3. Menjadi Letta

9.5K 856 18
                                    

NEXT CHAPTER: 40 VOTES + 40 KOMENTAR
***

Mobil yang membawa Letta kini sudah sampai di kediaman keluarga Crushav. Rieta segera menggandeng Letta sesampainya mereka di sana. Setelah itu, mereka berdua keluar dari mobil dengan senyum yang merekah di bibir.

"Sayang ..." Rieta membuka suara kala menginjakkan kakinya di dalam rumah. Memanggil sang suami.

Kala itu kediaman Keluarga Crushav begitu sepi, pekerja hariannya hanya bekerja dalam hitungan jam, kemudian pulang meninggalkan rumah. Meski begitu, kondisi rumah itu terlihat begitu rapi, bersih, dan terawat.

"Sayang ..." Rieta lagi-lagi memanggil, yang disahuti oleh suara batuk dari dalam ruangan.

Mendengar itu, Letta semakin tegang. Ini adalah pertemuan pertama Letta dengan Adam, bagaimana reaksi Adam nantinya? Akankah Adam senang? Menyambut Letta? Atau bagaimana?

Sementara itu, Rieta menoleh ke arah Letta.

"Ayok kita sapa Papamu, ya," ajak Rieta sembari merangkul Letta untuk masuk ke dalam ruangan yang diketahui Letta sebagai ruangan pribadi Rieta dan Adam.

Di sana Letta menemukan figur seorang laki-laki yang tengah terbaring di atas ranjang. Adalah Adam yang perlahan bangkit dari posisi tidurnya dan menyandar ke kepala ranjang. Adam yang kala itu memakai sweater pun menatap lekat-lekat Letta dari balik kacamatanya.

Bibir Adam gemetar saat melihat presensi Letta. "L-Letta ...."

Rieta mempersilakan Letta untuk maju menghadap Adam. Letta yang sedikit bingung pun menoleh sebentar ke arah Rieta yang pada akhirnya Rieta tanggapi dengan satu kali anggukan, meyakinkan Letta.

"Letta, apa itu benar kamu, Sayang?" Tanya Adam dengan linangan air mata di pelupuk matanya.

Melihat itu, Letta yang terenyuh pun bersimpuh di dekat Adam dan meraih tangan Adam.

"Iya, Papa. Ini Letta, Pa."

Tangis haru tidak dapat dihindari. Adam merengkuh Letta dalam pelukannya, meluapkan perasaannya.

"Akhirnya kamu kembali, Sayang. Papa merindukanmu, Letta. Kami semua merindukanmu."

Letta membalas pelukan Adam, dan Rieta hanya menatap suami dan anak bungsunya dengan tatapan haru sebelum akhirnya ikut bergabung dengan keduanya.

.

.

.

Makan Malam,

Letta melongo, menyembulkan kepalanya dari celah pintu. Melirik ke arah sekitar, dan mendapati lorong di lantai dua begitu sepi, tidak ada tanda-tanda kehidupan, padahal Cashel dan Cavan pulang sekolah sore tadi.

Letta melangkahkan kakinya keluar kamar, berjalan ke kamar Cavan yang berada di sebelah kamarnya.

Memang sore tadi Letta belum sempat bersua dengan kedua kakaknya itu, jadi Letta memutuskan untuk menyapa Cavan terlebih dahulu. Selain karena kamar mereka bersebelahan, Cavan adalah karakter kesukaan Letta yang disusul Cashel kemudian.

Tok ... Tok ... Tok ...

Letta mengetuk pintu kamar Cavan. Tiga menit menunggu, sampai akhirnya Cavan membukakan pintu.

Letta meneguk ludahnya saat melihat Cavan tampil dengan kaus putih dan rambutnya yang setengah basah, san menatap Letta bingung sebelum akhirnya tersenyum.

"Kenapa, Letta?" Tanya Cavan dengan suara yang halus.

Penampilan Cavan saat ini jauh berbeda dengan kesan pertama yang diberikan oleh Cavan saat di sekolah siang tadi. Sekarang Cavan tampak ramah dan terbuka dengan Letta, tidak sedingin waktu pertama kali. Membuat Letta yang melihat tingkah Cavan pun merasa bingung.

PLAYTHING: THE FILTHY SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang