NEXT CHAPTER: MIN. 300 VOTES + 300 KOMENTAR EMOT 🖤
***Kriett ...
Suara derit pintu yang terdengar membuat Letta segera meraih selimut dan menutupi tubuhnya yang saat ini gemetaran dengan selimut itu.
Pandangan Letta lantas terpaku pada Cashel yang sekarang tengah masuk ke dalam kamarnya dengan satu kotak P3K dan juga wadah air bersamanya.
Melihat Cashel datang, Letta pun meringkuk ke belakang. Dia takut, sangat takut dengan Cashel dan Cavan, terlebih setelah apa yang dilakukan mereka terhadap Letta di depan Keluarga Besar. Hal itu memberikan trauma yang sangat besar dan teramat dalam bagi Letta.
"Letta ...," Cashel memanggil Letta saat dia duduk di pinggiran ranjang Letta.
Tangan besar Cashel kemudian terangkat, membuat Letta yang melihatnya pun memejamkan mata erat. Dikiranya Cashel akan melayangkan pukulan kepadanya seperti yang dilakukan Cavan tadi, tetapi yang didapatinya justru usapan lembut di pucuk kepala.
"... jangan takut. Aku tidak akan melakukan apapun kepadamu. Aku berjanji tidak akan menyakitimu seperti Cavan."
Letta perlahan membuka matanya, memperhatikan Cashel yang menatapnya sendu. Cashel seperti kembali ke diri Cashel yang Letta temui selama 2 minggu belakangan ini.
"K-Kak Cashel ...," Letta tergugu saat ibu jari Cashel yang hangat menyentuh ujung bibirnya yang terluka akibat tamparan keras Cavan pagi tadi. Tatapan Cashel begitu lekat menatap ke arah luka di bibir Letta.
"... sayang sekali. Bibir ini harus terluka. Jadi, tidak terlihat cantik lagi."
"Kak ...," Letta berusaha memanggil Cashel yang pandangannya mulai menggelap karena memperhatikan bibir Letta.
"Aku akan membalut lukamu dengan krim pelembab agar cepat sembuh. Sebelum itu, aku akan membersihkan luka di bibirmu lebih dulu."
Letta meringis saat merasakan dingin yang membekukan dari kain basah yang ditekan Cashel ke bibirnya. Meski Cashel menekan kain ke bibir Letta dengan lembut, tetapi rasa cekit tetap menggigiti kulit Letta.
"K-kak Cashel ... sakit, Kak."
"Jangan mengeluh. Semua ini tidak akan terjadi kalau kamu menuruti apa kata Cavan," Cashel terus memfokuskan dirinya membersihkan luka Letta, "kamu seharusnya merasa beruntung karena Cavan tidak langsung membunuhmu tadi."
Pupil mata Letta mengecil saat mendengar perkataan Cashel. Mencengkram erat selimut yang menutupi tubuhnya. Saat itu juga napas Letta jadi tertahan. Takut apabila dirinya melakukan kesalahan dan membuat Cashel jadi marah lalu membunuhnya.
"Aku memang berjanji tidak akan menyakitimu, tetapi aku tidak berjanji akan melindungimu dari Cavan kalau sampai kamu membuat kesalahan seperti tadi."
Cashel lagi-lagi berujar setelah membersihkan dan mengompres bibir Letta, kemudian dengan telaten Cashel mengeringkan luka itu dengan kain kering yang bersih.
"walau Cavan tampak sangat baik dari luar, percayalah kepadaku, dia yang paling berbahaya di antara kami berdua. Jadi, hati-hatilah dengannya. Jangan sampai membuat dia marah."
Letta tampak bingung sesaat. Sejujurnya dia ketakutan sekarang, terlebih setelah dirinya mendengar perkataan Cashel barusan.
Haruskah Letta kabur dari Crushav bersaudara dan rumah ini? Pergi dan tidak mengikuti alur game ini? Atau mati bunuh diri saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYTHING: THE FILTHY SISTER
Romance[ 18+ || content warnings: sister complex; smut; obsessive love; reverse harem ] Gara-gara ketagihan main otome game BL, aku masuk ke dalam dunia game itu. Aku berperan sebagai Letta, adik perempuan dari dua Crushav bersaudara. Cavan dan Cashel Crus...