chapter 18

346 13 0
                                    


Holaaaaa guys!!!

Mau curhat dikit doang hehe

Jadi author kan punya temen tu gak deket banget sih trus dia kan minjem pulpen nah selesai dari itu dia langsung ngasih dan pergi gitu aja gak bilang makasih atau apapun itu trus yang parahnya tinta pulpen authornya udah mau habis

Kurang ajarrr gak tuh????

Sumpah pen banget author kutuk dia cuma takut dosa jadi ya pasrah aja lah

Ouh ya segitu dulu curhatan nya kalo gak mau dibaca juga gapapa kok

Happy reading..

.
.
.
.

Seharian ini Arkan berada dikamarnya yang berada di mansion Adhitama tanpa keluar kamar sedari siang

Hal itu pun juga dilakukan oleh rayanza membuat zellyn khawatir dengan kondisi mereka yang mendadak menolak untuk keluar kamar

Bahkan tak tanggung tanggung saat ia akan menanggil Arkan ia malah mendengar suara isak tangis lirih Arkan yang mengatakan "abang jangan marah hiks, Arkan gak mau sendiri lagi"

Kini zellyn sedikit mengerti mengapa Arkan menangis seperti itu namun ia juga bingung karna apa masalah yang terjadi antara kedua anak adam yang saling menyanyangi satu sama lain itu?

Bahkan kini hari sudah menunjukkan malam yang artinya sebentar lagi makan malam akan segera dilaksanakan hanya tinggal menunggu anggota keluarga tiba dimansion saja

Zellyn pun kembali keatas tepatnya ke kamar milik sang putra yang tak lain adalah rayanza

Setelah beberapa kali mengetuk pintu akhirnya pintu dibuka otomatis dan kemudian tanpa menunggu lama zellyn segera masuk dan langsung disuguhi pemandangan kamar yang begitu berantakan dengan kertas dimana mana dan kamar yang begitu gelap hanya ada lampu dari meja milik rayanza

Zellyn pun segera menghampiri rayanza yang terlihat kacau dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya

"rayanza kamu kok gini sayang?"tanya zellyn

Rayanza pun segera menoleh dan menatap datar sang mama kemudian menjawab secara singkat sembari melanjutkan mengerjakan kertas yang ada di meja nya

"gapapa ma"balas rayanza singkat

Mendengar jawaban singkat itu membuat zellyn sedikit khawatir dengan jawaban yang menurutnya tak benar itu

Sembari mengusap usap pundah kokoh rayanza, zellyn pun teringat kondisi Arkan dan bergegas bertanya kepada rayanza tentang apa yang terjadi sebenarnya

"rayanza coba lihat mama"tutur zellyn lembut sembari menangkup wajah rayanza untuk ia tatap wajahnya

Rayanza yang dibuat seperti itu hanya bisa pasrah sembari menatap kedua netra mata mamanya yang terlihat begitu indah

"kamu ada masalah sama Arkan?"tanya zellyn sembari menatap serius rayanza

Rayanza pun hanya bisa menatap mamanya dengan datar setelah mendengar pertanyaan itu terlontar
Sembari melepaskan kedua tangan zellyn dari wajahnya

"gak"dingin rayanza

"kalo kamu gak punya masalah sama Arkan mengapa dia sampai menangis seperti tadi"sahut zellyn sembari berusaha agar tak emosi

Entah mengapa ia tak ingin Arkan menangis lirih seperti tadi karna ia sudah menganggap Arkan sebagai anaknya sendiri

"Arkan menangis?"batin rayanza

ARKAN PRATAMA || [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang