All credit to Animonsta Studio
.
.
Karakter bukan milik saya, tapi ide murni dari saya.Dilarang plagiat yups!
Selamat membacaaa!
-----
"Kak Gempa, sakit hiks. Tolong Duri." Gempa berusaha menggapai tangan adiknya yang terasa semakin jauh.
"Duri! Tuhan, tolong jangan ambil adikku, Tuhan." Air menelan tubuh ringkih itu secara perlahan, enggan melepas begitu saja.
"Duri satu satunya adikku dan keluargaku yang tersisa." Gumam Gempa. Ia membuka mata, menatap langit langit kamar.
"Ah, mimpi itu lagi."
-----
Berita mengenai meninggalnya adik Gempa sudah menyebar ke seisi kota. Banyak yang mengirim bunga, baik ke rumah duka maupun ke kuburan Duri.
Bela sungkawa tidak kunjung berhenti terucap oleh orang orang di sekitar Gempa. Tidak sedikit dari mereka memberi tambahan afeksi maupun kata kata penyemangat untuk pemuda sebatang kara itu.
Duri meninggal secara tiba tiba di kelas, tepat setelah pelajaran olahraga. Kebetulan kelas mereka kosong, tidak ada guru pengampu datang.
Beberapa anggota kelas memilih ngadem di kantin sekalian mengisi perut, mumpung bukan jam istirahat, yang lain menyebar ke UKS, perpus, dan spot teduh lainnya.
Hanya ada Duri di kelas, tidur di atas lipatan lengannya, menelungkup ke arah meja.
Pelajaran berikutnya dimulai, para siswa kembali ke kelas, beberapa ada yang membangunkan Duri, ada pula yang jahil menarik rambut anak yang terlihat pulas itu.
Namun sampai waktu pulang sekolah, Duri sama sekali tidak bergerak. Beberapa siswa mulai curiga, mereka di bawah pantauan guru mapel terakhir mencoba menarik Duri untuk duduk, namun anak itu tiba tiba oleng dan hampir jatuh kalau saja ketua kelas tidak menahannya.
Tubuh Duri sudah dingin.
Saat itu juga guru menghubungi ambulan dan polisi untuk melakukan tugasnya.
Gempa yang saat itu baru selesai rapat bersama Osis langsung berlari begitu mendengar berita mendadak tersebut.
"Duri!" Panggil Gempa, namun tentu saja tidak akan ada balasan. Duri sudah pergi, pergi jauh darinya.
Semenjak itu, Gempa seperti mayat hidup, tidak pernah terlihat senyumannya sedikitpun, begitu pula binar di matanya.
Solar dan Hali membantu polisi menyelidiki kasus tersebut, kebetulan orang tua mereka merupakan tim khusus yang menyelidiki kasus seperti ini. Sayangnya mereka sedang ada tugas lain.
Saat ini, Gempa sedang istirahat di ruang MPK, mengistirahatkan matanya yang lelah membaca laporan yang berlembar lembar itu.
Dia kurang tidur, setiap Duri datang ke mimpinya, Gempa tidak akan bisa tidur lagi. Tapi Gempa tidak pernah mengeluhkan hal itu.
"Duri, nanti datang lagi ke mimpi kakak ya? Kakak kangen kamu." Gumam Gempa. Ia meletakkan lengannya di atas mata, mencoba tidur sejenak setelah mengatur alarm di ponselnya.
"Ssst, Gempa tidur. Ayo ambil barangmu dan pergi." Gempa masih mendengar bisik bisik itu, sampai pintu tertutup pun dia masih terjaga.
"Psst psst, Kak Gempa. Bangun." Gempa terkesiap, suaranya sangat nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy Fanfiction (Thorn/Duri Centric)
FanficIni cuma kumpulan oneshot alias sekali tamat tentang Boboiboy. Genre : Fluff, slice of life, kadang hurt comfort, atau angst(dikasih tanda) Rata rata Thorn centric sih. Soalnya aku suka Thorn/Duri dan semua tahapnya. Suka? Baca aja, nggak suka? Ya...