Awal Cerita

302 55 71
                                    

Gallen Angkasa Mandala, menyimpan
luka hati yang dalam akibat kedua orangtuanya. Kedua orangtuanya
berpisah sejak lama saat usia
Gallen berusia lima belas tahun.

Sedang Atthalia, dia gadis kesepian
tanpa kasih sayang dari sosok
lelaki yang dia anggap Ayah.
Setiap hari, detik, menit dan
waktu.

Lagi dan lagi, gadis yang memiliki
bulu mata lentik itu selalu menerima perlakuan kasar dari sang Ayah.

Atthalia murid pindahan dari SMA
Seroja. Atthalia, gadis cantik yang kehilangan kasih sayang dari
orangtuanya sejak kecil. Ibunya
meninggal setelah melahirkannya.
Abiyan Arditama, ayahnya selalu
sibuk dengan urusan bisnisnya diluar
kota.

Atthalia memiliki kemewahan, tapi dia tidak memiliki rasa cinta dari seorang ayah yang selalu diharapkan perhatiannya. Setiap dia mendapatkan nilai dibawah angka seratus. Atthalia selalu menjadi sasaran kemarahan Abiyan.

Plak

"Hey! Dasar anak bodoh! Punya otak
itu dipake!" maki Abiyan menghukumnya dengan tamparan keras pada Atthalia.

"Ayah aku mohon jangan tampar
aku terus. Sakit ayah!" ringis Atthalia
yang selalu Abiyan perlakukan kasar
seperti Gallen yang juga membencinya.

Atthalia bagai budak yang tidak
pernah mendapatkan secuil cinta
dari orang-orang disekitarnya.
Atthalia lebih banyak diam
akhir-akhir ini. Atthalia bagai
burung yang ingin terbang,
namun terkurung dalam sangkar.

Suara dering ponselnya berbunyi.
Atthalia tak menjawab panggilan teleponnya karena seluruh tubuhnya merasakan kesakitan teramat dalam.
Tidak seorang pun yang mau
mengerti apa yang sedang
dialaminya.

~Drid ... Drid ... Drid~

Suara dering ponselnya berbunyi
hampir lebih dari sepuluh kali. Atthalia sebenarnya lelah untuk menjawab panggilan telepon itu. Atthalia
menerima panggilan teleponnya
dengan terpaksa. Atthalia sudah
hapal dengan suara pemilik
telepon itu.

"Hallo! Kamu mau apa? Ngapain sih malam-malam begini telepon, gak
ada kerjaan banget? Aku ngantuk.
Kamu jangan mengganggu tidurku." Atthalia menahan kesal terhadap seseorang dibalik panggilan
teleponnya.

"Shit !Eh cupu Lo gak usah bawel.
Gue pengen Lo balikin buku gue
yang  kemarin," sahut Gallen
marah-marah di telepon.

"Apa kamu bilang? Buku? Buku yang mana?" tanya Atthalia kebingungan
dengan pertanyaan Gallen.

"Dasar cewek pelupa Lo! Lo gak ingat
kalau kemarin yang bawa buku gue
siapa, ha?" Gallen menahan emosi,
karena Atthalia melupakan barang
yang dicarinya.

Atthalia mengingat kejadian apa
yang dikatakan Gallen. Atthalia
tidak ingat betul apakah dia
membawa buku milik Gallen?
Seingat Atthalia, tidak ada buku
yang dibawanya setelah dicarinya
di setiap sudut tempat itu.

Karena capek meladeni ocehan
Gallen yang membuat otaknya
pusing. Atthalia memutuskan
sambungan sepihak telepon
dari Gallen.

"Woy! Keong racun kenapa Lo
tutup telepon gue," umpat Gallen melemparkan gawainya merasa
jengkel dengan tingkah Atthalia.

"Manusia batu ngeselin! Nelpon malam-malam gak jelas!" Atthalia
berucap dalam hati.

Keesokan harinya, Atthalia tengah memandu siswa SMA Mandala untuk upacara bendera. Atthalia seorang
wakil ketua OSIS dan Galen
sebagai ketua OSIS.

"Barisan dimulai. Ayo kalian yang
rapi barisnya!" seru Atthalia gadis
cantik dengan ciri khas rambut
kepang duanya dan kacamatanya,
dia tengah memimpin barisan.

Atthalia Gallen (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang