dua puluh lima

2K 136 9
                                    

Nihh yang minta double up, author kasih
Happy reading ya para Readers muachhhh










Satu tembakan telah dilepaskan, dan tanpa disangka Tessa ambruk begitu peluru tersebut menembus perutnya.

"Jangan berani beraninya kau menyentuh keponakan ku" ucap seseorang yang menembakan peluru kepada Tessa.

"Pak Gerald!!??" Teriak Rachel cukup terkejut dengan kedatangan Gerald yang membawa cukup banyak pasukan dibelakangnya.

"Rachel kamu baik baik saja kan" seorang wanita cantik menghampiri Rachel dengan wajah khawatir nya.

"Bu Lucy? Apa yang ibu lakukan disini?" Tanya Rachel.

"Akan ku ceritakan nanti, sekarang kalian pulanglah semuanya biar diurus bawahan Gerald" ucap Lucy, yang diangguki oleh Gerald.

Semua yang disana membubarkan diri, dan menyimpan rasa penasaran mereka, bahkan Stella yang menangis dan ingin memeluk Rachel pun jadi tak bisa Karna sudah ditarik Arsen terlebih dahulu.

Rachel pulang di bawa oleh Lucy, dengan paksaan tentunya. Dan saat sampai dirumah Gerald ia dikejutkan dengan sikembar yang sedang bermain dengan Galang, sedangkan Ilona yang anteng di pangkuan salah satu maid.

"Bisa tolong kalian jelaskan apa semua ini?" Tanya Rachel saat setelah ia mendudukkan dirinya di sofa.

"Jadi begini kamu adalah ponakan saya yang sudah lama saya cari, dulu saat kakak saya alias ibu kamu masih hidup ia selalu menyuruhku untuk merawat anaknya yang akan lahir nantinya, dan saya gagal karna kehilangan kalian saat saya sedang merintis bisnis saya yang berada di kota lain, saat saya kembali saya menemukan jasad Kakak saya yang sudah menggantung di kamarnya dengan darah dimana mana, dan saya kehilangan kamu" ucap Gerald menjelaskan secara rinci mengenai masa lalu yang sangat kelam baginya.

"Tunggu tunggu, bunda tergantung dengan darah dimana mana, jadi bukti itu benar bahwa bunda dibunuh oleh orang yang memperkosanya?"tanya Rachel dengan nada bergetar menahan tangis nya.

Gerald menganggukkan kepalanya dengan pelan dan memejamkan matanya mencoba tak mengingat keadaan kakak nya yang mengenaskan tepat didepannya.

"Bajingan tua itu memang benar benar harus dibunuh, biar bunda bisa membalasnya di atas sana" ucap Rachel penuh dengan ambisi, bahkan matanya memperlihatkan bara api ingin membunuh ayah kandung nya sendiri.

"Kak" suara lembut itu membuyarkan hayalan Rachel yang sedang mencincang cincang tubuh tua Bangka yang sayangnya adalah ayah dari pemilik tubuh ini.

"Eno" Rachel menangis sambil memeluk tubuh kecil Valeno, Valero pun ikut bergabung saat melihat Valeno juga mulai menangis, seakan tau kesedihan sang kakak Ilona juga menangis di pangkuan sang maid.

Galang yang melihat itu dengan gengsi yang begitu tinggi, namun tetap ia robohkan dan memeluk sang ayah.

Malam itu kediaman Jaxton penuh dengan tangisan yang begitu menyedihkan.

"Kak hiks sudah jangan menangis hiks, Eno yakin Kaka kuat" ucap Valeno yang masih sesenggukan dan tangan mungilnya yang mengusap pipi Rachel dengan lembut.

Rachel hanya mengangguk, namun matanya masih mengeluarkan air mata terus menerus. Rasa sakit itu sangat nyata.

Rasa kehilangan orang yang sangat berarti di kehidupan kita, dipaksa direnggut oleh orang yang egois, bahkan rela mengotori tangan mereka hanya untuk merenggut kebahagiaan orang orang kecil seperti mereka.

Rachel merasakan hawa dingin di belakang tubuhnya, ia yakin Rachel yang asli juga menangis serta mengamuk saat mengetahui fakta ini.

"Bunda maafin Rachel, Rachel akan membalas semuanya, Rachel akan menggusur siapa pun yang menyakiti bunda, bunda yang tenang ya diatas sana" teka teki ini pun akhirnya terjawab.

TRANSMIGRASI??BODO AMAT!!! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang