NEXT CHAPTER: MIN. 210 VOTES + 300 KOMENTAR EMOT 🖤
***"Meski wasiat ini berlaku setelah Tuan Adam dan Nyonya Rieta berpulang, lebih baik Tuan Muda berjaga-jaga untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Sebab, saat ini, kita semua tidak tahu kapan Nyonya Rieta akan sadar dan pulih kembali."
"Jadi, saya sarankan Tuan Muda mulai memantau pengelolaan perusahaan dan harta benda, dan juga mencari bukti yang dapat memberatkan Sanak-Saudara apabila Tuan Muda tidak ingin perwalian dilakukan oleh Keluarga Besar. Saya akan selalu berada di sisi Tuan Muda untuk membantu."
Adalah perkataan yang diucapkan oleh Matteo 2 Minggu lalu.
Setelahnya, keadaan di rumah berubah.
Cavan lebih sering berada di luar, menghabiskan waktunya bersama Matteo dan mengurus perusahaan, terkadang juga sibuk di ruang kerja yang ada di rumah saat larut malam tiba.
Sementara itu, Cashel juga sama. Cashel juga berubah. Yang biasanya pemarah atau jahil, kini tak ubahnya seperti mayat hidup. Tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan yang hadir di mata laki-laki itu.
Meski begitu, Letta selalu berusaha untuk mendekati kedua kakaknya, terlebih Cashel.
Sampai akhirnya, beberapa hari belakangan ini Cashel semakin lengket dengan Letta, sampai-sampai Cashel sudah sampai di titik di mana Cashel tidak ingin Letta menghilang dari pandangannya barang sedetikpun.
Sebentar saja Letta pergi dari hadapan Cashel, maka saat itulah Cashel akan menitikkan air matanya. Berlebihan memang. Tetapi, trauma yang ditinggalkan oleh Adam kemarin menjadi pemantik Cashel berkelakuan seperti itu.
"Kamu janji kamu hanya mengambil minuman di luar, kan?" Tanya Cashel sembari menggenggam tangan Letta.
Letta hanya terdiam, memandangi Cashel yang menatapnya penuh permohonan. Bahkan, sebelum tidur pun Cashel ingin Letta menjadi satu-satunya orang terakhir yang dilihatnya sebelum memejamkan mata.
Letta tahu saat ini yang seharusnya
berada di sisi Cashel adalah Cavan, bukan dirinya. Tetapi, karena alur game telah berubah dan Rieta koma selama 1 Minggu kemarin, peran Cavan juga ikut berubah; Cavan jadi bertanggung jawab atas segala urusan, baik di rumah maupun di perusahaan.Keadaan Rieta memang sudah membaik selama satu minggu terakhir ini. Rieta juga sudah pulang dari rumah sakit dan tengah melakukan rawat jalan di rumah.
Namun, Rieta masih belum bisa melakukan apa-apa, selain terbaring diam di atas ranjang. Bahkan, hanya untuk sekadar berbicara pun suaranya nyaris tidak ada.
Sehari-hari Rieta menggantungkan harapan hidupnya pada nutrisi yang disuntikkan dari selang infus yang diberikan oleh Dokter Nick, dokter pribadi Keluarga Crushav.
Di saat-saat masa sulit yang tengah menerpa keluarga mereka saat ini, Letta tidak mungkin mengabaikan Cashel dan memaksa Cavan untuk memenuhi fantasi miliknya.
Cashel dan Cavan sudah menjadi keluarga yang dimiliki Letta. Jadi, dukungan moral sekecil apapun dibutuhkan mereka berdua.
Letta juga sudah tidak peduli dengan game atau apapun itu, karena prioritasnya adalah membuat Cashel dan Cavan keluar dari penderitaan ini dan bahagia bersama-sama.
Jadi, Letta tidak ragu lagi saat menggenggam balik tangan Cashel dan berujar lembut kepada Cashel.
"Iya, Kak. Aku hanya pergi sebentar, mengambil minuman untuk Kakak."
"Aku akan menunggumu, Letta."
Letta mengangguk. Ini aneh. Letta ingat 2 Minggu lalu dia berseteru dengan Cashel, tetapi saat ini mereka justru tidak terpisahkan satu sama lain. Takdir memang tidak bisa ditebak kapan berubahnya. Saat ini Letta bahkan sudah lagi tidak ingat apa yang menjadi penyebab perseteruan itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYTHING: THE FILTHY SISTER
Romance[ 18+ || content warnings: sister complex; smut; obsessive love; reverse harem ] Gara-gara ketagihan main otome game BL, aku masuk ke dalam dunia game itu. Aku berperan sebagai Letta, adik perempuan dari dua Crushav bersaudara. Cavan dan Cashel Crus...