Happy Reading para Readers muachhhh
Sekarang Rachel sudah berada di sekolah, kejadian semalam sudah ia lupakan, apakah Rachel menangis? Jawabannya adalah iya.
Hei broo, dia itu dari keluarga yang penuh dengan kasih sayang, kejadian kemarin itu benar benar mengguncang dirinya.
Setelah sarapan dari bekal yang ia bawa, kini Rachel tengah tertidur pulas, kalian ingin tau jam berapa ia berangkat? Jawabannya jam 5 pagi, anak yang rajin.
Bukan, bukan itu alasan nya. Rachel benar benar muak sekarang.
"Apa pindah aja ya? Ngekos di Deket rumahnya pak bos, tapi ke sekolahnya jauh bingittt, tapi kalau ngga pindah yang ada siraman neraka Mulu di istana iblis itu, tapi kalau pindah ga ada duit" Rachel terus ngedumel tanpa henti, walau matanya tertutup rapat.
Sekarang waktu menunjukan pukul 06.45, lima belas menit lagi waktu masuk, keadaan kelas pun mulai ramai, Rachel? Dia masih memejamkan mata nya tidur dengan dam-
Brakkk
Byeeeeeee kedamaian
"Anjing, bangsat, babi, monyet siapa sih yang ngeribut pagi pagi" Rachel benar benar kesal sekarang, ia baru saja ingin tidur ehhh ada aja yang yang ganggu.
Plak
Rachel mematung, dia baru saja menegakkan tubuhnya dan dapat tamparan, lagi?
Mata Rachel kian memerah, matanya yang indah kini berkaca kaca menatap siapa yang berani menampar wajah paripurna nya, aset kebanggaan nya.
Plak
"BABI MONYET SIALAN LO, MUKA GW. ANJING BANGET SI LO, SEMALEM AJA UDAH DI TAMPAR SEKARANG LO YANG NAMPAR WAJAH GW!!??? LO GA TAU APA, INI ASET GW YANG GW JAGA ANJING!!!" Rachel menatap tajam sosok laki laki tinggi yang kini juga mematung Karna terkena tamparan dari Rachel.
"Jaxen jancok Lo boleh cinta tapi jangan tolol ya su, gw tau Lo kesini mau nuduh gw bully kesayangan Lo ini kan? Lo dengerin penjelasan dia ngga? LO DENGER GA HA!!?? ATAU LO BUDEK??" dada Rachel naik turun Karna emosi, sungguh di sini ia harus ekstra sabar.
"Lo Stella jangan nangis dulu bisa? Jelasin semuanya ke dia, gw dari tadi pagi ga ada ketemu Lo ga ada ketemu dia, dari pagi di kelas gw tidur ya anjing" Rachel mencoba meredam marah yang ada di dalam dirinya, jujur ia lemah dengan yang lucu lucu.
Rachel menatap gemas pada Stella, ia melupakan sakit yang mendera di pipi nya. Bayangkan saja liat pipi tembam mata yang berkaca kaca hidung memerah karena menangis dan juga Stella sangat mungil.
"Hiks kak, bukan kak Rachel yang lukain Stella hiks tapi fans kakak, mereka nyerbu Stella di kamar mandi" Stella berucap dengan sesenggukan, Rachel benar benar tak tahan, ia mengepalkan tangan nya Karna merasa gemas, ingin sekali ia menggigit pipi gembil itu.
Kini tatapan Rachel mendingin, dan menatap tajam Jaxen yang masih mematung mendengar semuanya.
"Nah Lo denger kan apa yang di katakan kesayangan Lo ini? Bukan gw melainkan fans Lo sendiri" Rachel geram dan dengan tak berperikemanusiaan ia menendang tulang kering Jaxen hingga laki laki itu tersungkur.
Kelas menjadi hening, siswa siswi disana ngeri melihat keberingasan Rachel yang sangat berani menampar dan menendang Jaxen si pentolan sekolah.
Sekarang waktu istirahat telah tiba, kejadian tadi terlewat begitu saja saat guru masuk ke dalam ruang kelas.
Ntah dorongan darimana sekarang Rachel malah melangkah ke kantin, padahal ia biasa makan di kelas, dan satu lagi ia tak melihat Arsen hari ini, kemana laki laki bisu itu?.
Rachel duduk di kursi paling belakang dan paling pojok, bahkan keberadaan nya tertutupi oleh hiasan kantin.
Namun mata nya terfokus pada seorang gadis mungil yang tengah berjalan ke stand makanan dan yang bikin salfok ada gadis lain yang mengikuti gadis mungil itu.
Dengan cekatan Rachel ambil handphone nya dan memulai merekam apa yang akan terjadi, instingnya gadis mungil menggemaskan itu akan dalam masalah.
Dan benar saja, saat gadis mungil itu berbalik gadis lain menabrakkan diri dan menumpahkan kuah panas ke tubuh gadis mungil itu.
"STELLA!!" teriak lima laki laki secara bersamaan.
"Hiks maafkan aku, aku tak sengaja to-tolong jangan pukul, kalau pu-pukul hiks pa-pasti sakit hiks" Rachel menatap tajam gadis yang sekarang tengah bersimpuh dan menangis.
Ia memberhentikan aksi merekam nya, dan sekarang ia memperhatikan apa yang akan di lakukan oleh para pentolan sekolah itu.
"Jaxen sampe Lo curiga sama Stella, gw bogem sekarang juga". Gumam Rachel dengan menatap tajam objek yang ia lihat dari tadi.
"Stel Lo-" ucap Zrial tak percaya dengan yang di lihat.
"Stella ngga mungkin ngelakuin itu" ucap Ken dan di angguki oleh Rachel yang masih berada dipojokan kantin.
Sedangkan Jaxen, ia menatap gadis yang tersungkur itu, dengan perlahan menghampiri nya dan membantu gadis itu berdiri, bahkan mengabaikan Stella yang menahan tangis Karna sakit terkena kuah bakso di bagian belakang tubuhnya.
"Nama?" Tanya Jaxen.
"Te-tessa kak" Tessa menunduk dengan jari bertaut, bahkan matanya langsung kering saat di bantu oleh orang tampan, tapi goblok.
Rachel benar benar muak, ia berdiri dan menghampiri Stella, menarik nya menjauh dari area kantin, tapi saat berpapasan dengan Jaxen.
"Tolol" ucap Rachel dengan mata yang menatap tajam ke arah Jaxen.
🍒🍒
"Ka-kak, ngga papa biar Ella aja yang obati sendiri" Ucap Stella takut takut.
Rachel menghela nafas dan tersenyum, ia mengusap lembut kepala Stella yang membuat Stella terkejut.
"Yang boleh ganggu Lo itu cuma gw la, yang lain ngga boleh, ngerti?" Stella mengangguk dengan ragu, matanya terbelalak kala Rachel dengan tiba tiba membuka kancing baju nya.
"Kakak mau apa, lepasin" Rachel yang mendengar pun hanya terkekeh, dengan gemas ia menyentil dahi Stella.
"Kalau ga di buka gimana ngobatin nya Ella, iihhh gemes dehh pengen gigit. Lagian kita sama sama cewe ngapain kamu takut? Tenang gw masih suka cowok" Stella langsung mengerucutkan bibir nya, yang membuat Rachel kembali tertawa.
Beberapa menit kemudian, acara obat mengobati sudah selesai, saat sedang asik mendengarkan celotehan Stella, tiba tiba pintu UKS terbuka secara tidak elit.
Rachel menajamkan pandangan nya, menatap tak suka orang yang baru saja masuk, tebak siapa? Yupp jawabannya Jaxen dan antek antek nya.
"Ga papa?" Tanya Jaxen saat sudah di depan Stella.
Stella hanya mengangguk, Rachel yang sangat anti dengan karakter seperti ini pun memutuskan pergi dari UKS.
"Kak nanti pulang bareng ya" pinta Stella kepada Rachel, dan di angguki oleh Rachel.
Disana semua tenggelam pada pikiran masing masing, ada apa ini? Kenapa Stella jadi akrab dengan Rachel?
"Stella kamu jangan Deket Deket dia ya? Nanti kamu di bully lagi" ucap Zriel mengingatkan bahkan muka nya sangat serius seperti badut.
Stella menggeleng kan kepala nya "ngga, kak Rachel itu baik, cantik, pengertian lagi, jadi kenapa Stella harus menjauhinya?"
"Jauhi dia" ucap Jaxen dengan wajah datar, terkejut? Pasti, biasa nya jika dengan Stella Jaxen ini akan lembut dan manis, sekarang?
"Ngga mau" Stella menatap garang Jaxen, yang jatuhnya bukan serem malah lucu ini mahh.
Jaxen menatap tajam Stella, ia paling tak suka jika perintahnya di tolak.
Setelahnya Jaxen pergi diikuti oleh teman temanya, sekarang Stella sendiri ia bahkan menangis sekarang, hingga......
"Gw akan rebut semuanya dari Lo, gw pastikan Jaxen beserta teman teman nya tunduk sama gw, dan gw juga akan bikin Lo di keluarkan dari sekolah, ingat ini" setelah mengatakan hal tersebut seseorang itu langsung pergi meninggalkan Stella yang meringkuk ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI??BODO AMAT!!! [HIATUS]
Fantasybaca aja dahhh murni karangan gabut saya sendiri ya man teman, Don't copy, apalagi para plagiat jauh jauh lo pada, mikir alur ngga mudah bos. okeeeeee Happy reading saya menerima semua saran.