←〣☆~♡~☆〣→
"Kau sedang memikirkan sesuatu, Kak?" Jake bertanya kepada Theo yang sedang berdiri di depan jendela kamarnya."Katakan saja. Aku yakin kita memiliki pemikiran yang sama"
Theo akhirnya berbalik badan dan melihat Jake yang sedari tadi duduk di ranjangnya.
"Aku tidak begitu yakin dengan ini. Tapi.. Aku merasakan sesuatu yang aneh pada pertemuan tadi," ujarnya.
"Aku setuju, Kak. Aku juga merasakannya. Entah mengapa sepertinya Paman Adipati dan Marquis.... terlihat berbeda dari sebelumnya," ucap Jake.
"Apa yang salah dengan mereka? Mereka seperti menyembunyikan sesuatu," tambah Theo.
"Bahkan aku merasa bahwa merekalah yang paling mengutamakan penobatanmu, Kak. Rasanya aku tidak bisa memercayainya," ujar Jake jujur.
"Tetapi, apa yang menjadi motifnya? Bukankah selama ini dirinya baik-baik saja di istana?"
"Sebenarnya aku tidak ingin berpikiran buruk, Kak. Tapi, aku benar-benar merasakan kejanggalan pada sikap mereka tadi. Mereka terlihat seperti sedang bekerja sama"
"Entah Ayah menyadari hal ini atau tidak," ujar Theo.
"Bagaimana jika kita katakan saja hal ini kepada Ayah?" usul Jake.
Theo menggeleng pelan, "Salah satu peraturan yang harus kita taati adalah tidak boleh berprasangka buruk terhadap keluarga. Maksudku, kita memang harus senantiasa berhati-hati. Tapi, posisi Adipati dan Marquis cukup tinggi. Tidak akan semudah itu untuk mengungkapkan mereka. Lagipula, kita tidak memiliki bukti apapun. Hanya berdasarkan hasil tebak pikiran saja. Bagaimana jika itu semua hanya firasat? Itu akan berdampak sangat buruk bagi istana, terutama bagi Ayah"
Jake mengangguk paham, "Kau benar juga, Kak. Lalu, apa yang akan kau lakukan?"
"Hanya melakukan apa yang harus dilakukan"
•
-⚔️-
•"Ini, Paman"
"Terima kasih banyak, Pangeran"
Theo dan Jake tersenyum saat melihat barisan para rakyat telah habis. Semua telah mendapatkan bagiannya. Bahan pangan yang disiapkan oleh istana sudah dibagikan kepada rakyat yang membutuhkan.
"Kedua Pangeran telah bekerja keras. Apakah Pangeran ingin menunggu dulu sejenak atau segera pulang ke istana?" tanya Sang Panglima.
Jake menoleh ke arah Theo menunggu jawaban, "Kita langsung pulang saja, Paman. Apa Paman tidak keberatan?" tanya Theo.
Sang Paman menggeleng, "Tentu tidak, Pangeran. Kalau begitu, mari Pangeran," ujarnya memberi jalan kepada dua pangeran.
Theo dan Jake pun mengangguk dan segera menuju kudanya masing-masing.
•••
"Ayah, kapan Ayah akan berangkat?" tanya Ellio kepada Sang Raja.
"Besok. Malam ini adalah penobatan kakakmu. Jadi, besok paginya Ayah akan berangkat bersama sejumlah pasukan," jawab Sang Raja.
"Besok? Cepat sekali. Sebenarnya apa yang akan Ayah lakukan? Mengapa aku melihat pasukannya banyak sekali?" tanya William.
Sang Raja tersenyum, "Ayah akan melakukan tugas Ayah untuk melindungi rakyat di sana. Tentu saja membutuhkan pasukan karena musuh disana juga cukup banyak," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A STORY S2 || ENHYPEN [✓]
FantasySEASON 2 [SILAHKAN BACA S1 TERLEBIH DAHULU] ••• Seseorang yang misterius telah merencanakan semua kejahatan. Keluarga yang dahulu hidup tentram dan sejahtera, lalu mereka mengalami hal-hal terburuk yang pernah ada. Demi membersihkan nama baik dan me...