NEXT CHAPTER: 150 VOTES + 300 KOMENTAR EMOT 🖤
***Letta. Nama yang selalu digaungkan oleh mereka. Bahkan, dalam mimpi terburuk sekalipun, Cavan dan Cashel tidak pernah melupakan nama itu.
Mereka berdua juga tidak akan pernah bisa melupakan momen saat Letta menjerit serta menangis ketika dibawa dalam gendongan para preman itu, sementara Cavan dan Cashel sebagai kakaknya tidak bisa melakukan apa-apa.
Itu sangat buruk.
Tentu ingatan itu menjadi memori yang traumatis bagi Cavan dan Cashel.
Tidak bisa melakukan apa-apa; ketakutan dan kebingungan.
Anak sekecil mereka kala itu harus menghadapi realita sejahat itu. Yang bisa dilakukan mereka hanyalah menangis.
Namun, kenyataannya, menyalahkan diri dan menangis tidak menghasilkan apa-apa.
Letta tetap dibawa pergi dari sisi mereka.
Setelah 12 tahun mengalami proses kehilangan dan pencarian serta lelah dalam lingkaran tak berujung itu, Cavan dan Cashel hampir kehilangan hidup mereka.
Namun, suatu saat, ketika mereka melihat seseorang dalam pelukan ibu mereka, Cashel dan Cavan merasa dadanya kembali berdesir kencang, kala menemukan eksistensi itu.
Itu Letta. Letta kembali. Begitu pikir mereka.
Tiba-tiba saja perasaan menguasai itu muncul. Jangan salahkan mereka apabila mereka ingin menguasai Letta. Mereka hanya tidak ingin kehilangan Letta untuk kedua kalinya.
"Mari kita buat sekolah ini menjadi neraka untuk anak itu, sehingga dia enggak bisa kemana-mana selain kepada kita."
Itu hanyalah sebagian kecil dari rencana mereka. Nyatanya mereka bahkan tidak ingin melepaskan Letta dari pandangan mereka, bahkan sedetik pun.
"Lu udah beli kamera dan alat penyadap suara, kan?" Tanya Cashel kepada Cavan yang masih terdiam di tempatnya.
"Hm," Cavan berdeham, menganggap dehaman itu sebagai jawaban iya. "Cukup alihkan perhatiannya. Gue bakal pasang di beberapa area kamarnya."
"Jangan sampe terlewat sedikit pun, bahkan kamar mandinya juga kalo perlu."
Tanpa diberitahu oleh Cashel, Cavan sudah tahu apa yang harus dilakukannya. Mereka adalah saudara yang berbagi rahim yang sama pada waktu yang sama. Tentu Cavan juga memiliki pikiran dan perasaan yang sama dengan Cashel.
Namun, anehnya, Cashel dan Cavan merasa bingung ketika mendapati fakta bahwa Letta mencoba untuk mendekatkan mereka berdua beberapa kali.
Ini aneh. Sungguh tidak dapat dimengerti.
Sebenarnya Letta tidak perlu melakukan semua itu hanya untuk mendekatkan Cavan dan Cashel. Kenyataannya mereka berdua sudah lebih dekat, lebih dari apa yang diketahui oleh Letta.
"Kak Cashel suapin Kak Cavan dong."
"Kyaaa! Tubuh Kak Cashel sangat bagus. Otot-ototnya sangat seksi dan gagah. Iya kan, Kak Cavan?"
"Bagaimana kalau mulai dari bergandengan tangan?"
"Lucu sekali. Kak Cavan dan Kak Cashel sangat cocok bersama."
"Kalau Kak Cashel memiliki kekasih, apakah Kak Cavan cemburu?"
"Kak Cashel, kalau kami berdua tenggelam, Kakak lebih pilih aku atau Kak Cavan? Tentu Kak Cavan, kan? Kakak 'kan tidak bisa hidup tanpa Kak Cavan."
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYTHING: THE FILTHY SISTER
Romance[ 18+ || content warnings: sister complex; smut; obsessive love; reverse harem ] Gara-gara ketagihan main otome game BL, aku masuk ke dalam dunia game itu. Aku berperan sebagai Letta, adik perempuan dari dua Crushav bersaudara. Cavan dan Cashel Crus...