NEXT CHAPTER: MIN. 310 VOTES + 300 KOMENTAR EMOT 🖤
***"A-Anton ..., kamu kembali? To---" ucapan Letta seketika terhenti kala kedua netra Letta bertemu dengan iris biru milik Maxime.
Ya, tidak seperti dugaan Letta. Bukan Anton yang masuk ke dalam ruangan dan menemuinya, melainkan Maxime ---si dalang penculikan--- yang kini tengah berjalan pongah ke arah bangku yang diduduki oleh Anton beberapa waktu lalu.
"... Tuan Ellington. Kenapa kamu di sini---jangan bilang semua ini adalah rencanamu? Kamu yang membuat Anton menculikku?"
Maxime tidak menjawab pertanyaan Letta, lebih memilih duduk dengan bersedekap dada.
"Kenapa, Tuan Ellington? Kenapa kamu melakukan semua ini? Kupikir kita sudah selesai saat di taman hiburan kemarin, tetapi ke---"
Letta tersentak saat tiba-tiba saja Maxime membanting sebuah buku tebal ke atas meja. Kedua tangan Maxime kemudian menopang wajahnya ketika memperlihatkan buku itu kepada Letta.
"Kamu ingin tahu kenapa kamu berada di sini? Jawaban atas pertanyaanmu ada di buku ini, Letta. Buku ini berisi catatan-catatan dari berita kecelakaan yang menimpa para gadis yang berhubungan dengan Crushav bersaudara."
"A-apa ...?"
Suara kertas yang dibuka terdengar mengudara. Maxime segera memperlihatkan salah satu halaman dari buku itu ke hadapan Letta. Di sana Letta mendapati beberapa potongan koran yang ditempel di atas kertas.
"... Kamu tahu siapa dia? Dia kakakku. Luciana Ellington. Hal terakhir yang aku tahu adalah, dia pergi dan tinggal bersama dengan Keluarga Crushav dan setelah itu Kakakku kembali dengan nama saja. Kak Luciana kecelakaan. Dan, Crushav bersaudara ada di sana. Di pemakamannya."
"M-maaf, bukannya aku tidak ingin bersimpati kepadamu, Tuan Ellington, tetapi bukankah hal itu adalah hal yang wajar apabila Kak Cavan dan Kak Cashel berada di pemakaman Kakakmu?"
"Wajar katamu?" Nada suara Maxime naik satu oktaf. Tampak laki-laki itu bersiap meluapkan amarahnya kepada Letta.
"Kumohon dengarkan perkataanku dulu, Tuan Ellington. Katamu, sebelumnya Kakakmu pergi dan tinggal di rumah Keluarga Crushav. Bukankah wajar apabila Kak Cavan dan Kak Cashel mengunjungi makam Kakakmu karena mereka saling mengenal?"
Maxime tersenyum kecil, seakan dia sudah memprediksikan kata-kata itu akan terlontar dari mulut Letta. Atau, dia memang sudah sering mendengar jawaban seperti itu dari orang-orang.
"Baiklah, apabila itu jawabanmu, Letta. Tapi, bagaimana pendapatmu dengan 2 korban lainnya? Mereka sama seperti kakakku. Totalnya ada 3 korban yang memiliki pola yang sama. Ketiganya sama-sama mengalami kecelakaan dan juga memiliki hubungan dengan Keluarga Crushav ..."
"... apa bagimu ketiga korban itu hanyalah suatu kebetulan semata? Apa keberadaan Crushav bersaudara di pemakaman mereka adalah suatu hal yang wajar?"
"T-tapi ini ...."
"Dan, kamu tahu apa hal yang paling lucu bagiku? Kenyataan bahwa kamu bukanlah adik Cashel dan Cavan, Letta. Selama ini, apa mereka berdua memang sengaja mengumpulkan banyak gadis muda untuk dibunuh atau bagaimana?"
"B-bagaimana bisa ...? Bagaimana bisa kamu tahu aku bukan adik mereka?"
"Kamu ingat saat liburan kemarin, Letta? Seharusnya kamu pergi ke taman hiburan bersamaku, tetapi ada Cavan di sana. Cavan seakan menggantikan dirimu dan mengatakan bahwa kamu bukanlah adik mereka. Jadi, aku ingin bertanya kepadamu, apa fakta itu benar? Kalau kamu bukan adik mereka, Letta?"
Kepala Letta tertunduk, tangannya kemudian menggenggam rok seragamnya dengan takut-takut.
"Y-ya. Aku memang bukan adik mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYTHING: THE FILTHY SISTER
Romance[ 18+ || content warnings: sister complex; smut; obsessive love; reverse harem ] Gara-gara ketagihan main otome game BL, aku masuk ke dalam dunia game itu. Aku berperan sebagai Letta, adik perempuan dari dua Crushav bersaudara. Cavan dan Cashel Crus...