"Salma, kamu sudah siapin semua keperluan kita untuk ke Bali Minggu depan kan?" Tanya Rony
"Kita? Maaf pak, bukannya bapak sama Pak Paul yang berangkat ya?" Tanya Salma
"Paul gabisa Sal, dia mau nyiapin acara pertunangan nya. Jadi kita yang berangkat" Balas Rony
"Harus saya ya pak?" Tanya Salma ragu
"Kenapa? Kamu ada kepentingan?" Tanya Rony
"Gak ada pak, tap - "
"Gak ada tapi-tapian Salma! Kamu sekertaris saya, jadi kamu harus ikut meeting sama saya!" Tegas Rony
"B - Baik pak" Balas Salma kikuk
Salma memang sudah lama menjadi sekertaris Rony. Sudah hampir dua tahun lebih Salma dan Rony menjadi partner kerja yang baik. Baik Salma dan Rony juga tak pernah menjalin kedekatan di luar pekerjaan. Mereka hanya dekat di kantor, mengingat Rony yang sudah memiliki tunangan. Membuat Salma sedikit menjaga jarak dengan atasannya itu.
***
Hari ini adalah hari dimana Rony dan Salma akan berangkat ke Bali untuk meeting dengan klien yang paling Rony tunggu untuk keberhasilan perusahaan nya. Klien ini sangat penting untuk Rony, dan Rony tidak ingin mengecewakan mereka yang harus datang jauh-jauh dari Belanda ke Indonesia.
"Pak pelan-pelan dong jalannya, jangan cepet-cepet. Saya kan bawa barang banyak, bapak juga gak bantuin saya. Bawa sendiri kek barang-barang bapak"
"Bapak gak kasian apa sama saya, saya kan perempuan pak. Saya bawa barang banyak begini, bapak kira saya pembantu bapak! Saya kan sekertaris bapak, bukan pemban - "
"Eh eh ehhhh"
Salma yang sedari tadi mengomel tak memperhatikan Rony yang sudah berhenti tepat di depan sofa yang tersedia di Executive lounge yang tersedia di Bandara. Salma berjalan sembari membawa banyak barang-barang tak bisa memperhatikan Rony.
Salma yang jalan dengan terburu-buru kini justru menabrak tubuh Rony dan membuat Rony ikut jatuh ke sofa dengan Salma yang duduk di pangkuannya dan barang-barang yang jatuh berserakan di bawah.
Keduanya mematung dan sama-sama saling menatap dengan jarak yang sangat dekat. Rony dan Salma bahkan bisa merasakan deru nafas mereka masing-masing.
Lama di posisi seperti itu, Salma akhirnya sadar lebih dulu dan langsung bangkit dari pangkuan Rony.
"Hhmm m-maaf pak. Maaf" Balas Salma lalu mencoba merapikan barang-barang yang jatuh
"Saya ke toilet dulu" Balas Rony lalu pergi meninggalkan Salma
Setelah Rony menjauh, Salma duduk di sofa sembari memegangi jantungnya yang berdetak sangat kencang
"Please stop! Jantung gue kenapa sih? Gabisa diem banget!! Eh tapi kalo dia diem, gue tewas dong?"
"Ck, lebih tenang dong. Masa sama bos galak itu lu deg-degan sih tung jantung!!!" Gerutu Salma
Sedangkan di sisi lain, sama halnya dengan Salma. Rony mencoba menetralkan detak jantungnya yang berpacu sangat cepat.
"Gue udah lama nahan perasaan ini, gue juga udah mulai pasrah dengan perjodohan yang gue jalanin sama Fara. Tapi kenapa perasaan ini makin lama makin gabisa di tahan"
"Mana si Salma tadi cantik banget kalo di liat dari Deket begitu! Nih si Joni juga langsung bangun lagi! Malu-maluin aja! Kalo Salma tadi kerasa gimana ya? Pasti dia mikir kalo gue mesum nih"
"Tapi salah dia juga sih, tiba-tiba duduk di pangkuan gue! Gimana Joni gak bangun coba! Di dudukin sama perempuan yang paling gue hindarin selama ini, arghhh Sal!!! Pleasee jangan bikin gue berharap lagi sama elu!!!!" Monolog Rony
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot
RomansaCerita yang berbeda di setiap Part nya✨ Pecinta Happy Ending 🥰 One shoot ini mengandung unsur 18+ ya, jadi kalo gak suka lebih baik di skip saja ✌️