Peran Pengganti

10.7K 501 39
                                    

"Sayang, jangan sedih dong. Kan mas juga udah biasa ngecek proyek ke Bandung. Ini udah tanggung jawab mas sayang, jangan sedih yaa" Ucap Lian

"Hiks hiks aku juga gatau mas, kenapa bawaannya sedih terus mau di tinggal kamu ke Bandung. Aku ikut yaa, aku mau ikut please" Mohon Salma

"Nanti kamu capek sayang, mas gamau kamu sama Adek kenapa-kenapa" Balas Lian

"Kamu mau selingkuh ya? Mangkanya aku gaboleh ikut? Hiks hiks jahat banget sih! Aku lagi hamil anak kamu mas! Tapi kamu malah selingkuh hiks hiks" Ucap Salma

"Astaghfirullah yang, kok ngomongnya gitu sih! Mas kerja sayang, buat kamu, buat adek. Mas bukan CEO atau pengusaha yang bisa ongkang-ongkang kaki doang dapet duit"

"Mas cuma arsitek yang kerjanya ya nunggu proyekkan. Dan ini proyek gede yang mas tangani sayang. Gaji mas bisa buat lahiran kamu nanti. Mas mau kamu dan Adek dapet pelayanan terbaik nanti pas lahiran. Tolong ngertiin ya sayang" Balas Lian

"Hiks hiks ini juga mau nya anak kamu mas, anak kamu gamau jauh-jauh dari kamu" Balas Salma terisak

"Yaudah yaudah, boleh ikut tapi nanti tunggu hotel ya. Jangan sampe kecapekan, ngerti?" Ucap Lian pasrah

"Iya ngerti, tapi jangan lama ya kerjanya" Balas Salma

"Iya, mas usahain ya. Yaudah ayo, siap-siap lanjut berangkat ke Bandung" Ucap Lian

"Yeay, makasih mas Lian sayang" Balas Salma lalu pergi meninggalkan Lian

"Huft, ngadepin ibu hamil bener-bener nguras tenaga ya. Untung sayang" Monolog Lian

Lian dan Salma sudah menikah hampir setahun setengah. Mereka berdua baru menjalin kasih sekitar lima bulan setelah pertemuan mereka yang tak disengaja, lalu keduanya sepakat memutuskan untuk ke jenjang pernikahan.

Selama menikah Salma merasa sangat bahagia hidup bersama Lian. Lian sosok suami yang baik dan bertanggung jawab. Namun yang baru Salma tau jika Lian memiliki sifat cemburuan dan posesif yang berlebihan padanya. Kadang sifat Lian yang begitu membuat Salma sedikit kesal pada suaminya.

Lian bahkan mengekang Salma untuk sekedar bermain dengan sahabatnya. Padahal hanya sekedar pergi ke Mall bersama sahabat perempuan nya pun Lian tak mengizinkan. Selama menikah Salma benar-benar hanya boleh keluar rumah jika bersama Lian. Salma boleh menemui sahabatnya jika pertemuan itu dilakukan di rumah dan saat ada Lian di rumah.

Salma sebenarnya bosan dengan sikap posesif Lian, namun Lian juga berhasil membuat Salma nyaman jika bersama dengannya. Salma yang memang terlalu cinta pada Lian, hanya bisa pasrah dengan semua peraturan-peraturan yang Lian buat untuknya. Walaupun jenuh, Salma mencoba menerima semuanya.

Setelah sampai di Bandung, Lian langsung menuju hotel tempatnya menginap.

"Inget, jangan kemana-mana. Tidur di hotel! Hp kamu udah connect di mas ya yang. Kemana pun kamu pergi, mas bisa tau" Ucap Lian

"Ya Allah, iya iya! Bawel banget sih"

"Tapi nanti kalo mas laper gimana?" Tanya Salma

"Nanti chat mas aja ya, biar mas yang pesenin delivery ke kamar. Jadi kamu keluar kamar cuma untuk ambil makanan" Balas Lian

"Iyaaa" Balas Salma cemberut

"Jangan cemberut gitu ah, kan ini juga karena mas gamau kamu dan adik kenapa-napa yang. Nurut ya" Ucap Lian lembut

"Iya mas" Balas Salma

"Yaudah, mas berangkat dulu ya yang. Assalamualaikum" Ucap Lian di akhiri mengecup kening Salma

"Waalaikumsallam" Balas Salma

***

Pikiran Salma kacau, dia menangis tak henti-hentinya kala mendapatkan kabar jika Lian mengalami kecelakaan kerja saat meninjau proyek. Salma segera menuju ke rumah sakit tempat Lian di rawat menggunakan taksi.

One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang