Hidup Isabella berjalan dengan sempurna seperti apa yang selama ini ia impikan, hidup sederhana bersama sang suami di sisinya. Namun belum genap satu tahun pernikahan mereka, tiba-tiba gerombolan prajurit istana mengepung rumahnya dan menghabisi nya...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jangan lupa tinggalkan jejak di lapak ini ya guys
Selamat membaca!
________________________________
Isabella begitu senang dapat melihat Ansel kembali, teramat bersyukur dikarenakan di kehidupan keduanya ia masih bersama Ansel. Di kehidupan kali ini, Isabella akan memastikan bahwa ia tidak akan pernah kehilangan Ansel lagi, segala cara akan ia lakukan demi dapat bersama dengan Ansel, meski itu berarti akan membuat Isabella melawan ayahnya kembali.
"Sepertinya kau terlihat bahagia hari ini," ucap Ansel.
Keduanya kini tengah bergandengan tangan menuju paviliun, Isabella menggenggam erat tangan milik Ansel seolah tak membiarkan pria di sampingnya itu lepas dari jangkauannya.
"Aku memang sedang bahagia. Bahagia karena dapat melihat mu dan beruntung mendapatkan pria baik seperti mu," balas Isabella.
Ansel terkekeh,"Justru aku yang beruntung karena mendapatkan cinta seorang Tuan Putri, apalah aku jika dibandingkan dengan diri mu, Isabell," ucap Ansel merendah. Bukan merendah untuk meroket, karena faktanya memang begitu, ia jauh lebih rendah jika dibandingkan Isabella yang berada di puncak.
Isabella mendongak, menatap tak suka kepada Ansel. "Jangan pernah berbicara seperti itu lagi, Ansel! Aku tidak suka mendengarnya,"
Ansel menangguk paham. Ansel pun tahu jika Isabella sama sekali tak menyukai jika dirinya sudah menyinggung masalah perbedaan kasta diantara mereka, namun begitu Ansel tetap berani melangkah mendekati Isabella meski tahu bahwa tidak akan ada masa depan yang terjamin untuk keduanya.
Setibanya di paviliun, keduanya duduk berhadapan dengan cemilan dan teh yang tersaji di atas meja. "Sepertinya mereka sedang membicarakan ku," celetuk Ansel sembari menatap beberapa pekerja yang berlalu lalang di dekat paviliun yang kini tengah menatap Ansel dengan raut mencemoh.
Isabella pun menoleh dan mendapati para pekerja langsung menunduk dan kembali mengerjakan pekerjaan mereka. "Abaikan saja. Nanti ku peringati mereka lagi agar tidak sembarangan menatap mu apalagi membicarakan mu," ucap Isabella.
"Terimakasih. Kau selalu melindungi ku, sedangkan aku tak bisa berbuat banyak untuk mu."
Isabella pun meraih tangan Ansel dan menggenggamnya,"Cukup kau cintai aku saja, maka akan ku lakukan apapun untuk mu," pungkas Isabella diakhiri senyuman tulusnya.
Ansel pun membalas genggaman Isabella, sungguh beruntung dirinya dapat dicintai oleh seorang gadis terhormat seperti Isabella. Seumur hidupnya, tidak pernah Ansel bayangkan jika cintanya terbalaskan setelah ia memberanikan dirinya mengutarakan cintanya kepada Isabella enam bulan yang lalu.
Masih teringat jelas bagaimana gugupnya ketika ia memanggil Isabella yang tengah berjalan-jalan di taman, melihatnya dengan tatapan datar ketika dirinya berdiri sembari menyodorkan bunga mawar yang ia petik di kebun istana untuk menyatakan cintanya kepada Isabella.