Bab 11

4.2K 479 103
                                    

Malam itu, Wang Yi fokus menatap layar, jari-jarinya bergerak lincah di atas tombol ponsel. Suara tembakan dan desingan peluru dari PUBG Mobile teredam headset yang dipakai Wang Yi. Jenis permainan itu memang membutuhkan headset stereo yang dapat mendeteksi suara langkah kaki atau arah peluru musuh.

"Arah 120 ada musuh," kata Wang Yi.

"Yang mana, bro?"

San Yi, teman online Wang Yi, mendengarkan instruksi dan strategi Wang Yi melalui headset.

"Di atas rumah L, kamu tembak dia pake sniper dulu. Yang lain siap-siap, kita bakal nge-rush. Ikuti aku saja," kata Wang Yi.

"Siap!"

"Siap!"

Dua orang random yang ditemui Wang Yi dan San Yi juga ikut open mic. Mereka telah mengikuti Wang Yi sejak awal dan tahu bagaimana kehebatan Wang Yi dalam permainan h2h.

"Bro, peluru ijo sama peluru cokelatmu masih aman, kah?" tanya San Yi.

"Aman."

"Ok. Nanti kalau menemukan scope x8, tolong kasih tahu. Aku membutuhkannya untuk senjata m24-ku," pesan San Yi.

"Oke. Nanti kita kejar airdrop juga. Ganti m24-mu dengan AWM, biar lebih mantap," kata Wang Yi.

"Oke."

Kedua alpha itu dan dua orang random yang tergabung dalam satu squad itu terlarut dalam pertempuran sengit di dunia digital.

"Ngomong-ngomong, kamu jadi pakai jasaku untuk menaikkan tier akunmu, kan?" tanya Wang Yi tiba-tiba setelah meratakan dua squad berturut-turut.

"Tentu saja," jawab San Yi.

"Oke, nanti kukasih id WeChat-ku, kamu bisa tanya-tanya di sana," kata Wang Yi.

"Eh, akun 'Aku Suka Bubur', kamu buka jasa joki tier PUBGM?" tanya salah satu orang random.

"Iya," jawab Wang Yi.

"Chat aku juga, aku juga tertarik pakai jasamu," kata salah satu orang random, teman setim Wang Yi.

"Oke."

Rasa puas dan bangga membuncah di hati Wang Yi. Ia semakin semangat bermain PUBGM untuk mendapatkan banyak klien baru. Dalam seminggu, dia bisa menerima 4 akun.

Wang Yi akan mematok harga 2000 yuan per akun, jadi ia akan mendapatkan 8000 yuan per minggu. Itu pun dia harus main 10 jam setiap harinya. Ia sengaja mematok tinggi harga jasanya sama seperti pemain pro, mengingat dia bisa mencapai tier conqueror dengan cepat.(*)

Alpha itu duduk di ruang tengah. Aroma masakan lezat mengepul dari dapur. Zhou Shiyu, bersiap menghidangkan makanan yang diberikan oleh mertuanya yang sudah ia panaskan. Ruangan itu hanya terusik oleh gelegar tawa Wang Yi saat mereka meraih kemenangan di game.

Di sisi lain Zhou Shiyu hanya bisa menatap istri alpha-nya dengan tatapan kecewa. Ia tak mampu berkata-kata, karena hatinya dipenuhi perasaan sakit dan frustasi. Ia telah menaruh harapan besar pada Wang Yi, tapi kini semuanya telah pupus.

Perilaku Wang Yi ini bukan hanya menyia-nyiakan waktu dan energi, tetapi juga merusak kepercayaan Zhou Shiyu. Ia merasa dikhianati karena Wang Yi telah melanggar janji yang telah mereka sepakati.

Nyatanya perilaku Wang Yi tak jauh berbeda dengan dulu. Alpha itu masih suka bermain game dan tidak melihat waktu. Entah mengapa, tidak ada bedanya, kecuali alpha itu lebih 'jinak' belakangan ini.

Di kamar tidur, Diudiu, anak mereka yang berusia 5 tahun, tertidur pulas. Cahaya bulan menyorot wajahnya yang polos, anak itu kelelahan setelah seharian bermain.

The Alpha's Secret [ SQHY + Diudiu | Wang Yi x Zhou Shiyu SNH48] ABOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang