Selamat malam!
Jangan lupa Vote dan komen yaa
Happy Reading!
________________________________
Saat sebagian penghuni istana terlelap, begitu pula dengan sang ratu, Timothy melangkahkan kakinya lebar menuju ruang kerja sang raja. Rasa marah dan kecewa dalam dirinya membuat Timothy tak sabaran untuk segera menghadap kepada Seth untuk melaporkan tindakan tak bermoral dari istrinya itu.
"Salam, Yang Mulia."
Seth, pria itu baru saja selesai meletakan dokumen terakhirnya di atas tumpukan dokumen lainnya. Pria itu hanya bergumam sebagai balasan atas salam penghormatan Timothy kepadanya.
"Saya ingin melaporkan keseharian Permaisuri sesuai dengan perintah Yang Mulia Raja," lanjut Timothy.
"Katakan," jawab Seth. Mempersilakan Timothy untuk menjelaskan hasil tugasnya dalam mengawal keamanan istrinya serta apa saja yang dilakukan istrinya hari ini. Dan sejauh penjelasan Timothy, istrinya itu hanya berkegiatan masih di lingkup istana dengan kegiatan yang berulang-ulang setiap harinya.
"Bagus. Terus pastikan keamanan nya dan jika permaisuri ingin keluar istana, kau harus tetap berada di sisinya untuk menjaganya. Aku tidak mau kejadian tempo lalu terulang kembali atau kau akan ku tendang keluar dari istana," ucap Seth.
"Baik, Yang Mulia. Saya akan terus menjaga Permaisuri dengan baik."
"Hmm. Kau bisa kembali sekarang." Seth pun bangkit dari duduknya, hendak keluar dari ruang kerjanya untuk beristirahat ke kamarnya setelah merapikan kertas-kertas yang sebelumnya berjejeran di atas meja kerjanya.
Melihat Timothy yang tak beranjak dari tempatnya membuat kerutan halus di dahi Seth. "Apa ada yang ingin kau sampaikan lagi?"
Timothy menunduk, tiba-tiba merasa enggan untuk bercerita, padahal sebelumnya ia begitu bersemangat untuk melaporkan Isabella. Namun Timothy merasa tak pantas untuk merahasiakan hal sebesar ini, apalagi dari Seth yang notabenenya adalah suami Isabella.
"Ada satu hal lagi yang ingin saya sampaikan, Yang Mulia. Ini menyangkut Permaisuri juga,"
"Kalau begitu cepat katakan,"
Dengan tekad yang kuat, Timothy menjelaskan."Sore tadi, permaisuri menemui seorang pria di taman belakang istana dan—" Berat rasanya Timothy untuk melanjutkan kalimat selanjutnya, sungguh di lain sisi ia takut Isabella diapa-apakan oleh Seth setelah ini.
"Maafkan saya, Yang Mulia. Saya teledor menjaga kehormatan permaisuri Isabella, saya membiarkan pria itu menyentuh ratu di saat saya mempunyai pilihan juga untuk menebas leher pria itu langsung. Namun, pelayan pribadi ratu mencegah saya melakukan niat tersebut dan mengatakan bahwa pria itu adalah kekasih Permaisuri Isabella."
"Saya pantas mendapatkan hukuman dari Anda karena kesalahan besar ini, Yang Mulia." Timothy membungkuk karena perasaan bersalah serta tak berdaya dirinya dalam menjaga Isabella.
Sementara itu juga Timothy menunggu balasan dari Seth yang masih diam kala ia telah selesai berbicara. Detik berikutnya ia merasakan tepukan pada bahunya yang membuat Timothy mendongak menatap ke arah Seth yang berdiri dengan tegap di depannya.
"Berdiri dengan benar," ucap Seth yang langsung dituruti oleh Timothy. Pria berambut ikal itu menatap heran ke arah Seth yang berwajah tenang, seolah apa yang Timothy sampaikan barusan bukanlah hal yang mengejutkan pria itu.
"Pastikan berita ini tidak keluar dari istana permaisuri," ucap Seth menekankan. "Aku sudah tahu, Timothy. Jadi kedepannya kau harus terbiasa melihat hal itu, namun kau harus tetap menjaga Isabella dari pria itu. Jika Isabella menemuinya maka kau harus ada di sana untuk menjaganya dan melindunginya. Jangan sampai pria itu membawa kabur Isabella dariku."

YOU ARE READING
After Life
FantasyHidup Isabella berjalan dengan sempurna seperti apa yang selama ini ia impikan, hidup sederhana bersama sang suami di sisinya. Namun belum genap satu tahun pernikahan mereka, tiba-tiba gerombolan prajurit istana mengepung rumahnya dan menghabisi nya...