chapter 19

346 9 0
                                    


Haii reader~nim sekalian..

Gimana keadaannya sehat kan???
Semoga sehat selalu ya aminn

Ouh ya gatau sih mau namatin book ini di chap berapa soalnya masih bingung banget sama alurnya hehe

Kalian pernah gak sih punya temen yang kek gak tau diri banget??

Yang ada komen dong...

Segitu dulu deh hehe

Happy reading...

.
.
.
.

Kini Arkan telah sampai di mansion mahendra milik keluarga juna

Dengan bermodal tampang sedih Arkan pun segera masuk dan melihat reno sedang bermanja dengan araka

Araka yang menyadari bahwa tak hanya ia dan sang suami di ruang tamu pun segera melihat kearah pintu utama dan terlihatlah Arkan berdiri disana

Araka pun segera bangkit dan menghampiri Arkan dengan senyuman yang begitu menenangkan bagi Arkan

Dengan cepat araka pun memeluk tubuh pendek Arkan dan mengusap surai Arkan yang berantakan itu

"kamu kemana aja Arkan,mami sangat merindukan mu"ucap araka dalam pelukan hangat mereka

"hmm Arkan juga rindu sama mami"lirih Arkan

Araka yang mendengar suara lirih itu pun segera melepaskan pelukan itu dan menangkup pipi yang mulai sedikit berisi itu

"jawab mami,kamu kenapa? "tanya araka dengan muka yang serius menatap Arkan

"bang juna mana mi?"bukannya menjawab Arkan malah kembali melayangkan pertanyaan kepada araka

Sedangkan reno pun hanya duduk di sofa harga ratusan juta itu dengan santai sembari menatap ke arah Arkan dengan pandangan serius

"ouh ada kok diatas samperin aja gih"balas araka

Arkan pun kembali beranjak dengan tak semangat menuju lift

Ting

Pintu lift pun terbuka dengan segera Arkan pun masuk dan memencet tombol 2

"bang rayan beneran marah sama gue"batin Arkan sedih

Setelah itu ia segera keluar dari lift ketika pintu lift terbuka dan berjalam menuju kamar milik juna

Ceklek

Pintu pun terbuka dan dapat dilihat bahwa juna sedang tidur dengan tidak memakai pakaian dan kondisi kamar yang begitu gelap

Kenapa ya laki tu suka banget sama vibes dark gitu???

Dengan pelan namun tak lupa menutup pintu Arkan pun berjalan menuju kasur juna dan menaiki nya dengan pelan dan mulai memeluk tubuh juna dari atas

Juna yang merasa badannya berat pun sedikit terusik namun kembali tertidur

"abang"lirih Arkan

Keluar sudah mode bayi Arkan saat ini...

"abang bangun hiks"tangis Arkan pelan

Juna pun mulai membuka mata ketika mendengar tangis seseorang yang berada tepat diatas badannya

"Arkan"gumam juna masih mengumpulkan nyawa

Setelah sepenuhnya sadar juna pun membelalakkan matanya dan segera bangun dengan memegangi badan belakanhlg Arkan agar tak jatuh

Dengan cepat Arkan pun memeluk badan kokoh juna dan menangis disana,sedangkan juna hanya bisa mengelus punggung Arkan dan mengucapkan kata kata penenang

ARKAN PRATAMA || [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang