dua puluh tiga

2.2K 165 14
                                    

YOOO KARNA GW LAGI KOSONG DAN LAGI GABUT, GW KASIH NIH

happy reading para Readers muachhhh










Hari ini Rachel sudah diperbolehkan masuk sekolah, dan untuk Ilona ada dua bocil yang jagain.

Rachel udah siapin makanan di rumah dan itu cukup sampai sore, ada ibu kos juga karna Rachel berpesan ke Valero kalau ngga bisa minta tolong ke ibu kos.

Sekarang jam istirahat berlangsung, Rachel dari tadi mondar mandir hanya untuk ke ruang guru, ia akan lompat kelas dan langsung memilih lulus.

Teman teman doakan Rachel supaya dia bisa ya, walau dengan otak yang pas-pasan.

"Duh soalnya bener bener bikin mumet, tapi setelah ini gw harus bener bener fokus buat kerja nyari rumah" gumam Rachel.

Fyi Rachel sedang duduk di salah satu bangku kantin sambil makan bakso, sebelah mangkok bakso nya ada es teh.

"Jadi nanti gw ikut ujian bareng sama kelas dua belas, semoga lulus" Rachel mengitari pandangannya ke penjuru kelas, ia mendapati stella yang terus menatapnya dengan tatapan sedih.

"Apa yang terjadi saat gw di skors?" Aneh saja tatapan Stella begitu pasrah dan sebelah Stella ada Tessa yang tersenyum kek ondel ondel!!!!

Oh my god!! Apa Stella di cuci otak oleh Tessa, tidak bisa dibiarkan!! Tapi....

Sudahlah.... Rachel ingin mengembalikan mangkok yang ia bawa dan melirik sekilas meja yang berisikan Jaxen and the geng dan juga Stella dan Tessa.

Dan saat Rachel berdiri Tessa juga tiba tiba berdiri dan menarik lengan Stella, dengan buru buru Tessa berjalan ke arah Rachel dan sengaja menabrakan tubuh Stella hingga Rachel terjatuh.

Pranggggg

"ANJG, BARU JUGA MASUK SEKOLAH GW!!!!" batin Rachel menjerit.

Sedangkan Stella masih setia berdiri dan menangis, begitu pula Tessa yang sudah tersungkur ala ala suster ngesot dan menangis Bombay.

Rachel langsung berdiri dan menatap Stella, menelisik apakah ada yang terluka, ia tak akan lupa siapa ayah orang di depan nya ini.

Rachel menghela nafas sesaat karna Stella sama sekali ngga lecet, namun....

Plak

Rachel terdiam, kepalanya tertoleh kekiri, bibir nya pun sedikit mengeluarkan darah.

"Lo ngga ada kapok kapok nya ya ganggu mereka berdua, kurang hukuman skors kemarin?" Tanya Jaxen yang sudah menghampiri Tessa.

"Sabar Chel sabar, loh harus sabar ini demi nilai Lo lagian kalau Lo marah marah juga si monyet anjing ini ngga bakal ngerti juga, dan karna itu juga gw bisa dapetin bukti" Rachel tersenyum miring dan berakhir menatap datar Jaxen.

"You're so stupid" Rachel langsung menarik Stella untuk kembali ke kelas tanpa memperdulikan teriakan membahana Jaxen.

"Dasar banci" gumam Rachel yang ternyata masih di dengan oleh Stella, namun Stella tak ingin menanyakan nya Karna ia masih takut kepada Rachel.

Saat sudah sampai di kelas Rachel mendudukan Stella di bangkunya dan Rachel duduk di sebelah Stella.

"Sekarang jawab pertanyaan Achel dengan jujur, saat Achel tidak sekolah apa yang di lakukan oleh monye- Tessa?" Tanya Rachel.

"Tessa menyuruh Ella agar terus bersamanya hiks, Ella ngga suka Karna Tessa selalu menyalahkan Ella saat Tessa dan Ella sedang bersama Jaxen hiks lalu Tessa juga selalu menggangu Ella saat kami hanya berdua hueeeee" tangisan Stella makin mengencang saat selesai bercerita.

Dengan cepat Rachel Langsung memeluk Stella dengan erat, ia mengusap pelan kepala Stella agar ia sedikit tenang.

"Tenang ada Achel disini, Ella ngga perlu takut lagi Achel akan jagain Ella." Ucap Rachel dengan nada yang begitu lembut.

Sedangkan Stella mengangguk pelan dan menyamankan diri di pelukan Rachel. Tanpa mereka ketahui ada seseorang yang sedari tadi mendengarkan cerita mereka.

Beberapa saat kemudian Stella ketiduran Karna lelah menangis, dengan telaten Rachel terus mengusap lembut kepala Stella.

"Bersabarlah Stella, setelah kelulusan nanti gw akan buat Tessa menderita, bentar Karna terlalu fokus pada Ilona dan si kembar gw jadi lupa sama yang ngirim bukti bukti Tessa, dan gw yakin si Tessa pasti sedang merencanakan pembunuhan gw" Rachel terus berfikir hingga tanpa sadar kelas sudah hampir selesai.

Akhirnya bel pulang pun berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas untuk bergegas pulang, termasuk Stella.

Namun tidak dengan Rachel, ia masih harus ke ruang guru untuk mengatur jadwal ujian akselerasi nya, ia harus lulus tahun ini dan fokus bekerja.

Waktu menunjukan pukul delapan malam, dan Rachel baru saja sampai rumah, dirumah is langsung disambut oleh di dingin Valero.

Valero duduk anteng dengan Valeno yang menyender di bahunya yang sudah menutup mata.

Rachel dengan lembut dan senyum hangat mengusap kepala Valero, ia menggendong Valeno dan memindahkannya ke kasur nya.

Valero juga menyusul tidur di samping Valeno, Rachel mencium kedua dahi si kembar, dan terakhir mencium dahi Ilona yang sudah tidur nyenyak di box bayi nya.

Rachel melihat Valero yang sudah tertidur, ia berjalan ke arah meja belajar dan kembali belajar untuk ujian yang akan datang.

Ia belajar hingga larut malam, hingga tanpa sadar hidung Rachel mengeluarkan darah, Rachel yang melihat itu langsung mengambil tisu dan menyumbat hidungnya dengan tisu agar darah berhenti keluar.

Valero yang memang belum begitu mengantuk ia membuka mata dan melihat Rachel yang masih di meja belajarnya Valeno berinisiatif mengambilkan air minum.

Rachel yang melihat itu pun terharu, dan memangku Valero, Rachel seketika terkekeh melihat telinga Valero yang tiba tiba memerah.

"Terimakasih ya Ero" ucap Rachel yang begitu lembut membuat Valero nyaman berada di pangkuan Rachel.

Dan beberapa saat kemudian dengkuran harus dari Valero terdengar, Rachel langsung memindahkan tubuh kecil itu ke atas kasur, ia juga ikut menyusul untuk tidur.

Hari ini Rachel begitu lelah, kenapa di hari pertamanya ada saja yang menggangu nya, padahal ia hanya ingin tenang walau hanya sehari saja.

Beberapa saat termenung Rachel teringat sesuatu dan tiba tiba bangun dari acara melamun nya, ia kembali menuju meja belajarnya dan mengambil laptop nya.

Ia menyalakan nya dan mencari beberapa file yang ia lupakan beberapa waktu lalu, ia membuka file yang ia kembalikan dengan susah payah.

Saat ia mengamati rekaman itu, berapa terkejutnya ia bahwa orang yang memberikan bukti bukti itu adalah......

"WHATTTT" dengan spontan Rachel berteriak dan menutup mulutnya.

"Anjing keceplosan, jadi selama ini bukti bukti bukan sekedar hanya dari Gara saja tapi juga dari dia" Rachel bergumam dengan mata yang fokus melihat ke arah rekaman rekaman.

Selain itu fokusnya juga beralih ke salah satu rekaman yang dikirim oleh Gara, Rachel tertawa dengan pelan namun hawa ikut mencekam.

Lampu meja belajar Rachel ikut berkedip tanda seseorang memainkan lampu itu.

"Gw tau Lo di sini Chel, dan gw tau Lo pasti menunggu waktu waktu penderitaan yang akan datang kan? Gw akan akhiri ini semua secepatnya."

Lampu berhenti berkedip, dan meja belajar Rachel sudah berantakan, alat tulis berserakan kemana mana bahkan ada noda darah di meja.

Rachel membersihkan meja nya, menatanya dengan rapi dan kembali ke ranjang untuk tidur, serta merapikan posisi Valero dan Valeno yang ternyata tidur nya kaya kuda lepas.

"Tidur yang nyenyak, dan Kakak akan membahagiakan kalian bertiga dengan usaha Kakak, kakak akan segera mengakhiri ini semua"

"Yahh sebentar lagi akan berakhir....."





Tbc

TRANSMIGRASI??BODO AMAT!!! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang