CCTV Rahasia

38 23 2
                                    

Hai jumpa lagi ya gaes.
Up lagi cerita Gallen nih.
Gimana kabar kalian hari
ini. Baik atau sebaliknya.
Untuk yang masih setia
baca ceritanya. Thanks you
udah mampir baca.

Happy reading day, semoga
hari kalian menyenangkan
dan bahagia. Untuk next
chapter ceritanya selanjutnya
tidak pakai visual lagi ya.

Langsung ke inti ceritanya.
Kalian bisa menghalu
sendiri karakter visual
yang kalian imajinasikan
Versi masing-masing, gaes.

Takdir masih mempertemukan
kita meskipun kamu masih bersama dengan orang lain
-ATTHALA YASMINE-

Gallen pulang dari markasnya.
Dia baru saja pulang sudah
diberi tamparan keras dari
Mandala. Ya, itu memang sering
terjadi padanya setelah Astrid
pergi.

Gallen baru sadar sifat asli
Mandala yang sesungguhnya
telah diperlihatkan. Pantas
Abiyan, ayahnya Atthalia
selalu memberikan nasihat
yang baik padanya.

Gallen salah menduga kalau
Mandala yang dia kira anggap
Ayah ternyata kelakuannya
seperti binatang buas. Jahat
dan kasar.

Plak

"Kamu darimana saja, hah?
Jam segini baru pulang. Apa
kamu sudah lupa sama jalan
pulang kerumah?" tanya
Mandala menatapnya tajam
dengan bentakan keras dan
nada beberapa oktaf.

"Untuk apa anda bertanya?
Jika anda ingin menyiksa
saya. Ayo Pa tampar! Tampar
Pa. Biar anda puas!" lawan
Gallen membantah pertanyaan
Mandala.

"Sudah berani kamu melawanku
sekarang. Dasar anak kurang
ajar! Kenapa kamu gak ikut
mati sekalian seperti ibumu
yang penyakitan itu, hah?!"
Mandala mengumpat habis-habisan
dan menginginkan kematiannya.

Gallen tidak menyangka, kalau
Mandala menginginkan dirinya
mati. Dulu Mandala tidak seperti
ini. Dulu dia pria paling sabar
dan penyayang. Sejak ayahnya
berpisah dari ibunya. Sikap
Mandala berubah.

Gallen tersenyum getir mendengar
umpatan Mandala yang berharap
dia mati. Ini sungguh tidak adil
baginya. Yang dia inginkan hanya
sebuah pelukan erat sang ayah
saat ini. Bukannya dihina, dicaci
dan dimaki.

"Ayo, Pa tampar lagi sepuas yang
anda inginkan!" Gallen mengangkat
tangan Mandala mendekatkannya
ke wajahnya sendiri. Mandala
terdiam dengan aksi Gallen.

Mandala benar-benar berubah
180 derajat dengan dirinya
setelah ditinggalkan Astrid
yang lebih memilih Abiyan
sahabatnya sendiri.

Mandala dan Abiyan mereka
bersahabat sejak kecil. Tapi
untuk soal percintaan. Justru
Abiyan pemenangnya.

Hingga terjadinya peristiwa
yang membuat hubungan
persahabatan mereka jadi
renggang, akibat sebuah
kesalahpahaman, yang
sampai saat ini belum
terpecahkan apa penyebabnya?

"Sudahlah... pergi kamu dari
sini. Muak saya melihat wajah
kamu, Gallen. Pergi kamu dari
rumahku sekarang juga," usir
Mandala dengan teganya
menyuruh Gallen anaknya
keluar dari rumah dia sendiri.

"Oke, kalau itu yang anda
inginkan. Mulai hari ini, aku
akan pergi dari sini. Tapi ingat,
Pa Mandala yang terhormat.
Saya jamin anda tidak akan
pernah ketemu saya lagi. Aku
benci punya papa sadis seperti
anda." Gallen memberikan
ucapan menohok pada
Mandala.

Atthalia Gallen (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang