerita dulu, biar gue dengerin. Kalau masalahnya gak masuk akal ya berarti gue gak bisa bantuin lo."

Gak masuk akal, ya? Hmmm, sepertinya yang Jeanno mimpikan semalam memang tidak masuk akal. Bahkan selama ini mimpi tersebut adalah hal yang tidak pernah ia pikirkan akan datang menghantui malamnya.

"Gue semalem mimpi buruk."

Akhirnya Jeanno memutuskan untuk menceritakan kejadian ini dengan Rajas. Walaupun ia tak yakin akan mendapatkan solusi. Tapi tak ada salahnya juga. Toh, ini juga bukanlah sesuatu yang harus dirahasiakan.

"Lo udah doa belum?"

Jeanno terdiam, lalu menggeleng setelahnya. "Gue gak pernah doa, sih."

"Itu kali alasannya kenapa lo bisa mimpi buruk."

"Tiap mau tidur, gue gak pernah doa dan selama ini mimpi gue aman-aman aja sampai akhirnya kemarin malem gue mimpiin itu."

"Apes lo aja."

Satu alis Jeanno menukik naik, respon yang sebenarnya sudah biasa ia dengar dari teman-teman yang lain sebelumnya. Jeanno tak kaget, hanya saja sedikit heran, ia kira Rajas bisa memberikan petuah dadakan terkait mimpinya. Rupanya ini semua hanya sampai di kepalanya saja. Sungguh tidak bisa diharapkan sama sekali.

"Gue mau cabut dulu. Ngomong sama lo ternyata sama aja," ucap Jeanno lalu berdiri dari duduknya. Tak lupa ia memberikan senyuman singkat tanda kalau ucapannya hanya sekedar candaan semata.

"Tumben lo gak ngajakin gue?" tanya Rajas sebelum laki-laki itu beranjak meninggalkannya.

Pertanyaan yang sebenernya tidak pernah terpikirkan oleh Jeanno tentu langsung membuat laki-laki itu cukup terkejut. Bukankah biasanya Rajas yang selalu menolak ajakan pergi ke kantin bersamanya? Lantas kenapa sekarang tiba-tiba saja begitu? Apa Rajas berubah pikiran?

Nightmare 🌒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang