Seseorang akan berubah menjadi dirinya sendiri, apabila ia berada di tempat yang nyaman baginya.Alvaro Axelio Wilson.
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa.
Kalau ada kritikan silahkan diutarakan agar dapat diperbaiki. Mohon kerjasamanya.
-Love and Ravange-
"Huhhh!" Terdengar suara helaan nafasnya. Ia turun dari ranjang dan berjalan pada meja riasnya, melihat pantulan dirinya pada cermin. Lambat laun ia tersenyum menatap dirinya sendiri.
Ia mengusap air matanya dan kembali tersenyum.
" Ihh, cantik bangat sih Lo! Masa gini ajah nangis!'' ujarnya diikuti dengan kekehan kecil dari bibirnya.
" ayoo, semangat Lo kan kuat! Pasti bisa, ingat Lo itu, versi ayah yang paling kuat. Yang ayah tinggalkan." Ia kembali menguatkan dirinya sendiri.
Tanpa ia sadari, Ciko melihat semua yang ia lakukan. Rasa bersalah kembali menyerang dirinya, saat melihat adiknya yang berusaha tersenyum meskipun air matanya tetap mengalir.
" Nggak seharusnya Abang ngebentak kamu kayak tadi."lirih Ciko penuh rasa bersalah. Ia segera meninggalkan adiknya menuju ke kamarnya sendiri. Sedangkan Marisah kembali menaiki ranjang miliknya malam ini ia tidak memiliki mood untuk melakukan apapun. Walau hanya untuk makan pun ia tak bermood.
-Love and Ravange-
"Sudah saya bilang Varo! buang perasaanmu itu!" Teriak seorang wanita paruh baya pada cucunya.
Alvaro hanya menatapnya dengan tatapan kosong, ia tak berniat membela dirinya sedikitpun.
" Pokoknya semua harus berjalan sesuai rencana." Pungkas wanita paruh baya itu.
Sebab jika ia terus marah pun hasilnya akan tetap sama. Alvaro adalah anak yang dingin yang tak akan pernah membuat alasan untuk membela dirinya sendiri. Sehingga jika, malam ini ia terus mengoceh hanya akan membuatnya lelah saja. Karena anak itu tak akan merespon sedikitpun.
Alvaro memiliki sifat yang dingin serta hati yang beku, tak berperasaan karena didikan yang diberika oleh kakek dan neneknya.
Bahkan ayahnya pun begitu keras mendidiknya. Ia begitu berbeda dengan Alvero. Alvero akan diberikan kebebasan dalam menentukan jalan hidupnya, sedangkan Alvaro tak pernah diberikan kewenangan atas hidupnya sendiri.
Semua yang ia jalani hanya berjalan sesuai keinginan Kakek, Nenek dan ayahnya. Hal itu membuatnya membenci dirinya yang bahkan tak memiliki kekuatan untuk melawan.
Alvaro keluar dari ruangan neneknya. Dengan langkah ringan ia menarik langkah kakinya keluar. Namun harus terhenti karena ada ayahnya di depan,, tuan Wilson.
" Cih, anak tidak berguna kau Varo. Tugas sekecil itu saja belum kau selesaikan. Lihat Leo! Apapun tugas yang diberikan padanya, selalu diselesaikan tepat waktu." Ujar tuan Wilson dengan nada remeh pada Alvaro.
"Kami BERBEDA!" Ujar Varo penuh penekanan.
Jika boleh jujur, Varo sangat membenci keluarganya sendiri. Bahkan mereka tak bisa menjaga perasaan putranya sendiri apakah itu pantas disebut sebagai keluarga? Dan pria itu, apakah ia pantas disebut sebagai ayah?
" Ya, kalian memang sangat berbeda! Bahkan perbedaannya pun sangat jauh. Itulah kenapa saya tak ingin memiliki putra sepertimu! yang lelet, bahkan tak bisa melakukan apapun." Ujar tuan Wilson dengan tenang tanpa memikirkan perasaan putranya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Ravange
Подростковая литератураkisah tentang gadis yang manis dengan nama lengkap Marisah Devian. gadis yang berjuang demi orang yang dia sayangi. Kisah ini juga menceritakan tentang kisah cinta dua senjoli yang saling menyakiti satu sama lain dengan perasaan cinta mereka sendir...