RENCANA DALAM WAKTU 2 BULAN?

1.2K 117 13
                                    

Selasa pagi yang cerah dengan kondisi langit yang berawan tidak terlalu panas dan tidak terlalu mendung.

Kini mereka sedang sarapan di meja makan dengan full keluarga besar ada arie, afan, Devi, mala, cinta serta lifah yang duduk disana.

Sebenarnya pagi ini cinta sedikit khawatir pada afan karna dirinya yang belum begitu pulih tapi sudah memaksakan diri untuk sekolah.

"Kamu serius nak mau sekolah hari ini?" tanya cinta sambil menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

"Iya ma afan udah sehat kok" jawabnya sambil mengoleskan selai coklat ke roti.

"Oke, kalo kamu mau nya gitu tapi jangan lupa ya obatnya di minum" perintah cinta dengan tekanan agar afan mengikutinya.

Afan hanya mengangguk dan mengiyakan perintah mama nya itu belum tentu juga nanti ia akan minum.

"Mama nanti lifah berangkat sekolah bareng siapa?"

"Bang afan aja"

"Ga usah lo bareng Devi aja biar gua yang nganter lifah sekolah" ucap arie yang memang sengaja membuat afan lebih dekat pada Devi.

"Lah kalo aku sama afan kak mala sama siapa?"

"Gua sama rakha nanti Dev"

"Hah? Sumpil? Omo omo bau bau mau jadian nih aku setuju pokonya mah kak, ya kan lifah setuju kan abang juga kan mama juga kan?" heboh Devi yang membuat lifah senang karna ada teman berisik.

"Asik anjay kak mala mau jadian yuhuu!" ikut teriak lifah juga suport mala.

Melihat mereka berdua heboh cinta jadi teringat afan yang dulu hebohnya seperti ini jika arie dekat dengan cewek.

Sekarang afan lebih banyak diam dan bahkan hanya mengeluarkan kata paling sedikit 2 kalimat paling banyak 5 kalimat tidak lebih.

"Heh kalian nih apaan sih cuma dijemput doang gak lebih"

"Yakin ga lebih nanti kepincut beneran gimana?" goda arie membuat mala malu.

"Engga bang cuma nganter doang"

Saat mereka ribut dengan perbincangan mala dan rakha, afan beranjak dari sana dan berniat pegi ke sekolah lebih dulu.

"Eh eh afan mau kemana"

"Warteg"

"Hah serius?"

"Lo mau bareng gua atau jalan sendiri?"

"Eh eh iya iya, aku bareng kamu!"

"Ya udah ma, bang, kak, lifah, aku sama afan berangkat duluan ya asalamualaikum"

"Walaikumsalam hati-hati sayang!"

•••

Sesampainya di sekolah afan memarkirkan motornya di parkiran seperti biasanya lalu ia menyuruh Devi turun dari motornya.

Saat afan membuka helm nya ia salah fokus dengan paha Devi yang begitu terpampang, kulit putih dan mulus nya itu terlihat dengan jelas.

"Rok lo kependekan besok ganti, lo mau paha lo keliatan kemana-mana?" omel afan tanpa menatap Devi.

Devi baru menyadari bahwa rok nya benar terlalu pendek bahkan sampai kelihatan jelas paha nya.

"Oh iya, aduhh aku ga bawa jaket lagi! Terus gimana ya? Apa minjem jas osis aja ke el?" panik Devi membuat afan memperhatikannya.

Mendengar nama el yang di sebutkan Devi membuat hati afan merasa panas seperti cemburu.

"Ekhem, el siapa?" dehem afan sambil bertanya.

BAD BOY AFAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang