Bab 22

3.1K 460 150
                                    

Malam itu, langit dipenuhi awan tebal sehingga tak menampilkan kerlap-kerlip bintang. Lampu-lampu jalan berkelip di antara rintik hujan yang turun perlahan, membasahi trotoar dan jalanan yang sepi.

Wang Yi berdiri di depan mall, menggenggam kantong-kantong belanja dengan erat. Ia menatap jalanan yang mulai tergenang, istri dan putrinya, Zhou Shiyu dan Diudiu, sudah meninggalkannya.

Tak ingin menunggu lebih lama, Wang Yi memutuskan untuk mencari taksi sendiri. Ia melambai pada sebuah taksi yang melintas pelan, lalu masuk dan duduk di kursi belakang dengan helaan napas panjang.

Di benaknya, percakapan dengan Li Xian di mall tadi terus bergema, membangkitkan kekhawatiran dan kegelisahan yang tak kunjung reda. Ia harus segera mengklarifikasinya agar tidak timbul kesalahpahaman lagi.

Sesampainya di rumah, Wang Yi mendapati rumah itu sunyi. Cahaya redup dari lampu depan rumah menyambutnya.

Ia membuka pintu dengan hati-hati, berharap tak mengganggu istirahat istri dan putrinya. Namun langkah kakinya terhenti di depan pintu kamar yang tertutup rapat. Dari dalam kamar, terdengar isak tangis lirih yang membuat hatinya terasa remuk. Wang Yi mencoba masuk ke dalam kamar, tetapi dikunci dari dalam.

Wang Yi mendekati pintu kamar, mengetuk pelan sambil memohon dari luar, "Zhou Shiyu, buka pintunya. Aku bisa jelaskan semuanya."

Tidak ada jawaban, hanya suara isak tangis yang semakin terdengar jelas. Wang Yi menyandarkan dahinya pada pintu, mencoba menahan air mata yang mulai menggenang di matanya.

Ini salah 'Wang Yi', tapi di sisi lain, ia juga salah karena tanpa sengaja meminum air putih yang mengandung obat pemicu masa rentan.

"Zhou Shiyu, tolong dengarkan aku. Semua yang dikatakan Li Xian itu tidak benar. Aku tidak pernah menjualmu dan aku tidak pernah menyentuh obat itu."

Di dalam kamar, Zhou Shiyu duduk di lantai dengan Diudiu yang meringkuk di pelukannya. Wajahnya basah oleh air mata, hatinya diliputi oleh kemarahan dan kekecewaan. Kata-kata Li Xian di mall tadi seakan menusuknya berkali-kali, membuatnya sulit untuk berpikir jernih.

"Mama ...." Diudiu bingung sekaligus merasa sedih ketika melihat mamanya menangis, sehingga ia ikut menangis di pelukan Zhou Shiyu.

"Aku tahu apa yang kau dengar dari Li Xian sangat menyakitkan," lanjut Wang Yi, suaranya terdengar bergetar. "Tapi itu semua bohong. Obat itu, aku tidak pernah tahu ada di minumanku. Li Xian yang menaruhnya tanpa sepengetahuanku."

Wang Yi menghela napas panjang. "Oke, aku memang salah karena tidak sengaja meminum obat itu. Kemarin malam, aku diundang oleh Xu Luoyan. Kata dia: dia ingin berbicara sesuatu yang penting, makanya aku setuju saja. Aku tidak menyangka kalau ia ingin aku bertemu dengan Li Xian,"

"Ya, aku bertengkar Li Xian saat itu, jika kamu mengingat sudut bibirku pernah terluka itu; itu karana pertengakaranku dengan Li Xian. Dan Xu Luoyan bermaksud ingin kami berdamai. Tapi aku dan Li Xian memang sudah tidak cocok,"

"Li Xian terlihat masih dendam kepadaku, lalu dia memasukkan obat itu ke dalam minumanku. Aku berani bersumpah, kalau aku hanya meminum air putih tanpa tahu adanya obat itu di dalam minumanku," jelas Wang Yi.

Zhou Shiyu menghapus air matanya dengan punggung tangan, matanya menatap kosong ke arah pintu yang tertutup. "Bagaimana aku bisa percaya padamu lagi, Wang Yi? Dia adalah temanmu. Bagaimana mungkin dia berbohong tentang hal seperti itu?"

Wang Yi terduduk di depan pintu, menggenggam gagang pintu yang dingin dengan putus asa. "Aku tidak tahu kenapa dia melakukan ini. Mungkin dia masih sakit hati karena aku menghajar wajahnya saat itu. Dia ingin melecehkanmu, tentu saja aku marah dan kami bertengkar hebat. Aku bersumpah, aku tidak pernah mencoba menyakitimu atau Diudiu."

The Alpha's Secret [ SQHY + Diudiu | Wang Yi x Zhou Shiyu SNH48] ABOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang