Bab 3

3.4K 495 52
                                    

Udara malam terasa dingin menusuk kulit Wang Yi. Dia berjalan gontai setelah mengembalikan mobil, langkahnya berat seperti tubuhnya yang lelah.

Rasa sakit di kepala karena dipukul vas oleh Zhou Shiyu saat ia baru masuk ke dunia ini dan perpindahannya ke dunia ini secara tiba-tiba masih terasa berdenyut. Namun tak ia hiaraukan.

Rasa krisis untuk menyelamatkan nyawanya sendiri dari adegan plot berdarah di akhir bab novel memaksa Wang Yi untuk tetap bertahan.

Saat mencapai rumahnya, yang hanya berupa gubuk kecil yang reyot, Wang Yi terdiam. Rumah itu berbeda 180 derajat dari rumah di dunianya sebelum ia meninggal. Kini ia dipaksa menjadi karakter antagonis dan hidup miskin oleh biro perjalanan waktu.

Wang Yi mengamati seluruh ruangan. Debu menyelimuti segalanya, tembok retak, dan atap bocor.

Bagaimana aku bisa mendapatkan uang untuk Diudiu? Pikirnya, matanya menerawang ke sekeliling.

Tidak ada apa-apa di ruang ini. Pikirnya.

Satu-satunya yang bisa dipikirkan Wang Yi adalah menjual sesuatu yang ada di rumah. Ini adalah pemikiran realistisnya karena bagaimana pun juga dia pengangguran dan tidak bisa mencari pekerjaan hari ini juga.

Matanya menyapu seluruh ruangan hingga dia ingat komputer canggih di dalam kamarnya.

"Haruskah aku menjualnya?" tanya Wang Yi pada dirinya sendiri. "Tapi itu satu-satunya barang berharga yang dimiliki 'Wang Yi'."

Segera tanpa pikir panjang, Wang Yi menghubungi seorang teman yang bersedia menampung komputer itu dengan harga yang lumayan.

Dia mengingat deskripsi awal novel itu. Selain berteman dengan Mingze dan Haoran, dua lelaki alpha preman komplek. Ia juga berteman dengan dua wanita alpha kaya generasi kedua, Xu Luoyan dan Li Xian.

Agaknya dua orang kaya inilah yang membuat 'Wang Yi' selalu meminta uang kepada Zhou Shiyu. Karakter antagonis itu mempunyai ego yang tinggi dan menjalani gaya hidup yang di luar batas kemampuan finansialnya. Tokoh antagonis itu berteman dengan dua wanita alpha kaya generasi kedua sejak kuliah, tentu gaya hidupnya mengikuti kedua orang itu.

"Kenapa kamu menjualnya?" tanya Xu Luoyan di ujung telepon.

"Putriku sakit, aku membutuhkan uang untuk biaya pengobatannya," jawab Wang Yi, suaranya tenang tanpa emosi.

"Ah ... untuk anakmu?" Suara Xu Luoyan terdengar terkejut, ia seperti tidak mempercayai ucapan temannya itu. "Bukankah itu adalah komputer kesayanganmu yang kamu rakit sendiri? Bagaimana kalau kita main game nanti? Kamu nggak bisa gabung, dong?"

"Tidak perlu. Aku masih bisa main PUBGM di hp," jawab Wang Yi. Ia ingat kalau ponselnya cukup canggih.

"Oh ... aku tak menyangka mendengar hal ini dari mulutmu. Oke, aku akan mentransfernya. Ingat, jangan lupa besok kita ada janji ke Star Club," kata Xu Luoyan.

"Oke." Wang Yi hanya mengiyakan.

Dengan uang hasil penjualan komputer, Wang Yi langsung bergegas ke rumah sakit. Ia berlari dengan harapan yang tercurah dalam setiap langkahnya. Semoga dengan ini Zhou Shiyu bisa mempercayainya.

Di ruangan kamar rumah sakit Diudiu, dia melihat putrinya tertidur lelap. Wajahnya masih terlihat pucat, sementara istrinya, Zhou Shiyu juga tampak tidur dengan dahi mengerut. Masih ada warna merah bekas tamparan di pipi omega itu.

The Alpha's Secret [ SQHY + Diudiu | Wang Yi x Zhou Shiyu SNH48] ABOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang