10. Permainan Dimulai (2)

7.7K 640 154
                                    

NEXT CHAPTER: 70 VOTES + 120 KOMENTAR EMOT 🖤
***

Ini aneh, tentu saja. Tidak pernah terlintas sekalipun dalam kepala Letta kalau Cashel akan menunjukkan gelagat seperti itu. Obsesi? Tentu ada. Tetapi, tidak pernah segelap itu.

Letta jadi kepikiran dengan sikap Cashel barusan.

Namun, semua pikiran Letta lenyap saat mendengar suara pintu kamarnya yang dibuka dan ada Cashel di sana dengan dua batang cokelat di tangannya.

Letta mengerjap saat Cashel berjalan ke arahnya, lalu menyerahkan kedua cokelat batangan itu kepadanya.

"Ini."

Letta mengerutkan keningnya saat tangan Cashel terulur di depan matanya. Kebingungan dengan apa yang sedang terjadi.

"Cepat terima. Tanganku sudah kebas didiamkan seperti ini."

Mendengar celotehan Cashel, Letta pun segera menerima uluran cokelat batang itu. "T-terima kasih."

"Maaf tentang yang tadi," kata Cashel. "Aku tidak serius melakukan itu. Aku hanya bermain-main."

Letta hanya terdiam saat mendengar perkataan Cashel. Meski Cashel meminta maaf kepadanya, tetapi Letta tidak menemukan ketulusan pada setiap kata-katanya, sampai Cashel menolehkan kepalanya ke arah pintu.

Pun Letta mengikuti Cashel, menoleh ke arah pintu, dan menemukan ada Cavan yang tengah memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Kamu puas?" Tanya Cashel.

Cavan mengendikan bahunya, "Tanya Letta, bukan aku."

Cashel seketika menoleh kembali ke arah Letta, membuat Letta berjengit. Memutar bola matanya sebelum akhirnya bertanya lagi, "Jadi, kamu puas?"

Letta tidak mengerti, tetapi ia hanya menganggukkan kepalanya. "Terima kasih, Kak."

Pandangan Letta kemudian beralih ke arah cokelat batangan yang ada di dalam genggamannya.

"Apa Kak Cashel suka cokelat?"

"Huh?"

Letta mendongak, "Aku sangat suka cokelat. Kalau Kakak bagaimana?"

Cashel menghindari pandangan Letta, kemudian menggaruk tengkuknya. "Yah, begitulah."

Letta tersenyum kecil. Tidak menyangka bahwa Cashel memiliki sisi yang sangat manis karena menyukai cokelat.

.

.

.

Suara barang yang terjatuh ke dalam tempat sampah membuat kedua Mira terbelalak, tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.

"Kak Cashel suka dengan cokelat. Bagaimana kalau kamu memberikan cokelat kepada Kak Cashel? Aku yakin Kak Cashel pasti akan menerimanya."

Mira masih ingat perkataan Letta dua hari lalu tentang makanan kesukaan Cashel. Maka dari itu, Mira sengaja memberikan Cashel cokelat termahal yang ia sengaja beli dari luar negeri, tetapi apa yang didapatinya?

Cashel justru membuang cokelat pemberian Mira ke tempat sampah seakan cokelat itu tidak berarti apa-apa baginya.

"Siapa yang memberimu ide bodoh seperti ini?" Tanya Cashel yang berhasil menarik perhatian Mira. Terlihat sekali mood Cashel sedang buruk hari itu.

PLAYTHING: THE FILTHY SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang