chapter 15

391 12 0
                                    


Holaapaaaaaaaaaaaaaa!!!

Oou ya gak kerasa aja udah chap 15

Kalo ditanya gimana rasanya, author bakal bilang seneng banget bahagia banget dan mau bilang sampe puas makasih buat kalian

Ouh ya sekali lagi mau ingatin kalo ada yang jiplak cerita ini boleh tolong kabarin ya thanks

Ouh ya siapin terus lagu sedih ya hehe

Canda gess masih bingung sekarang sama book ini harus happy end/sad end karna alur juga udah gak jelas banget

Jadi jaga jaga aja kalo misalnya sad end hehe

Happy reading!!

.
.
.
.

Malam ini Arkan tengah sendirian dirumah, dua curutnya itu sudah izin pulang duluan karna ibu negara sudah berkacak pinggang menunggu mereka pulang

Sedangkan Arkan sendiri tengah melamun di ruang makan,ia tak tahu mengapa ia seperti ini

Entahlah Arkan teringat dengan bunda nya dan ayah nya, padahal ia sudah dari lama bertekad akan ke makam orang tua nya itu tetapi ia selalu lupa dan menundanya

Tiba tiba suasana di ruang makan itu berubah karna isak tangis Arkan yang memenuhi seluruh ruang itu

"bunda hiks Arkan harus gimana, Arkan udah terlalu banyak mengingkari janji sama bunda hiks, Arkan rindu bunda sama ayah,tolong jemput Arkan bunda, Arkan gak mau disini sendirian terus hiks"tangis Arkan itu mengundang air mata author sendiri

Bahkan Arkan lupa bahwa ia sudah bertemu dengan keluarga sang bunda namun yang ia rasakan masih saja sepi, yang ia inginkan adalah abadi bersama bunda dan ayah nya selama lamanya

Setelah menangis dalam waktu yang cukup lama akhirnya Arkan memutuskan untuk pergi ke makam orang tuanya sekarang juga

Padahal waktu sudah larut malam namun tak mengecoh keinginan Arkan untuk ke area makam orang tuanya dikuburkan

Setelah lama melaju di dinginnya malam akhirnya ia tiba di makam,tak lupa saat dijalan ia membeli bunga untuk orang tuanya

Arkan pun berjalan masuk, dan mencari kuburan orang tuanya berada

Berbeda dengan makam lainnya, makam orang tua Arkan tempat dimakamkan itu hanya terletak beberapa makam orang saja bahkan bisa dihitung pakai jari karna memang benar benar tak banyak makam disana

Bahkan cahaya pun ada disana jadi Arkan tak perlu menggunakan lampu lagi

Sepertinya malam ini akan turun hujan tampak dari awannya yang sudah menghitam namun Arkan tak peduli dan tetap mencari makam orang tuanya sembari sesekali terisak pelan

Sampai Akhirnya Arkan menemukan makam milik orang tuanya dan segera berlutut dan mulai menitikkan kembali air matanya

Namun tak ayal sembari menangis Arkan juga mulai mencabuti rumput yang tumbuh

Selesai melakukan itu, Arkan pun beralih ke makan ayahnya dan kembali mencabuti rumput yang ada sembari menangis

Tak lupa ia menaruh bunga masing masing pada makam kedua orang tuanya

"bunda hiks Arkan harus gimana sekarang, Arkan cape bunda ayoo jemput Arkan sekarang"isak Arkan dengan rintik rintik hujan yang mulai berjatuhan seolah juga ikut bersedih atas apa yang Arkan alami

Ini lah Arkan yang sebenarnya pemuda yang menyimpan banyak luka kesepian namun tetap tersenyum dihadapan orang yang disayangi nya

"ayah ayoo jemput Arkan, Arkan gak sanggup ayah, Arkan gak sekuat ayah yang mampu menahan semua beban ,Arkan juga butuh kasih sayang ayah hiks"

ARKAN PRATAMA || [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang