⚔️: XX

87 16 4
                                    


←〣☆~♡~☆〣→

"Orang pengguna ilmu hitam? Aku pernah mendengar tentangnya. Ilmu yang sesat," ujar Sang Raja.

"Benar, Yang Mulia. Kini, orang bernama Stein itu telah mati. Orang yang dapat membunuh Stein sudah tentu memiliki kekuatan yang lebih. Untuk itu, kami benar-benar mengharapkan bala bantuan dari Istana Elzt, Yang Mulia," ujar Ethan.

"Kami dari Moyland akan melakukan yang terbaik untuk menghadapi pertarungan ini. Namun, kami tetap membutuhkan bantuan dari Yang Mulia," tambah Ni-Ki.

Setelah diam sejenak, Sang Raja kembali bersuara.

"Selain menyangkut tentang putri dan cucuku, ini juga menyangkut tentang keselamatan nyawa rakyat. Lagipula, Raja Marien, Gyurald adalah kenalanku. Mungkin memang bukan termasuk yang cukup akrab. Namun, kami memiliki hubungan baik. Istana Marien juga selalu memiliki hubungan baik dengan kami. Dan nyawa rakyat yang malang itu, aku tidak akan tinggal diam. Kalian tenang saja, Istana Elzt kami akan ikut serta dalam pertarungan ini! Ini semua demi kebaikan dan keadilan!" seru Sang Raja.

Ethan dan Ni-Ki tersenyum senang.

"Terima kasih banyak, Yang Mulia Raja!"

•••••••

Karena hari sudah malam, Ethan dan Ni-Ki diminta untuk menginap di Istana Elzt.

"Pangeran!-"

"Astaga!"

"Mengejutkanmu? Haha, maaf.." ujar Putri Luna.

Ethan menggeleng dan tersenyum, "Tidak apa. Ada apa, Putri?" tanyanya.

"Tidak ada. Hanya bosan saja.." ujarnya menatap langit malam.

"Memiliki saudara tapi tidak pernah mengajakku bermain," ujar Sang Putri dengan wajah cemberut.

"Saudara?"

"Ya, kakakku itu. Selalu saja sibuk berlatih. Hanya karena Kakek Raja akan menurunkan tahta padanya, ia jadi pergi berlatih setiap hari dan melupakanku!"

"Lalu, apa kau kesal?" tanya Ethan.

"Kesal! Sungguh kesal! Ingin sekali aku mengurungnya dan menyuruhnya bermain denganku!"

"Oh, iya. Dimana adikmu itu? Sigusbert?"

Ethan terkekeh kecil, "Sigisbert," ucapnya.

"Oh iya! Itu maksudku! Hehe"

"Untuk apa kau menanyakan diriku?" ujar Ni-Ki yang baru tiba.

"Eh? Malam, Pangeran. Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Putri Luna ramah pada Ni-Ki.

"Rahasia," jawab Ni-Ki.

"Rahasia? Tidak! Tidak boleh ada rahasia dalam pertemanan. Bukankah kita sudah berteman?" ujar Sang Putri.

"Tidak. Aku tidak pernah menganggapmu teman," ujar Ni-Ki santai.

"Pangeran!!! Apa maksudmu berkata seperti itu??"

"Heuh.. Menjengkelkan. Aku merasa trauma dengan wanita yang terlihat ramah.." ucap Ni-Ki dengan suara kecil.

"Apa? Apa kau bilang? Trauma? Hahaha, apa kau pernah disakiti oleh wanita?" tanya Sang Putri.

Ni-Ki menoleh geram, "Kau tahu? Aku sama sek-

"Ni-Ki"

Panggilan Ethan menghentikan ucapannya.

A STORY S2 || ENHYPEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang