Dendam Mandala

13 6 0
                                    

Jika sekarang batas terakhir
nafasku selesai, aku titip dia Tuhan
-Atthalia Yasmine-

Terjadi pertikaian antara Gallen
dan anak buah suruhan Mandala
diparkiran. Gallen kalah dihajar
mereka berempat. Atthalia
menjerit histeris melihat suaminya
dikeroyok.

"Jangan pukul suamiku ...." Teriak
Atthalia menangis melihat suaminya
dihajar habis-habisan oleh tiga
pria berjas hitam itu.

"Mau kalian bawa kemana istriku?"

"Jangan banyak bacot!"

"Diam Lo!"

"Haha! Istri Lo akan kita bawa!"

"Katakan selamat tinggal untuk
istri Lo. Haha!"

Gallen terkapar tak berdaya.
Badannya tumbang dan ia
menahan rasa sakit yang
menjalar dibagian perutnya.
Gallen merasa bersalah karena
tidak bisa menjaga istrinya.
Atthalia diculik keempat pria
suruhannya Mandala.

Gallen menelpon Naufal. Ia
minta tolong kerahkan anggota
inti gengnya untuk mencari
tahu siapa orang yang berani
menculik Atthalia.

Drrt...

"Fal ... uhuk! Tolongin gue.
Bini gue diculik," ucap Gallen
sembari terbatuk-batuk.

"Apa Lo bilang? Atthalia di culik.
Lo sekarang ada di mana. Biar
gue tolongin Lo dulu. Coba Lo
share lock tempat kejadiannya.

"Oke, gue sekarang share lock!"
Gallen mengirim alamatnya.

Maudy tersadar dari kesalahannya.
Maudy tahu kelicikan yang dibuat
Mentari. Maudy mengingat apa
yang pernah terjadi di masa lalu
adalah kesalahpahaman.

Flashback sebelumnya,,,

Maudy mencari Mentari yang
belum keluar dari kelasnya.
Seusai pulang sekolah mereka
memang janjian untuk membuat
sebuah rencana menghancurkan
kebahagiaan Atthalia.

Mentari tengah menelpon
seseorang sambil tertawa.
Maudy mendengar obrolan
Mentari dengan orang itu.

"Lo tenang saja. Si Maudy gue
jadikan alat. Dia gak tahu kalau
yang udah bikin adiknya mati
itu gue. Dan bodohnya, dia
percaya kalau si cewek gila itulah pembunuhnya. Hahaha!"

"Jadi elo, Tar yang udah bikin
adik gue mati. Jadi gue selama
ini salah paham pada Atthalia.
Dasar perempuan jahat Lo, Tar!"
umpat Maudy setelah tahu fakta
dalang pembunuh adiknya.

Maudy membekap mulutnya
sendiri. Ia sudah salah menuduh
Atthalia sebagai penyebab
kematian adiknya tiga tahun lalu.

Diwaktu yang bersamaan Erik
lewat melihat Maudy tengah
menangis teringat akan
penyesalannya pada Atthalia.
"Maafin gue, Thalia. Gue punya
dosa sama Lo, hiks. Tapi, gue janji
akan bantu Lo bongkar semua
kebusukannya si Mentari cewek
iblis sialan itu!"

"Hey, Dy kok Lo nangis. Ada apa?"
tanya Erik yang kemudian memeluk
gadis itu.

Maudy jahat karena tipu daya
Mentari yang selama ini playing
victim padanya. Maudy menangis
di pelukan Erik. "Erik, gue udah
dosa nuduh Atthalia sebagai
pembunuh adik gue dulu. Gue
memang benci sama Atthalia
gara-gara kesalahpahaman yang
gue buat sendiri. Yang jahat itu
bukan dia, tapi Mentari. Hiks!"

"Udahlah, gue udah tahu kok!
Lo dengerin gue. Lo harus minta
maaf sebelum terlambat. Lo
harus tahu sisa umur Atthalia
gak bakalan panjang," ucap
Erik membuat Maudy semakin
merasa bersalah.

"Atthalia sakit, Rik?" tanya Maudy
dengan tatapan sendu.

"Iya, harapan hidupnya tipis.
Atthalia kena kanker, Dy," jelas
Erik.

Atthalia Gallen (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang