←〣☆~♡~☆〣→"Ohh, apa aku tidak salah lihat? Siapa itu? Pangeran Evander dan Sigisbert?"
Ethan dan Ni-Ki menoleh saat seseorang menyebutkan namanya.
"Cih, siluman licik telah datang.." cibir Ni-Ki.
"Ni-Ki," Ethan menegurnya.
"Ohh, ternyata sungguh kalian. Pangeran Evander, Pangeran Sigisbert, kemana saja kalian selama ini? Aku merindukan kalian," ujar Sang Permaisuri setelah menghampiri keduanya.
"Basa-basi yang hambar.." ujar Ni-Ki dengan suara kecil.
"Salam, Permaisuri," ucap Ethan memberi salam. Kemudian, ia menyenggol lengan adiknya agar memberikan salam kepada Permaisuri.
"Salam, Permaisuri," ucap Ni-Ki terpaksa.
"Lihatlah. Sudah lama tidak bertemu, kalian semakin tampan. Aku senang bertemu kalian," ujar Sang Permaisuri.
"Tapi aku tidak," cibir Ni-Ki.
"Ni-Ki..." tegur Ethan kembali. Sedangkan, Ni-Ki hanya membuang nafasnya kasar.
Sang Permaisuri hanya tersenyum seolah-olah tidak mendengar apapun.
"Bagaimana kabar kalian, Pangeran? Apa kalian sudah lelah bersenang-senang di luar sana?" tanya Sang Permaisuri.
Ni-Ki sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaan itu. Ia sungguh tidak berminat dan rasanya menjengkelkan melihat wajah Sang Permaisuri.
Berbeda dengan Ethan, yang masih mempertahankan sikapnya dan berusaha sopan walaupun hatinya tidak ingin.
"Kami baik. Permaisuri, kami pamit pergi terlebih dahulu. Setelah berjalan seharian, tubuh kami rasanya lelah dan ingin beristirahat," ujar Ethan sopan.
"Ah, baiklah kalau begitu. Selamat beristirahat, Pangeran"
Ethan memberikan salam dan menyuruh Ni-Ki melakukan hal yang sama agar mereka dapat segera pergi.
Setelah Permaisuri pergi, Ni-Ki mendengus kesal.
"Lihatlah wajah polos wanita licik itu! Wanita bermuka dua. Sungguh, ingin sekali aku merobek wajahnya!" ujar Ni-Ki.
"Ni-Ki, perhatikan ucapanmu! Kita berada di wilayah dimana kebanyakan orang tidak memihak kepada kita. Kau harus berhati-hati. Jangan sampai kita melupakan apa tujuan utama kita datang ke sini," ucap Ethan.
Ni-Ki menghela nafas, "Aku sangat ingin membunuhnya untuk membalaskan dendam ibu. Mengapa dunia ini membutuhkan hukum tetapi tidak berjalan dengan benar?" ujarnya.
"Sudahlah, Ni-Ki. Aku tahu, kematian ibu memang tidak adil. Tapi untuk saat ini, keselamatan ribuan orang jauh lebih penting. Balas dendam bisa nanti, saat ini, orang-orang baik membutuhkan kita," ucap Ethan membuat Ni-Ki diam.
Akhirnya, mereka telah sampai di perpustakaan dimana buku-buku pustaka disimpan di sana.
Ethan langsung saja menunjukkan plakat yang diberikan oleh Sang Raja kepada penjaga. Setelah melihat plakat emas itu, Sang Penjaga dengan segera mempersilahkan mereka berdua masuk dan tak lupa memberikan hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
A STORY S2 || ENHYPEN [✓]
FantasySEASON 2 [SILAHKAN BACA S1 TERLEBIH DAHULU] ••• Seseorang yang misterius telah merencanakan semua kejahatan. Keluarga yang dahulu hidup tentram dan sejahtera, lalu mereka mengalami hal-hal terburuk yang pernah ada. Demi membersihkan nama baik dan me...