NEXT CHAPTER: 50 VOTES + 100 KOMENTAR EMOT 🖤
***Letta memang tahu rumah besar yang ditinggalinya selalu sepi, tetapi Letta tidak tahu bahwa nuansa di rumah itu berubah 180 derajat dalam satu hari. Agak sulit menjabarkannya, tetapi Letta tidak menemukan aura kehidupan di rumah ini.
Siang itu, setelah pulang sekolah, seperti biasa tidak ditemukan keberadaan asisten kebersihan ataupun pekerja lainnya. Hanya Letta dan Cashel yang naik ke lantai 2.
"Rumah sepi ya, Kak? Biasanya memang selalu begini ya?" Tanya Letta saat menginjakkan kakinya di anak tangga.
"Hm," Cashel menjawab.
"Mama sama Papa tidak di rumah?"
Cashel berhenti saat mendengar pertanyaan Letta. Membuat Langkah Letta ikut berhenti. Letta memandang bingung ke arah punggung Cashel.
"Iya, biasanya jam segini mereka belum akan kembali ke rumah."
Alis Letta bertaut saat mendengar perkataan Cashel. "Memangnya biasanya mereka kemana, Kak?"
Cashel mengeratkan genggamannya pada pegangan tangga sebelum menoleh ke arah Letta. "Bisa berhenti bertanya?"
Letta terkesiap. Memang apa salahnya menanyakan tentang anggota keluarga sendiri?
Cashel berdecak, sebelum akhirnya melanjutkan kata-katanya, "Kamu tahu kan Papa sakit? Mama selalu mengantarkan Papa ke rumah sakit untuk check-up kondisi Papa ataupun mencari pengobatan alternatif di luar sana. Jadi, mereka jarang di rumah."
Saat mendengar tutur kata Cashel selanjutnya, Letta segera menutup rapat mulutnya. Perasaan bersalah menelusup masuk ke dalam dadanya. Meski bukan karena kesalahan Letta, hilangnya Letta tentu memberikan kontribusi yang cukup besar untuk rasa sakit yang dialami Adam selama ini.
Melihat Letta terdiam di tempat, Cashel memutuskan untuk melangkahkan kakinya kembali dan melanjutkan perjalanannya ke ruangan tempat hewan peliharaannya berada.
"Maaf."
Langkah Cashel terhenti saat mendengar ucapan Letta.
"Kenapa?" Tanya Cashel.
"Karena aku menghilang, Papa jadi sakit. Aku minta maaf untuk itu."
"Bodoh," ujar Cashel, lalu tanpa rasa peduli ia melanjutkan lagi langkahnya.
Letta memang terbiasa dengan umpatan Cashel yang satu itu, tetapi secara mengejutkan perkataan Cashel selanjutnya behasil membuat Letta tersenyum lebar.
"Untuk apa meminta maaf? Yang terpenting kamu sudah kembali ke sisi kami. Jadi, jangan khawatirkan hal-hal yang mempersulit otak bodohmu itu untuk berpikir."
"Untuk kesembuhan Papa, kamu percayakan pada Mama saja. Mama pasti melakukan yang terbaik untuk kita semua."
Beginilah Cashel yang dikenal Letta dalam game. Remaja laki-laki yang memiliki sisi baik dan hangat dalam dirinya, meski yang ditampakkan Cashel selalu kata-kata kasar dan sikap pemarahnya. Tetap saja Letta tetap menyukainya. Karakter Cashel yang malu-malu tapi mau itu membuat Cashel terlihat manis di mata Letta.
"Ay ay Captain!"
Cashel berdecak kesal saat mendengar balasan dari Letta, membuat Letta terkekeh kecil.
Cashel terlihat menggemaskan, bahkan saat ia merajuk.
Letta mengikuti Cashel ke arah ruangan yang dikunci. Cashel membuka pintu ruangan itu hingga terdengar derit pintu terbuka. Letta yang tampak antusias pun mengintip ke dalam ruangan. Ingin mengetahui apa yang dipelihara Cashel di dalam sana. Namun sesuatu mengejutkan Letta.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYTHING: THE FILTHY SISTER
Romance[ 18+ || content warnings: sister complex; smut; obsessive love; reverse harem ] Gara-gara ketagihan main otome game BL, aku masuk ke dalam dunia game itu. Aku berperan sebagai Letta, adik perempuan dari dua Crushav bersaudara. Cavan dan Cashel Crus...