MANJA

2.2K 219 19
                                    

Brak

"Astagfirullah dav, kamu kalo buka pintu hati-hati," ujar seorang wanita yang masih mengenakan seragam sekolah.

Dava menghampiri wanita itu dan mendorong kuat tubuh wanita itu ke tembok, hingga wanita itu sedikit terbentur.

"Gua gak izinin lo pindah sekolah, apalagi satu sekolah sama gua!" Ancaman Dava membuat wanita itu menjadi bingung.

"K–kenapa kan d–disuruh bunda biar aku bisa bareng kamu terus," ucap wanita itu dengan ragu-ragu pasalnya ia sangat takut dengan Dava.

Dava sudah tidak berkutik lagi jika urusannya bunda ya mau gimana lagi selain menerima kenyataan.

Lama-lama squad boy's juga akan tahu jika dirinya sudah menikah apalagi dengan adik dari musuh bebuyutan mereka, huft dunia sekecil apa sih sampai-sampai bisa gini?.

"Ck, yaudah tapi lo jangan pernah Deket Deket sama gua ataupun nyamperin gua paham Lo!"

"I–iya dav aku paham,"
________

"Makan yang banyak ya fan," ujar Devi menyendok lauk serta nasi nya.

Afan melongo saat melihat nasi yang berada di piringnya, emangnya dia kuli bangunan yang makanya sebanyak ini?.

"Dev, gak sebanyak ini juga lah" ucap afan sambil menelan Saliva nya yang melihat begitu tinggi nasi yang di sendokan Devi.

"Gak lah itu dikit, sini gua suapin biar cepet abis." Devi menggeser piring afan, dan mengambil sendok bersiap untuk menyuapi.

Tingkah Devi membuat semua tertawa termasuk Arie yang berada di sana.

"Jadi pengen cepet-cepet nikah deh," ucap Arie sambil melihat afan dan Devi yang sedang suapin-suapinan.

Cinta tersedak saat anak pertamanya berucap seperti itu, Arie anak yang tak bisa mengenal perempuan bagaimana bisa ngomong seperti itu.

"Arie mau? Biar mama jodohin juga kalo mau" tawar cinta yang bersemangat.

"Boleh aja sih ma tapi jangan sampai ibu-ibu atau nenek-nenek ya ma."

"Beneran mau, yaudah nanti mama cariin" ucap cinta langsung melanjutkan makannya.

"Mah mah lifah juga dong!," seru lifah yang ingin nikah juga.

"Hah? Kamu mau nikah?" Tanya cinta yang bingung dengan anak bontot nya.

"Iya, tapi cariin dulu nanti nikahnya pas lifah kuliah lifah mah gak mau nikah kayak bang afan sama bang Arie."

"Lah kenapa gak mau?" Tanya afan yang masih mengunyah makanan.

"Ribet harus sekolah dulu, kan kalo kuliah bisa langsung buat Dede Bayi sama suami." Ucapan lifah membuat semua melongo bagaimana bisa kelas 2 SMP sudah mengerti begituan.

"Lifah!." Tegur cinta kepada lifah.

"Aaa kaburr." Lifah beranjak dari meja makan dan lari ke kamar atas.

Kebetulan makanannya sudah habis jadi dia tidak di omelin Devi maupun cinta. Semua tertawa melihat tingkah laku lifah yang begitu menggemaskan.

"Mama udah selesai makan?." Tanya Devi melihat cinta ingin beranjak dari sana.

"Iya Dev udah," jawab cinta sambil merapikan piring-piring.

"Udah udah mah biar Devi aja yang beresin, mama naik ke atas aja." Ujar Devi menghentikan cinta yang ingin mengambil piring bekas lifah.

"Oh gitu, ya sudah mama naik ke atas ya."

"Iya ma hati-hati"

Devi kembali melanjutkan menyuapi afan makan sedangkan afan sibuk ngobrol dengan Arie masalah taruhan itu dan balapan malam ini.

BAD BOY AFAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang