Hidup Isabella berjalan dengan sempurna seperti apa yang selama ini ia impikan, hidup sederhana bersama sang suami di sisinya. Namun belum genap satu tahun pernikahan mereka, tiba-tiba gerombolan prajurit istana mengepung rumahnya dan menghabisi nya...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Selamat membaca!
_________________________
Setelah memalingkan wajahnya ketika Isabella mengancam akan mencongkel bola matanya, Seth berdeham sejenak sebelum bersuara. "Ku dengar ada yang menyerangmu di pasar tadi," ucap Seth.
Isabella masih berdiri di depan lemari sembari menutupi tubuhnya,"Apa pedulimu? Sebaiknya kau segera keluar dari kamarku," balas Isabella, merasa jengkel karena Seth tak kunjung keluar dari kamarnya. Isabella ingin sekali mendorong pria itu keluar dari kamarnya, namun Isabella takut melangkah dalam keadaan tubuh hanya dililit handuk.
"Tentu aku peduli. Kau istriku, memastikan keselamatanmu adalah tanggung jawabku. Kejadian yang menimpamu di pasar tadi sangat beresiko,"
"Aku bisa menjaga diriku sendiri,"
Seth menghela napas sedikit pasrah,"Aku tahu. Tapi tetap saja kau tidak boleh menghadapi seorang penjahat seorang diri. Manfaatkan penjagaan yang kuberikan kepadamu, kau tak perlu mengotori tanganmu sendiri," ujar Seth.
Seth telah mendengar kejadian yang menimpa Isabella di pasar tadi dari Timothy. Meski kagum dengan kemampuan Isabella yang mampu menumbangkan lawannya sendiri, tetap saja Timothy tak bisa lolos dari pukulannya karena keteledorannya menjaga Isabella.
"Baiklah. Sekarang sudah cukup bicaranya? Kau cerewet sekali," Isabella tidak menyangka kalau Seth ternyata pria yang cerewet. Padahal yang ia dengar kalau Seth adalah tipe pria yang tidak banyak bicara, tak suka basa-basi dan cenderung pendiam. Tapi lihat, di depannya pria itu berbicara terus.
Seth memilih menyudahi percakapannya dengan Isabella. Ia rasa Isabella memang tidak menyukainya ketika ia banyak bicara dan terlalu mendekatinya, ia pun masuk ke dalam kamar Isabella untuk sekedar memastikan bahwa istrinya itu baik-baik saja.
"Istirahatlah. Kalau begitu aku keluar, selamat malam." Seth pun pergi meninggalkan kamar Isabella. Tak lupa menutup pintu kamar tersebut.
Isabella pun berlari ke arah pintu dan segera menguncinya. Ia lalu menyandarkan tubuhnya pada pintu sembari meraup oksigen sebanyak-banyaknya, berada satu ruangan dengan Seth membuat Isabella sulit bernafas, ia selalu merasa terancam meski pria itu tak berbuat sesuatu kepadanya.
Bayang-bayangan malam itu membuat Isabella sedikit gemetar begitu bola matanya dan Seth bertemu. Isabella merasa jika Seth akan menghancurkannya saat itu juga, sehingga Isabella merasa tak kuat berlama-lama dengan pria itu.
🥀🥀🥀
Isabella uring-uringan karena tak kunjung mendapatkan balasan dari suratnya. Entah karena suratnya memang sengaja tak dibalas oleh Ansel atau suratnya tak sampai ke prianya.
Isabella bahkan sudah mengirim surat sebanyak dua kali beberapa hari yang lalu namun sama saja ia tidak mendapat balasan apapun. Isabella merasa frustasi karena merindukan kekasihnya, padahal Isabella pernah mengatakan kepada Ansel bahwa hubungan mereka akan terus berlanjut meski Isabella sudah menikah. Ansel pun mengiyakan ucapannya ketika mengajak pria itu tetap melanjutkan hubungan mereka, namun Ansel sampai saat ini tidak membalas surat darinya. Apa Ansel marah kepadanya sehingga pria itu mengabaikannya begitu saja?