25. Letta: Sour Candy

5.1K 453 141
                                    

NEXT CHAPTER: MIN. 300 VOTES + 300 KOMENTAR EMOT 🖤
***

Kriett ....

Letta mengangkat kepalanya saat mendengar suara pintu dibuka. Dan, mendapati Anton saat ini masuk ke dalam ruangan tempat Letta disekap.

Anton tanpa merasa bersalah berjalan masuk dan mengambil tempat di seberang Letta. Sebuah meja berbahan kayu jati memisahkan keduanya.

Dari tempatnya duduk, Letta memandangi Anto dengan kedua matanya yang berair. Keningnya berkerut. Ekspresi wajahnya seakan tidak percaya dengan apa yang dilakukan Anton. Anton begitu nekat menculik dirinya.

"A-Anton ..., kenapa kamu melakukan ini? Kenapa kamu menculikku, Anton?"

"Maaf, Letta. Aku melakukan semua ini untuk kebaikanmu. Aku ingin melindungimu."

"Anton ..., aku tidak percaya kamu melakukan ini kepadaku. Kupikir kamu ...."

Suara Letta bergetar saat berujar dengan Anton, kemudian kepalanya tertunduk dalam. Anton pikir Letta akan menangis untuk kesekian kalinya, tetapi perkiraan Anton justru meleset. Tanpa diduga Letta kini menyerapahi Anton.

"... memang bajingan," serapah Letta dengan suara yang pelan, tentunya serapah Letta tadi masih dapat didengar oleh Anton.

"A-apa katamu barusan, Letta?"

"Haha ...," Letta tertawa rendah, tanpa tenaga yang banyak Letta berhasil melepaskan tali yang sedari tadi mengikat dirinya.

Lalu Letta berdiri dan memainkan pisau belati yang ada di dalam genggamannya. Tatapan berair dan polos yang biasa ia tunjukkan kini telah berubah menjadi tatapan tajam dan penuh ejekan.

"Kamu memang tidak dengar atau pura-pura bodoh, Anton sayang? Aku barusan mengataimu bajingan, lho. Masa tidak dengar?"

"Letta, apa maksudmu---"

"DIAM, SIALAN!"

Bentakan Letta berhasil membuat Anton terhenyak. Kesempatan itu Letta gunakan untuk memanjat dan naik ke atas meja.

Satu tangan Letta kemudian menarik kerah seragam Anton dan mengarahkan pisau belati di tangannya ke arah pipi Anton.

Dinginnya bilah logam belati menyentuh dan mengusap pipi Anton, beberapa kali juga menepuk pipi Anton pelan.

"Letta, Letta terus ..., dari tadi kamu memanggilku Letta dengan mulut sialanmu itu. Aku muak mendengarnya. Kamu tahu apa yang paling membuatku muak saat ini? Itu dirimu, Anton."

Letta mendecih saat melihat Anton ketakutan ketika ujung bilah belati itu terangkat dan tepat berada di depan matanya. Kapan saja bisa menusuk matanya.

Anton tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhnya. Anton tidak bisa menghindar ataupun melawan Letta. Saat ini tubuhnya sama sekali tidak bisa digerakkan, seperti ada sesuatu yang mengontrol dirinya.

"Menyelamatkanku? Lihat. Kamu sendiri tidak bisa melakukan apapun saat ini. Kenapa? Karena aku menginginkannya."

"... semuanya terjadi atas keinginanku, Anton. Aku adalah pemeran utamanya di sini. Kamu pikir kenapa aku tetap berada di sisi Cashel dan Cavan selama ini? Karena aku menginginkannya."

"... kamu pikir kenapa aku bersikap polos dan lemah, dan tidak masalah ketika murid-murid perempuan sialan itu merundungku dan memutuskan untuk tidak berteman denganku? Itu karena mereka, Anton."

"... orang yang lemah dan bodoh adalah yang dibutuhkan oleh Cavan dan Cashel. Dengan aku bersikap seperti itu, mereka akan berpikir bahwa aku ini mudah untuk mereka kuasai dan kontrol. Lalu mereka mulai terobsesi kepadaku, menunjukan sifat posesifnya terhadapku. Semua itu karena mereka, Anton."

PLAYTHING: THE FILTHY SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang