Pesan Misterius

15 7 8
                                    

Tak akan ada yang
memisahkan antara aku dan
kamu, kecuali garis waktu
dan takdir semesta
-Gallen Angkasa Mandala-

Pelajaran Pak Raka kali
ini cukup membingungkan.
Ditambah pikiran Gallen yang
kacau setelah tadi ia terima
pesan misterius di handphone
istrinya.

Rasa takut, cemas dan gelisah
menjadi satu saat ini. Siapa
lagi peneror baru yang selalu
mengirim ancaman lewat
aplikasi hijaunya Atthalia?
Gallen kurang fokus dengan
pelajaran yang di ajarkan
Pak Raka saat ini.

Brakk

"Gallen ... maju ke depan!"
perintah Pak Raka menggebrak
meja belajarnya.

"Saya maju ke depan, Pak?"
tanya Gallen gelagapan kayak
orang yang baru saja bangun
tidur.

"Hahaha!" semua teman satu
kelasnya menertawakan raut
wajah bingung Gallen.

"Suamiku, kamu kenapa malah
bengong?" tanya Atthalia berbisik
pelan.

"Aku gapapa, sayang!" dusta Gallen
menyembunyikan kegelisahannya
di depan sang istri.

Meskipun Gallen kurang fokus
tetapi soal kepintarannya jangan
diragukan. Dia siswa pintar dan
selalu mendapatkan nilai terbaik
di sekolahnya.

Pak Raka sudah menebak jawaban
Gallen 100 persen benar. Gallen itu
terlihat brandalan hanya saat di luar
sekolah. Gallen juga memiliki banyak
piala kejuaraan di bidang akademik.

Kemampuan otaknya selalu
mendapat nilai diatas rata-rata.
Hanya satu kelemahan dia, Gallen
tidak bisa melihat seseorang yang
dia cintai terluka. Seperti yang saat
ini dipikirkannya. Lelaki itu sebisa
mungkin harus bisa tahan gejolak amarahnya.

Jam pelajaran berakhir. Pak
Raka memberikan tugas essay
yang harus dikerjakan di rumah.
"Kalian kumpulkan tugas essay
yang belum selesai tadi. Besok,"
jelas Pak Raka.

"Iya, Pak!" ucap semua siswa
kelas XII MIPA 5.

Semua siswa berhamburan dari
kelas mereka masing-masing.
Kantin lah tempat mereka
beristirahat siang ini. Tidak
terkecuali Gallen yang lebih
memilih di dalam kelas dengan
keempat temannya.

"Gallen, Lo kayak orang stres
tahu gak. Ada apa sama Lo?"
tanya Naufal yang duduk di
sebelahnya sembari meneguk
segelas botol minuman dingin
ditangannya.

"Iya, Len. Naufal bener tuh!"
seru Novan yang kali ini nampak
berbicara serius.

"Jujur saja deh Lo Len sama kita.
Lo gak anggap kita teman Lo lagi."
Erik geram dengan diamnya Gallen.

"Ih Abang Erik tong galak-galak.
Anjrit ... sieun urang, Rik ku maneh!"
ucap Abimanyu yang bicara dengan
logat bahasa sundanya, membuat
keempat temannya menoleh tak
mengerti apa yang dikatakannya.

Buk

"Kagak ngerti wa, Lo ngomong
apa Bimo," timpuk Novan.

"Aish! Kebiasaan Lo ya, Van,"
kata Abimanyu balik menimpuk
Novan.

"Dasar dua curut kampret Lo!"
maki Naufal.

"Haddeuuh!" tukas Erik yang
terkekeh melihat kedua tingkah
Novan dan Abimanyu yang
memang selalu menjadi bahan
ledekan mereka.

"Lo semua bisa diam gak sih.
Otak gue pusing tahu yang ada,"
ucap Gallen yang tiba-tiba
bersuara.

"Nah, Lo kan akhirnya ngomong
juga. Hahaha," ucap mereka
menertawakan Gallen dan
mereka semua langsung kena
hunusan tatapan tajam mata
elangnya Gallen.

Atthalia Gallen (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang