Duri? ˘・_・˘

443 53 29
                                    

All credit to Animonsta Studio
.
.
Karakter bukan milik saya, tapi ide murni dari saya.

Dilarang plagiat yups!

Selamat membaca!

Solar : koas
Duri : skripsi (PGSD)
Blaze : Skripsi (Teknik mesin)
Ais : dokter
Gempa : polisi
Hali : polisi
Taufan : alumni

-----

Duri merasa akhir akhir ini Solar jarang berada di rumah. Dia paham kalau adiknya yang jenius ini sedang sibuk dengan agenda koas nya.

Yang dia tidak paham adalah apakah Solar akan skripsi atau tidak. Padahal Duri pengin skripsi bareng Solar.

"Woy, galau mulu." Sapa Blaze. Ia baru saja keluar dari kelas, pdl nya sudah ia lepas kancingnya.

"Kangen Solar. Dia nggak pernah di rumah." Keluh Duri. Blaze hanya geleng kepala.

"Kata Ais dia masih sibuk koas." Ucap Blaze. Ah ya, Ais itu sepupunya.

"Ohh gitu. Ada skripsi nggak sih anak kedokteran tuh?" Yang ditanya hanya mengedikkan bahu.

"Dah jangan dipikirin, jangan bahasa that S word itu. Puyeng." Ucap Blaze, "Udah pesen makan?"

"Belum, duh jadi males makan." Mendengar itu, Blaze mendecak, "Mahasiswa akhir tuh harus rajin makan. Ntar dagingnya habis dimakan cacing."

Btw, mereka di kantin fakultas hukum karena ayam gepreknya enak. Padahal Blaze anak teknik mesin sedangkan Duri anak PGSD.

Sama sama mahasiswa tingkat akhir, walau Blaze udah akhir sejak 2 tahun lalu. Sedikit cerita, mereka pertama kali kenal gegara rebutan geprek padahal bukan pesenan mereka.

Karena sama sama malu, akhirnya kenalan sekalian. Alasan Blaze akhirnya fokus ke skripsinya dan bukan motor orang adalah karena melihat ambisi Duri buat skripsian juga.

Dah, jangan bahas skripsi, author juga mual. Lanjut dengan dua mahasiswa bangkotan yang sedang menyantap geprek level 3 dengan lahap.

"Kalian ngapain di kantin sini?" Mereka kompak menoleh. "Pertanyaannya dibalik deh, ngapain alumni kesini?"

Taufan cengengesan, dia anak sasindo yang sudah lulus 4 tahun lalu.

"Nganter Gempa, dia ada urusan sama adek tingkat dia. Lagian baru nganggur juga." Ucap Taufan.

"Nganter ke?" Taufan menunjuk gedung yang berdiri megah di balik gedung kantin yang mereka tempati.

"Tuh, auditorium khusus anak Hukum. Mewah ya?" Blaze dan Duri mengangguk.

"Kayaknya ada hubungannya sama kasus adek tingkatnya Duri yak?" Tanya Blaze.

"Iyap. Semua berhubungan." Hampir saja Blaze menyemburkan es tehnya ke wajah Duri.

"Astaga Kak Gempa ngagetin." Ucap Duri, ia mengelus dada dengan tangan kiri. Gempa menghela napas, ia pusing karena begadang hampir 3 hari.

"Kak Hali nyusul. Kita di sini dulu." Ucap Gempa lalu duduk. Rupanya ia sudah memesan makanan untuknya dan Taufan.

"Ah kangen kuliah." Ucap Taufan sembari menyandarkan punggungnya ke dinding.

"Kuliah lagi gih." Ucap Gempa enteng. Taufan menggeleng, "Ketuaan."

"Yang udah tua nggak lulus juga banyak." Duri dijitak Blaze, anaknya ketawa doang.

"Kapan pameran berikutnya?" Tanya Duri. Taufan menoleh, "Masih setengah tahun lagi. Luangin waktu plis kalo dah pada kerja."

Boboiboy Fanfiction (Thorn/Duri Centric)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang