Happy Reading para Readers
5 bulan Rachel lalui di dunia antah berantah ini, makin hari Stella makin menempel padanya, dan makin hari makin menjadi juga Tessa berulah.
Dulu saat ia membaca novel nya, ia lah yang menjadi antagonis nya dan Stella yang menjadi protagonis nya, namun ntah mengapa saat Tessa hadir semua itu berubah.
Ia tetap seorang antagonis, namun sub nya bukan main nya, malah ini terlihat seolah-olah Stella antagonis nya dan Tessa lah protagonis nya.
Bagaimana bisa semua ini terjadi, dan kalau diingat ingat tidak ada tokoh yang bernama Tessa pada novel tersebut.
Kenapa bisa dia tiba tiba datang dan menghancurkan semuanya, bukanya itu tugas nya sebagai jiwa yang memasuki character?
"Tunggu tunggu, gw sebagai jiwa asing bertugas untuk merubah takdir antagonis yang akan di bunuh oleh pemeran utama, gw merubah semua plot cerita nya, tapi tiba tiba Tessa yang merupakan tokoh tak diketahui Dateng? Apa dia juga transmigrator kaya gw, plisss gw ini goblok teori, malah dikasih teori kehidupan" saat Rachel sedang pusing memikirkan apa yang terjadi, tiba tiba saja ia mendengar teriakan membahana dari lantai bawah.
"Apa lagi ini tuhan, kek nya hidup gw ga ada tenang tenang nya ya" Rachel beranjak dari tempat tidur nya dan keluar untuk turun menghampiri siapa yang memanggilnya.
"Ada apa yah?" Ia bingung, semua keluarga nya berkumpul, bahkan ada teman teman abangsat nya, lengkap pula.
"Ini ngapa pada Natap gw kek mau ngulitin gw gini yak? Stella juga kenapa Natap gw kek tatapan kecewa gitu" batin Rachel.
"Apa ini semua?" Dengan nada dingin sang kepala keluarga melempar beberapa lembar foto yang isi nya.....
"Bangsul apaan nih, foto darimana semua ini? Perasaan gw juga ga pernah keluar rumah, siapa juga om om perut buncit kek gini? Bukan selera gw banget anjay" Rachel kembali membatin.
Ia agak terkejut dengan foto foto dirinya yang bersama beberapa laki laki perut buncit yang berbeda.
Plak
Kepala Rachel tertoleh ke arah kanan, ia.. kena gampar lagi? Lagi?
Rachel menatap dingin orang yang telah menamparnya, sungguh kali ini ia sangat geram, ia tak melakukan semua itu dan kenapa ia harus mendapatkan semua ini?.
"Darimana semua foto ini" Rachel bertanya menatap satu atau orang yang ada disana.
"Apakah itu sekarang penting? Saya sangat menyesal membawa mu pulang waktu itu" ucap Ray sang kepala keluarga.
"Membawa pulang? Apa maksud dari kata kata itu? Apa saya bukan anggota keluarga ini?" Tanya Rachel yang kembali bingung dengan situasi.
"Kau anak kandung saya, tapi bukan anak kandung dari Vera" Ray menjawab dengan menatap tajam ke arah Rachel.
"Kau hanyalah anak jalang yang tak tau diri, ternyata kau tak jauh berbeda dari ibumu yang pelacur itu, aku cukup menyesal kenapa dulu aku menerima mu di rumah ini" sekarang Vera lah yang berucap.
Rachel tertegun, ada rasa sesak di dada nya yang tiba tiba muncul. Bukan, ini bukan perasaan nya namun perasaan tubuh ini.
"Oh" hanya itu yang keluar dari mulut Rachel, semua yang ada disana sempat bingung dan terkejut.
"Jadi saya ini adik dari double z cuma berbeda ibu? Lalu dimana salah saya? Apakah saat saya lahir? Bahkan di saat saya hanya tau menangis dan menangis? Apakah disaat saya di bedakan dari Abang yang lain? Atau disaat saya yang harus memohon agar kalian memberikan kasih sayang kalian? Bukan kah itu salah tuan Rayker sendiri yang sengaja menanam benih benih nya di wanita luaran sana"
Bughh
Rachel tersungkur Karna sebuah Bogeman mendarat tepat di pipi bekas tamparan dari sang ibu, bibir nya sedikit robek namun itu tak menggoyahkan rasa amarah yang terpendam saat ini.
"Jaga ucapan mu, saya ini masih orang tua mu Rachel" ucapan tajam yang cukup menusuk.
Rachel berdiri dan menatap dingin bapak ga ada akhlak di depan nya ini.
"Baiklah" Rachel mengambil pisau buah yang tersedia di atas meja ruang tamu.
"Mulai saat ini, saya Rachel Geana Adevane akan melepas marga Adevane" Rachel mengiris telapak tangan nya, dan memperlihatkan telapak tangan nya kepada semua orang disana.
Stella pun sudah menangis sesenggukan, Rachel melihat itu, bahkan ia melihat Tessa yang menyeringai, Rachel terkekeh sinis.
"Dengan keluarnya darah dari tangan saya, saya mengeluarkan darah keturunan Adevane dari tubuh saya, mulai hari ini, menit ini, detik ini, saya bukan lagi anggota keluarga Adevane." Rachel berjalan keluar, namun seketika ia berhenti Karna ucapan Mak lampir.
"Ja-jadi Karna kak Rachel tidak menyangkal bahwa yang di foto itu adalah kakak, jadi Kakak benar melakukan hal menjijikkan seperti itu?" Ucap Tessa yang kembali membuat Rachel membalikkan badannya.
"NGGAK KAK RACHEL NGGA MUNGKIN MELAKUKAN HAL SEPERTI ITU!" Rachel belum sempat menjawab, tubuhnya hampir limbung ke belakang Karna tubrukan dari Stella, Stella memeluk erat tubuh Rachel dan melampiaskan rasa kesalnya.
"Walaupun gw mengakui yang sebenarnya kalian akan tetap percaya dengan foto itu, jadi percuma ge buang tenaga gw buat menyangkal hal ga berguna kaya gitu." Rachel berbalik dan menggendong Stella keluar dari neraka yang berkedok rumah itu.
Zriel dan Zrial hanya diam mematung mendengar fakta yang baru saja mereka dengar, sungguh mereka tidak menyangka bahwa ternyata Rachel berbeda ibu dengan mereka.
Semua diam dengan apa yang di lakukan oleh Rachel, ada rasa tak rela di benak Ray sebenarnya, tapi ia kepalang emosi Karna foto foto yang diberikan oleh teman anak anak nya ini.
"Yah itu semua tak benar kan?" Tanya Zriel dengan tatapan yang kosong.
"Nanti ibu dan ayah akan menceritakan semua nya kepada kalian berdua, dan untuk teman teman Zriel kalian pulang lah ini sudah malam" ucap Vera melembutkan suaranya.
Semuanya mengangguk dan pergi keluar dari umah itu untuk pulang kerumah masing masing.
Sedangkan MC kita sedang menatap gemas Stella yang sedang sesenggukan mengobati luka yang berada di telapak tangan Rachel.
"Yang luka gw, kok Lo yang nangis sih cil" Rachel mencubit gemas Stella yang menatapnya bak anak kucing yang sedang marah.
"Kakak tuh gila ya!! Masa lukai tangan kakak sendiri sih!!" Stella memukul mukul lengan Rachel dengan sekuat tenaga.
"Aduh aduh cill sakit cill, udah udahh yaa ayok pulang nanti Lo di cariin sama bonyok lok" Rachel menggenggam lembut tangan Stella, dan menariknya menuju motor Rachel.
Sesampainya di kediaman Stella, Rachel turun dan mengusap lembut Surai Stella.
"Kakak, tinggal di rumah Stella ya? Kakak pasti bingung mau tinggal dimana" ucap Stella yang menatap kearah Rachel, Rachel hanya menggeleng pelan.
Ia melirik ke arah belakang Stella, disana seseorang tengah menatapnya tajam, sungguh posesif sekali keluarga Stella ini.
"Ngga bisa cil, nanti gw nyari kos kosan aja, gampang itu mah, Lo tenang aja" Rachel tersenyum, tiba tiba Stella memeluknya erat dan membenamkan wajahnya di dada Rachel.
"Rachel sayang kakak" Rachel terkekeh geli mendengarnya, dengan lembut ia melepas pelukan Stella.
"Coba liat ayah Lo Natap tajam banget tuh dari belakang, rasanya gw mau mati cuma Karna tatapan nya aja" spontan Stella membalikkan tubuhnya, dan benar saja ayah nya menatap suram sekali ke arahnya.
Stella menatap Rachel dengan muka cemberut, dan berjalan gontai menuju ayahnya, ia melambaikan tangan nya kepada Rachel, sedangkan Rachel membalas lambaian Stella dan pergi dari sana, sebelum kepalanya berlubang oleh pistol milik ayah Stella.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI??BODO AMAT!!! [HIATUS]
Fantasybaca aja dahhh murni karangan gabut saya sendiri ya man teman, Don't copy, apalagi para plagiat jauh jauh lo pada, mikir alur ngga mudah bos. okeeeeee Happy reading saya menerima semua saran.