01. Siswa berandal sekolah.

191 54 102
                                    

Nggak papa, kan nggak
Semua yang kita cintai harus kita
Miliki

(Marisa Devian Bagaskara)

Warning ❗❗
Peringatan keras, follow akunnya. Sebelum membaca.


Sekolah Alexander high school, salah satu pendidikan yang begitu bergengsi dan dihuni oleh berbagai siswa-siswi yang cerdas untuk Kalangan orang kaya, ada beberapa kalangan rata-rata yang dapat bersekolah di sekolah tersebut karena kepintaran mereka sehingga mendapatkan beasiswa.

Pagi ini Alexander High School melakukan upacara, banyak siswa yang tengah berbaris untuk mengikuti upacara pagi. Para anggota OSIS yang sedang melakukan tanggung jawab mereka, menahan siswa yang terlambat, serta yang tak memakai atribut dengan lengkap, di depan gerbang sekol

Brukkk...

Suara lompatan terdengar dari pagar belakang sekolah, seorang gadis dengan senyuman kemenangan membersihkan pakaian yang terkena abu, ia mengibaskan sisa abu yang tertempel di kedua telapak tangannya. Ia menoleh ke samping melihat renselnya yang ia buang secara asalan.

Memang benar, dimana ada baik, disitu ada jahat, dimana ada hitam, disitu ada putih. Sama halnya dengan di Sekolah. Dimana ada siswa yang penurut, maka ada juga siswa yang bandel.

Gadis tersebut mengambil renselnya, yang ia buang secara asal-asalan
menaruh satu tali rensel pada bahunya, kemudian berjalan acuh memasuki pekarangan sekolah.

Sesekali ia melirik mencari anggota OSIS, yang mungkin sedang berpatroli mencari salah satu kaumnya. Tanpa ia sadari, dibelakangnya sudah ada guru piket yang mengikuti setiap langkah kakinya.

"MARISAH DEVIAN BAGASKARA!!! Sedang apa kau disini?!" Teriak guru piket tersebut pada gadis didepannya.

Ya dia, Marisah Devian Bagaskara. Siswa yang selalu berlangganan dengan buku hitam milik piket. Dimana- mana siswa yang bandel itu selalu berjenis kelamin laki-laki. Namun, disekolah ini berbeda, gadis ini adalah gadis yang selalu diincar oleh guru piket setiap hari. Gadis yang selalu keluar masuk ruang BK. Beruntung ibunya seorang donatur disekolahnya, jika tidak! Maka dapat dipastikan ia sudah dikeluarkan sedari awal masuk.

" Mampus!!!!" Sinyal bahaya dalam dirinya berbunyi, pertanda bahwa bahaya mendekat. Ia harus berlari sekarang juga. Dengan gesit gadis tersebut berlari meninggalkan guru piket yang entah berada dimana, ia tak tahu. Yang ia tahu, ia harus menyelamatkan dirinya dari sebuah kata 'dihukum.

"Baiklah, Marisah. Hukumanmu akan saya gandakan!" Guru tersebut kembali berteriak, kala siswa yang hendak ia tangkap berhasil lolos. Kini wanita paruh baya tersebut menggunakan michrophone sehingga teriakannya menggema diseluruh lingkungan sekolah Alexander.

Marisah berlari dengan tergesa-gesa, bahkan sudah menambrak beberapa siswa. Untuk para siswa Alexander, nama itu sudah tak asing lagi bagi Indra pendengaran mereka. Sebab setiap hari nama itu terus yang selalu memenuhi michrophone.

Gadis tersebut terus berlari, hingga 'brukk' ia tak bisa melangkah ada yang menahan renselnya, "Sialan, lepas...!" Teriak gadis itu menggema. Saat ada yang menahan renselnya. Tak kehilangan akal, gadis tersebut segera melepaskan renselnya. Dan kembali berlari.

Namun, pada akhirnya ia kembali ditangkap oleh sang ketua OSIS. " Sialan, untuk apa gue cape-cape kabur. Kalau pada akhirnya ditangkap!" Batin gadis tersebut geram.

 Kalau pada akhirnya ditangkap!" Batin gadis tersebut geram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love And RavangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang