All credit to Animonsta Studio
.
.
Karakter bukan milik saya, tapi ide murni dari saya.Dilarang plagiat yups!
Blaze menatap Duri yang duduk di depan ruang BK. Tangannya berkacak di pinggang lalu helaan napas keluar."Udah aku urus. Besok besok jangan jauh dari kakak ya?" Tangannya terulur mengacak rambut adiknya itu. Duri mengangguk lesu.
"Dah, ayo pulang." Blaze merangkul Duri ke kelas, mengambil tas. "Kak, jangan kasih tau yang lain." Ucap Duri. Blaze kembali menghela napas, duh bisa cepet tua dia.
"Sampai kapan?" Duri terdiam sejenak, "Sampai aku siap buat cerita."
"Iya, sampai kapan? Kamu kalo nggak Ais pancing waktu itu juga nggak cerita kan? Padahal Kak Gempa sama Kak Upan sering nyinggung itu." Duri hanya diam, tidak bisa menjawab.
"Oke. Aku ngalah. Apapun itu, kamu yang putusin." Ucap Blaze. Ia menghidupkan motornya lalu membawa mereka pulang ke rumah.
Di sini, trio sulung udah kuliah, Blaze dan Duri satu sekolah. Ais dan Solar satu sekolah. Masing masing beda sekolah dan agak jauh jaraknya.
Trio sulung hanya pulang waktu weekend dan memilih kost karena jarak kampus dan rumah cukup melelahkan untuk dilaju.
Setelah hari itu, Duri selalu menempel pada Blaze, sesuai permintaan sang kakak. Mungkin karena sudah terbiasa, Duri juga menempel saat di rumah.
Yang lain menganggap itu biasa, toh mereka kakak adek. Duri masih mendapat bully berupa scam dan macam cyberbullying lainnya, namun bisa ia atasi sendiri. Asal fisik aman, Duri tidak masalah.
Hari ini adalah hari minggu, minggu terakhir sebelum libur dimulai. Hanya ada class meeting untuk minggu depan, jadi Duri tidak mau menyentuh bukunya.
Ia memilih menghabiskan waktu di halaman belakang, dimana ia menanam berbagai tumbuhan, baik bunga, tanaman hias, sampai pohon buah.
"Duri, Aze mana?" Tanya Ais. Duri yang sedang memilah benih menoleh, mukanya cemong sekali.
"Cemong banget kamu. Nanti mandi ya." Lanjut Ais sedikit tertawa. Adiknya jadi lucu.
"Hehe. Kak Aze baru ke warung depan. Katanya mau beli es teh." Jawab Duri. Ais mendengus, "Tau gitu titip. Aku capek banget."
"Kak Gempa sama Kak Upan kayaknya baking deh, coba dicek." Ucap Duri mengalihkan kesal Ais.
"Oh pantes ada tulisan do not disturb di depan pintu dapur. Baru eksperimen tah. Aku tunggu deh, thanks Duri." Ucap Ais. Ia dan boneka pausnya meninggalkan Duri.
Masih fokus dengan benih tanaman, Duri sampai tidak menyadari ada yang mendekatinya.
"Eits! Enak aja deketin adekku." Duri kembali menoleh, kali ini dengan terkejut karena melihat Taufan memegang seekor ular, cukup besar namun tidak besar banget.
"Woah woah, tangkapan bagus kak!" Heboh Blaze yang baru datang. "Eh Kak Upan! Astaga, nemu dimana itu?" Gempa panik dari dapur.
Mendengar ucapan Gempa, Hali dan yang lain ikut keluar. "Buset gedhe." Komen Ais.
"Itu tadi deketin Duri. Terus aku tarik deh. Ini mau diapain?" Tanya Taufan. Duri juga kaget, di belakangnya?
"Kayaknya ada sarangnya deh." Ucap Blaze. Ia mencari lubang di sekitar halaman, padahal udah dipagar.
"Ada! Ih untung kosong." Ucap Blaze. Hali mencari karung dan batu besar serta cangkul. Gempa membantu membawa batu, Taufan memasukkan ular itu ke karung, setelah ditutup mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy Fanfiction (Thorn/Duri Centric)
FanficIni cuma kumpulan oneshot alias sekali tamat tentang Boboiboy. Genre : Fluff, slice of life, kadang hurt comfort, atau angst(dikasih tanda) Rata rata Thorn centric sih. Soalnya aku suka Thorn/Duri dan semua tahapnya. Suka? Baca aja, nggak suka? Ya...