chapter 12

468 15 0
                                    


Holaaa!!

Beberapa hari lagi aku mungkin bakal jarang up ya ada yang harus dilakukan, tapi aku usahakan tetap up ya walaupun ntar telat telat

Tapi itu masih belum pasti ya jadi tungguin aja

Hehe btw makasih udah vote ya

Luv makasih buat kalian

Happy reading

.
.
.
.

"buka pintunya Arkan"bujuk rayanza lagi

Namun tak ada sahutan lagi didalamnya membuat emosi rayanza menaik

Ia pun segera turun kebawah dan menuju kearah ruang tamu dengan wajah yang begitu gelap

Dengan segera ia membogem wajah prince dengan keras

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Mereka semua yang melihat itu pun panik, bahkan kendrix dan javir pun kewalahan menahan rayanza yang akan kembali memukul abangnya itu

"rayanza sadar, dia abangmu hiks"tangis zellyn

"BULLSHIT DIA UDAH GAK BECUS JAGA ARKAN"ucap rayanza dengan emosi yang membludak

Bahkan kini wajah tampan paripurna milik prince sudah mulai membiru
Dengan darah yang keluar dari hidung dan sudut bibirnya

Namun sepertinya itu tak membuat rayanza puas, melihat kendrix dan javir lengah dalam menahannya ia pun segera berontak dan mulai kembali memukul prince dengan brutal

Saat tengah sibuk memukul prince, mereka semua dikejutkan denga teriakan seseorang menggema dimansion Adhitama

"ABANG, APA YANG KAU LAKUKAN"teriak Arkan marah

Flashback

Saat tengah melamun,Arkan dikejutkan dengan suara histeris dibawah dengan segera ia pun turun dan terkejut melihat rayanza yang memukul prince dengan brutal

Flashback off

Dengan cepat Arkan turun dengan sedikit berlari ditangga dan menghampiri prince yang tengah meringkuk dilantai sembari menatap datar rayanza

Apa adiknya itu tak memiliki otak?? Sejahat jahatnya ia pada orang, ia tak mungkin ingin mencelakai orang yang ia sayangi, namun adiknya dengan santai memyalahi dirinya dan memukulnya

Apa pantas seorang adik memukul abangnya sendiri??

Padahal disana prince lah yang paling merasa bersalah akibat kejadian ini

"abang gapapa? "tanya Arkan khawatir

Mendengar itu membuat prince tersenyum dan mengelus pipi Arkan

"abang tak apa sayang"jawab prince bahkan tak ada ringisan sama sekali

Pukulan itu baginya tak ada rasa, ia sudah terlalu terbiasa dengan rasa sakit itu

Kini Arkan menatap rayanza dengan marah sembari membantu prince berdiri dan membawanya kekamar milik prince

Namun sebelum benar benar pergi ia berucap sesuatu yang membuat rayanza ingin menangis rasanya

"untuk sementara abang jangan dekatin Arkan dulu, Arkan gak mau lihat wajah abang dan jangan bicara pada Arkan"ucap Arkan dingin dan segera berlalu membawa prince

Mendengar itu para anggota keluarga lainnya hanya mampu diam dan memilih untuk tak ikut campur dan segera berlalu meninggalkan rayanza yang sudah terduduk lemas di lantai

ARKAN PRATAMA || [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang