Tangan

235 49 15
                                    

All credit to Animonsta Studio
.
.
Karakter bukan milik saya, tapi ide murni dari saya.

Dilarang plagiat yups!

Selamat membacaaa!

TTM, alias Trio Troublemaker yang diketuai oleh Taufan dan kedua anggotanya yaitu Blaze dan Duri sedang bersiap untuk menjelajah hutan di belakang sekolah.

Mereka tidak akan berkemah karena hutannya tidak terlalu besar, bahkan sebenarnya sering mereka lewati karena ada setapak yang memotong lurus hutan tersebut.

Makanya dibolehin Gempa dan Hali. Dengan catatan sebelum maghrib sudah sampai rumah.

Mereka berangkat jam 9 pagi, setelah sarapan dan bebersih rumah.

"Hati hati di sana. Jangan aneh aneh." Ucap Gempa. Ia menyerahkan tas kecil pada Duri yang masih mengikat sepatunya.

"Jaga jaga aja. Jangan sampai kepisah sama kakak yang lain." Pesan Gempa. Duri mengangguk.

Gempa beralih pada kakak dan adiknya, "Kalian jangan sampai hilang."

"Siaap. Berangkat dulu yak, Assalamualaikum." Ucap Taufan.

"Waalaikumsalam."

-----

Di sinilah mereka, menyusuri setapak kecil dengan batu berwarna merah terang. Sengaja agar saat malam masih terlihat, walau tidak ada yang berani lewat.

"Oke, udah sampai di tengah nih kayaknya. Mau kanan apa kiri?" Tanya Taufan. Ia menatap kedua adiknya bergantian.

"Kiri aja kah? Kanan ada tower listrik. Kalo kiri katanya ada danau." Ucap Blaze.

"Oh ya? Tau darimana?" Tanya Taufan. "Temenku pernah kesini."

"Oke kita ke kiri. Ayo ri." Mereka mulai memasuki hutan rimbun itu. Paling depan Blaze, lalu Duri, terakhir Taufan.

"Kalo dilihat lihat, hutannya nggak terlalu berantakan. Maksudku kayak rapi aja gitu." Ucap Duri.

"Betul, kalo kata Hali, hutannya tuh buatan. Makanya nggak besar banget." Ucap Taufan. Mereka kembali diam, menikmati udara yang sejuk dan cenderung dingin di hutan ini.

Saat melewati sebuah pohon yang besar, terdengar suara orang marah marah.

"Ssst, kayak ada suara orang." Ucap Blaze. Ia mengkode saudaranya untuk merunduk dan bersembunyi.

"Eh iya. Ngapain marah marah di sini coba?" Tanya Duri. "Apa tersesat ya?" Terka Taufan.

Tiba tiba, orang itu menatap ke arah mereka. Duri yang pertama terkejut hingga hampir terjungkal, beruntung dia tidak latah.

"Sepertinya ada yang menguping. Kita pindah saja." Ketiga anak itu bingung. "Dia bicara sama siapa?" Duri mengerutkan dahi.

Melihat pria itu pergi, Duri berani menoleh, namun kedua kakaknya tidak ada.

"Kak?" Duri berdiri, ia sendiri di sini. Rasa takut mulai menggerogoti nyalinya. Namun ia tidak boleh takut, kata Solar, kalau dia takut, dia tidak akan bisa keluar dari situasi tersebut.

"Walau aku nggak paham, aku ikutin aja deh." Duri mencari kedua kakaknya atau sekalian cari jalan keluar dengan menyusuri langkah awal mereka tadi.

Semakin lama semakin terasa jauh, Duri sudah lelah. Ia memilih untuk istirahat dulu dan minum bekal dari Gempa.

"Eh, yah gerimis." Duri berlari kecil menuju bawah pohon besar, tidak sengaja menggeser batu di sana.

"Eh maaf, aku mau ikut neduh." Ucap Duri, itu pesan Hali. Kalau merasa mengganggu penunggu hutan, cepat minta maaf.

Boboiboy Fanfiction (Thorn/Duri Centric)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang